Thomas Sutikna

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Drs. Thomas Sutikna, M.Hum (lahir 16 November 1963[1]) merupakan arkeolog dari Indonesia. Dia terkenal atas penemuan Homo floresiensis di Liang Bua yang berlokasi di Pulau Flores, Indonesia. Spesies manusia purba ini dinyatakan lebih tua dibandingkan Homo Sapiens dan merupakan saudara spesies homo sabilis.[2] Sutikna telah menjadi peneliti di Centre of Archaeological Science di Universitas Wollongong sejak tahun 2011 dan juga menerima fellowship pascadoktoral Mike Morwood sejak tahun 2014 sampai tahun 2019.[3][4] Thomas Sutikna telah menerima dua penghargaan internasional, yaitu penghargaan The World’s Most Influential Scientific Minds pada tahun 2014 oleh Thomson Reuters dan Shanghai Archaeology Forum (SAF) Field Discovery Award pada tahun 2017.[5]

Masa awal kehidupan dan pendidikan[sunting | sunting sumber]

Sutikna tumbuh di Baleharjo dan bersekolah di Sekolah Dasar Kanisius 2 Baleharjo dan melanjutkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kanisius I Wonosari. Sejak SMP, dia telah tertarik dengan ilmu sejarah karena dapat mempelajari asal usul kehidupan manusia, budaya dan lingkungannya sejak Zaman Prasejarah hingga saat dia hidup. Pengetahuannya ini dia rasa dapat membantu menyiapkan kehidupan yang lebih baik di masa depan. Sutikna melanjutkan pendidikannya di Universitas Sebelas Maret (UNS) pada tahun 1983 dengan mengambil Jurusan Sejarah di Fakultas Sastra dan Budaya. Pemilihan UNS sebagai perguruan tinggi dikarenakan kedekatan lokasinya dengan Museum Fosil Sangiran.[6][7]

Sutikna lulus pada tahun 1990 dan melanjutkan studi arkeologinya dengan bertemu Raden Pandji Soejono yang saat itu menjabat sebagai peneliti senior di Pusat Penelitian Arkeologi nasional. Pada tahun 1997, Sutikna melanjutkan studi magister di jurusan arkeologi di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.[6] Dia lulus pada tahun 2000[8]

Proses penemuan Homo Floresiensis[sunting | sunting sumber]

Penelitian yang berlangsung dari tahun 2001 sampai 2004 di Liang Bua dipimpin oleh Morwood dan Soejono yang merupakan proyek kerjasama antara Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Universitas New England.[9] Penelitian ini dilakukan bersama dengan Wahyu Saptomo, Jatmiko, Thomas Sutikna, dan Rokus Awe Due.[10] Sutikna dan rekan-rekannya berhasil menemukan Homo Florisiensis pada tanggal 2 September 2003 setelah menemukan bagian stegodon ketika tajak milik Benyamin Tarus menggores bagian alis mata tengkorak manusia purba tersebut.[11] Mereka berhasil menemukan sembilan tengkorak[12] dengan satu tengkorak utuh yang diberi nama "LB1" sebagai holotipe.[13]

Pada saat itu, Sutikna dan rekannya memperkirakan bahwa umurnya sekitar 18.000 atau 38.000 tahun lalu.[14] Namun, penelitian ulang oleh Sutikna merevisi umurnya menjadi minimum 50.000 tahun yang lalu.[15]

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Alumni UNS Berprestasi 2015: Salah Satu Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia". alumni.uns.ac.id (dalam bahasa Inggris). 15 November 2015. Diakses tanggal 8 April 2021. 
  2. ^ Argue, Debbie; Groves, Colin P.; Lee, Michael S. Y.; Jungers, William L. (2017-06-01). "The affinities of Homo floresiensis based on phylogenetic analyses of cranial, dental, and postcranial characters". Journal of Human Evolution (dalam bahasa Inggris). 107: 107–133. doi:10.1016/j.jhevol.2017.02.006. ISSN 0047-2484. 
  3. ^ "Sutikna, Thomas Dr". scholars.uow.edu.au. Diakses tanggal 8 April 2021. [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ Thompson, Angela (28 Oktober 2014). "Hobbit's world to be explored with UOW fellowship". Illawarra Mercury (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 8 April 2021. 
  5. ^ "Lakehead University Professor receives an international Field Discovery Award". Lakehead University (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 8 April 2021. 
  6. ^ a b "Drs. Thomas Sutikna, M.Hum. Salah Satu Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia". Universitas Sebelas Maret. 23 Maret 2015. Diakses tanggal 8 April 2021. 
  7. ^ Sumargo, Setya Krisna (13 November 2017). "Putra Gunungkidul Ini Jadi Ilmuwan Hebat Bidang Arkeologi". Tribun Jogja. Diakses tanggal 8 April 2021. 
  8. ^ "Thomas Sutikna". The Conversation (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 8 April 2021. 
  9. ^ "Preface: research at Liang Bua, Flores, Indonesia". Journal of Human Evolution (dalam bahasa Inggris). 57 (5): 437–449. 2009-11-01. doi:10.1016/j.jhevol.2009.07.003. ISSN 0047-2484. 
  10. ^ "Penelitian Gigi Manusia Hobbit dari Flores untuk Pecahkan Tanda Tanya". Warta Kota. 9 Desember 2015. Diakses tanggal 8 April 2021. 
  11. ^ Graham, Duncan (13 November 2018). "Understanding flo the 'hobbit' of Liang Bua". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 8 April 2021. 
  12. ^ Morwood, M. J.; Brown, P.; Jatmiko; Sutikna, T.; Wahyu Saptomo, E.; Westaway, K. E.; Awe Due, Rokus; Roberts, R. G.; Maeda, T. (2005-10). "Further evidence for small-bodied hominins from the Late Pleistocene of Flores, Indonesia". Nature (dalam bahasa Inggris). 437 (7061): 1012–1017. doi:10.1038/nature04022. ISSN 1476-4687. 
  13. ^ Brown, P.; Sutikna, T.; Morwood, M. J.; Soejono, R. P.; Jatmiko; Wayhu Saptomo, E.; Awe Due, Rokus (2004-10). "A new small-bodied hominin from the Late Pleistocene of Flores, Indonesia". Nature (dalam bahasa Inggris). 431 (7012): 1055–1061. doi:10.1038/nature02999. ISSN 1476-4687. 
  14. ^ Morwood, M. J.; Soejono, R. P.; Roberts, R. G.; Sutikna, T.; Turney, C. S. M.; Westaway, K. E.; Rink, W. J.; Zhao, J.-x; van den Bergh, G. D. (2004). "Archaeology and age of a new hominin from Flores in eastern Indonesia". Nature (dalam bahasa Inggris). 431 (7012): 1087–1091. doi:10.1038/nature02956. ISSN 1476-4687. 
  15. ^ Sutikna, Thomas; Tocheri, Matthew W.; Morwood, Michael J.; Saptomo, E. Wahyu; Jatmiko; Awe, Rokus Due; Wasisto, Sri; Westaway, Kira E.; Aubert, Maxime (2016). "Revised stratigraphy and chronology for Homo floresiensis at Liang Bua in Indonesia". Nature (dalam bahasa Inggris). 532 (7599): 366–369. doi:10.1038/nature17179. ISSN 1476-4687.