Transportasi minyak bumi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Transportasi minyak bumi adalah proses memindahkan minyak bumi maupun turunannya, seperti bahan bakar.[1] Minyak bumi dapat dipindahkan dengan menggunakan gerbong ketel, truk, kapal tanker, maupun jalur pipa. Moda mana yang digunakan tergantung pada jumlah minyak bumi yang akan dipindah maupun tujuannya. Masalah terbesar dalam pemindahan minyak bumi adalah polusi dan potensi kebocoran, karena minyak bumi sangat sulit untuk dibersihkan dan berbahaya bagi makhluk hidup.

Metode[sunting | sunting sumber]

Kapal laut[sunting | sunting sumber]

Kapal tanker dan tongkang dapat membawa minyak ke seluruh dunia. Kapal pun dapat membawa banyak minyak bumi dalam sekali perjalanan dengan biaya yang sangat murah. Kapal tanker juga menjadi satu-satunya cara paling praktis untuk membawa minyak menyeberangi samudera. Biasanya kapal tanker besar digunakan untuk memindahkan minyak antar benua. Tongkang berfungsi mirip seperti kapal tanker, namun berukuran lebih kecil dan tidak memiliki mesin penggerak sendiri. Tongkang biasanya didorong ataupun ditarik oleh kapal tunda, sehingga tongkang tidak efektif untuk memindahkan minyak dalam jarak jauh. Tongkang pun hanya digunakan untuk memindahkan minyak dalam jarak dekat maupun di laut dengan ombak yang tidak terlalu tinggi.[2]

Jalur pipa[sunting | sunting sumber]

Jalur pipa digunakan untuk memindahkan minyak bumi dari tambang ke kilang maupun ke fasilitas penyimpanan. Jalur pipa dipandang sebagai cara paling efektif untuk memindahkan minyak di daratan.[3] Pertama-tama, minyak bumi dikumpulkan di mulut tambang, atau di tempat tertentu di dekat mulut tambang. Lalu minyak bumi dipompa melalui jalur pipa ke kilang. Jalur pipa pun dapat digunakan untuk mengirimkan hasil olahan minyak bumi, seperti bensin, solar, maupun avtur, dari kilang ke terminal bahan bakar ataupun langsung ke pembeli. Jalur pipa tidak hanya berupa pipa, namun juga dilengkapi beberapa komponen sebagai pendukung, seperti pompa pendorong untuk menjaga laju minyak, dan area inspeksi untuk memastikan bahwa minyak tidak terkontaminasi. Walaupun memerlukan biaya pemasangan yang lebih besar, jalur pipa dapat dioperasikan dengan biaya yang lebih murah daripada metode lain.[3] Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan jalur pipa inipun tidak terlalu banyak.[4] Walaupun begitu, ada beberapa kondisi yang membuat jalur pipa tidak lebih murah. Contohnya adalah transportasi minyak menyeberangi samudera, yang lebih murah dilakukan dengan kapal tanker daripada dengan jalur pipa.

Kereta api[sunting | sunting sumber]

Kereta api menjadi cara lain untuk memindahkan minyak di daratan. Pertama-tama, minyak dimuat ke dalam gerbong tangki, dan kemudian ditarik oleh lokomotif dari kilang ke terminal bahan bakar. Kereta api dapat membawa banyak minyak dengan menggunakan beberapa gerbong tangki sekaligus. Tiap gerbong tangki dapat membawa cukup banyak minyak, seperti gerbong tangki DOT-111 yang dapat membawa 34.500 galon AS (820 bbl; 131 m3).[5] Jika ada sepuluh gerbong tangki DOT-111 yang dirangkaikan menjadi satu, maka rangkaian tersebut dapat membawa 345.000 galon AS (8.200 bbl; 1.310 m3) minyak. Lokomotif yang digunakan untuk menarik gerbong tangki biasanya memiliki tenaga besar dan dapat dirangkaikan dengan lokomotif lain, sehingga dapat meningkatkan jumlah tangki yang dapat ditarik. Gerbong tangki biasanya digunakan untuk membawa hasil olahan minyak bumi, dari kilang ke terminal bahan bakar, bukan minyak bumi mentah.[6] Gerbong tangki umum digunakan untuk memindahkan bahan bakar dalam jarak jauh, yang belum dapat dijangkau oleh jaringan pipa.

Jalur pipa vs. gerbong tangki[sunting | sunting sumber]

Perdebatan publik mengenai jalur pipa dan gerbong tangki terus berkembang selama beberapa dekade terakhir, semenjak jumlah minyak yang diangkut dengan gerbong tangki terus meningkat.[7][8] Perdebatan kembali memanas pada tahun 2013 setelah terjadinya tragedi Lac-Mégantic di Quebec, saat sebuah kereta barang anjlok dan menumpahkan 5,56 juta liter[9] minyak mentah, dan menyebabkan ledakan yang menghancurkan sebagian besar pusat kota. Pada tahun yang sama, sebuah kereta api yang membawa propane dan minyak mentah anjlok di dekat Gainford, Alberta, menyebabkan dua ledakan, namun tidak ada yang terluka maupun tewas dalam kejadian ini.[10] kecelakaan Kereta api inipun meningkatkan kesadaran masyarakat tentang belum kuatnya peraturan perkeretaapian mengenai pengangkutan minyak mentah. Kegagalan jalur pipa juga terjadi, contohnya pada tahun 2015 saat jalur pipa milik Nexen retak dan membocorkan 5 juta liter minyak mentah, dengan luas area terdampak mencapai 16.000 m2 di fasilitas milik Nexen di Long Lake, selatan Fort McMurray.[11] Walaupun jalur pipa dan gerbong tangki umumnya cukup aman, keduanya tetap membawa risiko. Namun banyak penelitian menyimpulkan bawa jalur pipa lebih aman, berdasarkan kerugian dari beberapa kejadian sebelumnya dibandingkan dengan jumlah minyak yang dibawa tiap hari.[12][13] Antara tahun 2004 dan 2015, peluang insiden perkeretaapian di Kanada 2,6 kali lebih besar daripada peluang insiden jalur pipa, per ribuan barel minyak.[14] Peluang insiden kereta pengangkut produk gas alam juga 4,8 kali lebih besar daripada peluang insiden jalur pipa gas alam.[14][15]

Truk[sunting | sunting sumber]

Truk tangki berfungsi mirip seperti gerbong ketel, namun truk biasanya hanya digunakan untuk memindahkan minyak dari terminal bahan bakar ke SPBU atau langsung ke pembeli, karena kapasitasnya lebih kecil dan dapat melintasi jalan umum. Terkadang truk tangki juga digunakan untuk membawa minyak mentah dari tambang ke kilang, saat belum tersedia jalur pipa maupun metode transportasi lain.[6] Tangki yang dipasang pada truk umumnya dapat menampung 8.000 hingga 32.000 liter bahan bakar.[16]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Edge, Graham (1998). A Century of Petroleum Transport. Roundoak. ISBN 978-1-8715-6527-0. 
  2. ^ "Oil Transportation". PetroStrategies, Inc. Diakses tanggal 29 October 2015. 
  3. ^ a b Karangwa, Eugene (2008). "Estimating the cost of pipeline transportation in Canada" (PDF). Canadian Transport Research Forum. 
  4. ^ Trench, Cheryl J. (December 2001). How Pipelines Make the Oil Market Work – Their Networks, Operation and Regulation (PDF) (Laporan). New York: Allegro Energy Group. 
  5. ^ "49 CFR 179.13 - Tank car capacity and gross weight limitation". LII / Legal Information Institute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-04-20. 
  6. ^ a b 5.2 Transportation And Marketing Of Petroleum Liquids (PDF). AP-42, Compilation of Air Pollutant Emission Factors (Laporan) (edisi ke-fifth). EPA. 2008. Diakses tanggal 21 April 2015. 
  7. ^ "Data shows where real risks lie in moving oil by pipeline or rail: op-ed". Fraser Institute (dalam bahasa Inggris). 2013-10-31. Diakses tanggal 2018-11-22. 
  8. ^ "Varcoe: As Canada waits for pipelines, record volumes of oil move by rail". Calgary Herald (dalam bahasa Inggris). 2018-07-31. Diakses tanggal 2018-11-22. 
  9. ^ Dunford, David Tyler (2017-02-01). "The Lac-Mégantic Derailment, Corporate Regulation, and Neoliberal Sovereignty". Canadian Review of Sociology (dalam bahasa Inggris). 54 (1): 69–88. doi:10.1111/cars.12139. ISSN 1755-618X. PMID 28220679. 
  10. ^ Riedlhuber, Dan (October 20, 2013). "Alberta train derailment renews fears over moving oil by rail". The Globe and Mail. Diakses tanggal April 7, 2018. 
  11. ^ "Pipeline leak spills 5 million litres from Alberta oilsands | CBC News". CBC (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-04-07. 
  12. ^ Green & Jackson (August 2015). "Safety in the Transportation of Oil and Gas: Pipelines or Rail?". Fraser Research Bulletin: 14. 
  13. ^ Furchtgott-Roth, Diana (June 2013). "Pipelines Are Safest for Transportation of Oil and Gas". Manhattan Institute for Policy Research. 23: 10. 
  14. ^ a b Safety First : Intermodal Safety for Oil and Gas Transportation. Green, Kenneth P., Jackson, Taylor., Canadian Electronic Library (Firm). Vancouver, BC, CA. ISBN 9780889754485. OCLC 1001019638. 
  15. ^ 6 Summary of Results | TRB Special Report 311: Effects of Diluted Bitumen on Crude Oil Transmission Pipelines | The National Academies Press (dalam bahasa Inggris). 2013. doi:10.17226/18381. ISBN 978-0-309-28675-6. 
  16. ^ "Refined Fuel Trucks - Westmor Industries Fuel Delivery Equipment". westmor-ind.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-07. Diakses tanggal 2017-09-07. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]