Transportasi di Tiongkok

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Transrapid Shanghai Maglev Train dengan kecepatan maks. 431 km/jam (268 mph). Pertama dan satu-satunya kereta maglev berkecepatan tinggi komersial di dunia.

Transportasi di Republik Rakyat Tiongkok telah mengalami pertumbuhan dan ekspansi pesat dalam beberapa tahun terakhir. Konstruksi bandara, jalan, dan rel kereta api memberikan lapangan kerja besar-besaran di Republik Rakyat Tiongkok pada dekade ke depan.

Kereta api adalah bentuk transportasi utama juga telah digunakan untuk jarak jauh. Jumlahnya juga telah bertambah dua kali lipat sejak pertengahan abad ke-20, dengan jaringan yang luas menyediakan layanan ke seluruh negara. Kota-kota besar telah memiliki sistem metro yang telah beroperasi, sedang konstruksi, atau dalam tahap perencanaan. Sistem jalan tol dan jalan juga telah berekspansi cepat, mengakibatkan peningkatan pesat jumlah kendaraan bermotor yang digunakan di seluruh Tiongkok. Meskipun sistem transportasi di Tiongkok terdiri dari jaringan yang luas di wilayahnya yang besar, namun kecenderungannya lebih banyak di daerah pesisir yang telah berkembang dan kota-kota pedalaman sepanjang sungai utama.[1]

Keadaan fisik dan kelengkapan infrastruktur transportasi di Tiongkok cenderung bervariasi tergantung geografi. Di kawasan terpencil, daerah pedesaan masih sangat tergantung pada alat transportasi non-mekanik, sedangkan di Shanghai ada sistem kereta maglev modern yang menghubungkan pusat kota dengan bandara internasional.

Sebagian besar sistem transportasi di Tiongkok dibangun setelah didirikannya Republik Rakyat pada tahun 1949. Sebelum tahun 1950, hanya ada 21,800 km (13,546 mi) jalur kereta api. Pada tahun 2010, jaringan kereta api yang menjadi 90,000 km (55,923 mi).[2] Kereta api tetap menjadi bentuk transportasi yang paling populer, meskipun perjalanan udara juga mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak akhir tahun 1990-an. Usaha pemerintah untuk menghubungkan negara melalui "Sistem Badan Jalan Tol Nasional" telah memperluas jaringan hingga 97,000 km (60,273 mi) pada akhir 2012[3] membuat Tiongkok memiliki jaringan jalan tol terpanjang di dunia.

Peraturan[sunting | sunting sumber]

Daratan Tiongkok[sunting | sunting sumber]

Transportasi di Tiongkok Daratan diatur oleh sebuah badan baru yang dibentuk dari Kementerian Kominfo, Kementerian Perkeretaapian, dan Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok.

Daerah administratif khusus[sunting | sunting sumber]

Pemerintah tidak memiliki otoritas yurisdiksi di Hong Kong dan Makau. Transportasi di Hong Kong diatur oleh Departemen Transportasi Hong Kong sedangkan Macau transportasi diatur oleh Biro Tanah, Pekerjaan Umum dan Transportasi Makau.

Rel[sunting | sunting sumber]

Jaringan kereta api di Tiongkok saat ini, termasuk jalur HSR

Kereta api adalah salah satu alat transportasi utama di Tiongkok. Pada tahun 2011, kereta api mengangkut 2,947 miliar ton-kilometer barang[4] dan 961.23 miliar penumpang-kilometer;[4] kedua volume lalu lintas itu adalah yang tertinggi di dunia. Tingginya volume lalu lintas membuat sistem perkeretaapian penting bagi ekonomi negara. Sistem perkeretaapian Tiongkok membawa membawa 24% volume transportasi kereta api dunia pada hanya 6% panjang rel kereta api sedunia. Tiongkok memiliki jaringan kereta api terpanjang ketiga dunia; pada tahun 2010 panjangnya 91,000 km (56,545 mi) panjang, peningkatan 5,000 km (3,107 mi) dari tahun 2009. Sekitar 47% diantaranya adalah jaringan listrik. [4]

Pada tahun 2011, total armada kereta api di Tiongkok memiliki 19.431 lokomotif[4] termasuk 100 lokomotif uap namun saat ini hanya digunakan sebagai daya tarik wisata, sementara yang lain telah dipensiunkan. Sisa lokomotif lainnya bertenaga diesel atau listrik. 352 lokomotif lainnya dimiliki oleh kereta api lokal dan 604 dioperasikan oleh perusahaan joint-ventura. Kereta api nasional memiliki gerbong barang berjumlah 622.284[4] dan gerbong penumpang sejumlah 52.130 .[4]

Dalam beberapa dekade terakhir, penggunaan rel di Tiongkok tumbuh signifikan dalam hal volume barang dan penumpang yang diangkut. Sejak tahun 1980, volume barang yang diangkut (ton metrik kali kilometer perjalanan) telah meningkat 305% dan volume penumpang (juta penumpang kali kilometer perjalanan) telah meningkat 485%.[5] Selama waktu yang sama, total panjang jalur kereta api hanya meningkat sebesar 34%.[5]


Metro[sunting | sunting sumber]

Stasiun Dongdan
pada Jalur 5, Beijing Subway

Saat ini ada 15 sistem angkutan cepat di daratan Cina. Selanjutnya 18 sistem sedang konstruksi dan 20 sistem sedang direncanakan. Dengan paket stimulus ekonomi sebesar ¥4 triliun, saat ini semua sistem kereta bawah tanah yang ada sedang diekspansi besar-besaran. Beijing Subway, dibuka pada tahun 1969, saat ini memiliki 15 jalur, 218 stasiun, dan 372 km (231 mi) jalur bawah tanah dan akan ditambah menjadi 1.000 km (621 mi) pada tahun 2020.[6] Tianjin Metro dimulai pada tahun 1970 sebagai rencana jaringan 1.539 km (956 mi) dengan 7 jalur, saat ini sudah ada 2 jalur sepanjang 2.618 km (1.627 mi) dengan 22 stasiun. Shanghai Metro, yang dibuka pada tahun 1995, pada akhir tahun 2010 telah memiliki 12 jalur, 233 stasiun dan 420 km (261 mi) panjang jalur operasi, menjadikannya sistem metro terpanjang seluruh dunia. Guangzhou Metro dibuka pertama kali pada tahun 1997, saat ini memiliki 5 jalur (per 2010), 144 stasiun, dan memiliki 236 km (147 mi) dengan tambahan 400 km (249 mi) direncanakan akan selesai pada tahun 2020.Shenzhen Metro dibuka pada tahun 2004, awalnya dengan dua garis, 19 stasiun, dan 218 km (135 mi) dari jalur;setelah 2010 itu memiliki lebih dari 70 km (43 mi), dan pada bulan juni 2011 itu telah diperluas untuk 177 km (110 mi) dari operasional metro.

Kota-kota yang memiliki sistem metro:

Jalan[sunting | sunting sumber]

Kendaraan bermotor[sunting | sunting sumber]

Saat ini, Tiongkok terhubung jaringan jalan raya (Jalan Raya Nasional Tiongkok) dan jalan bebas hambatan. Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah berkembang pesat untuk sistem jalan tol. Antara 1990 dan 2003, total panjang jalan perkotaan di Tiongkok naik lebih dari dua kali lipat; meningkat dari 95.000 menjadi 208,000 kilometer selama periode itu. Demikian pula, selama periode waktu yang sama, total area yang dialokasikan untuk jalan lebih dari tiga kali lipat; dari 892 juta meter persegi pada tahun 1990 menjadi 3.156,5 juta meter persegi pada tahun 2003.[7]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]