Tajau

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tajau Segiu.

Tajau atau Balanga adalah jenis guci keramik khas Suku Dayak.[1] Bentuk Tajau dapat pula dikategorikan sebagai tempayan besar yang terbuat dari tanah berlapis seperti porselen.[2] Bagi suku Dayak, tajau termasuk barang yang bernilai sakral dan memiliki harga yang tinggi dibanding jenis keramik yang lainya.[1] Hal tersebut dikarenakan bahan yang digunakan dalam pembuatan Tajau tidak hanya dari tanah liat semata, tetapi juga dicampur oleh serbuk emas, batu intan atau benda berharga lainya.[3]

Motif dan ukuran tajau sangat bervariasi.[4] Untuk mengamati, mengetahui asal usul, perkiraan tahun pembuatanya dan kualitas pembuatanya dibutuhkan pengamatan yang sangat cermat. antara lain dengan mengamati lukisan yang ada pada tajau tersebut, sebab tajau ada dua jenis yaitu tajau Laki-laki dan tajau Perempuan.[4]

Sementara itu untuk fungsi tajau sendiri dipergunakan sebagai barang adat pada acara meminangan gadis, tempat menyuguhkan sesaji bagi para leluhur atau roh-roh suci.[4] Ditemukan fakta tajau juga dipergunakan untuk menyimpan tulang belulang manusia yang telah meninggal, terbukti ditemukanya kuburan tajau pada tahun 2010 lalu di Kecamatan Sanga sanga Kabupaten Kutai Kartanegara.[5]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Menurut keyakinan suku Dayak, tajau berasal dari Ranying Hatalla (tuhan yang maha kuasa).[1] Dan dibuat dari campuran tanah untung panjang yang dicampur emas.[1] tajau, dibuat sendiri oleh Ranying Hatalla. Dalam proses pembuatan dibantu oleh Lalang Rangkang Haramaung Ampit Putung Jambangan Nyahu, Setelah penciptaan tajau pun diturunkan ke bumi, dan diserahkan kepada Ratu Campa.[1] Atas keyakinan tersebut, tajau mempunyai arti khusus bagi suku Dayak. Memiliki banyak koleksi tajau akan meningkatkan status sosial seseorang. Orang Dayak juga meyakini bahwa tajau mempunyai roh yang bertempat tinggal di langit ke enam. Itulah sebabnya pada telinga tajau, sering digantungkan sesajen. Apabila ada tajau yang pecah, upacara adat diadakan, agar roh tajau tidak marah.[1]

Jenis[sunting | sunting sumber]

Tajau atau Belanga sendiri memiliki beberapa jenis, adapun jenis-jenis tajau sebagai berikut:[1][4]

  1. Tajau Lagie ciri-ciri Warna, merah, kuning. Mempunyai enam sampai delapan telinga. Tinggi tajau empat sampai lima jengkal. Untuk tajau yang mempunyai telinga antara tujuh sampai delapan, harganya lebih mahal. Apabila pada bagian telinga tajau atau tajau tersebut, tampak ada bekas jari yang sangat jelas, maka tajau atau tajau tersebut laki-laki. Akan tetapi apabila bekas jari yang tidak begitu jelas, maka tajau tersebut perempuan. Apabila pada bagian telinga bergigi, dan lukisan yang ada tidak begitu terang, maka harga tajau tersebut tidak mahal. tajau yang menunjukkan kelakian yang tulen, apabila di bagian pinggir mulut tajau, ditemukan garis.
  2. Tajau Sebangkang, tajau jenis ini berwarna kemerah-merahan. Mempunyai enam buah telinga ukuran besar, hingga pada bengkokannya dapat digunakan untuk menggantung parang. Tingginya empat sampai lima jengkal dan bermulut besar.
  3. Tajau Lakian dan Brahanm, tajau jenis ini, telinganya lebar, antara satu setengah sampai dua jari. Namun apabila dibandingkan dengan telinga Brahan, ukuran telinga lakian, agak lebih kecil sedikit. Biasanya ditemukan lukisan naga yang lebarnya antara dua sampai tiga jari. Brahan dan Lakian, bentuknya hampir sama, perbedaan hanya pada lukisan naga saja. Patokan untuk membedakan Brahan dan Lakian adalah Brahan bersisik, telinganya berbentuk bundar dan ukuran telinga hanya satu inci saja, dan ada lubang-lubang. Apabila dalam lukisan naga terlihat jelas ada mata dan hidung, menunjukkan bahwa Brahan tersebut tidak palsu. Brahan yang paling baik apabila sisik yang ada berjauhan letaknya dan terlihat bahwa naga hendak mengambil buah yang tergantung disitu.
  4. Tajau Berikit, tajau jenis ini disebut juga berikit, karena dari sebelah bawah sampai leher tajau menyerupai belahan rotan.
  5. Tajau Rantungan, tajau jenis Ratungan memiliki belahan rotannya bersusun dua dan dibagian leher sebelah atas, ujungnya sedikit bengkok keluar, menyerupai bundaran.
  6. Tajau Tamun jenis tajau ini tidak memiliki berikit.
  7. Tajau Rimpah tajau jenis ini juga tidak memiliki berikit.
  8. Tajau Tingang tajau ini memiliki lukisan berbentuk Burung Enggang, harganya murah, tinggi dua setengah sampai tiga setengah jengkal, keliling lima sampai tujuh jengkal.
  9. Tajau Bingkon tinggi tajau ini dua setengah sampai tiga setengah jengkal, keliling lima sampai tujuh jengkal.
  10. Tajau Bako tajau ini memiliki tinggi dua setengah sampai tiga setengah jengkal, keliling lima sampai tujuh jengkal.
  11. Tajau Kemis tinggi dua setengah sampai tiga setengah jengkal, keliling lima sampai tujuh jengkal.
  12. Tajau Rawie tajau Rawie, memiliki warna kemerah-merahan, mempunyai enam buah telinga. Tingginya empat sampai lima jengkal, tidak ada lukisan.
  13. Tajau Merajang tajau ini berwarna kuning muda, terkadang ada pula yang berwarna agak kemerah-merahan. Mempunyai enam buah telinga, dengan tinggi empat sampai lima jengkal, tidak ada lukisan gambar.
  14. Tajau Macan tajau jenis ini memiliki telinga kecil, tetapi tidak berlubang. Bibir sedikit turun ke bawah. tajau jenis ini banyak macamnya, ada pula yang termasuk jenis terbaik dan hampir menyerupai Brahan.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g "Mengenai tajau Balanga Tempayan Dayak". Huma Betang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-02. Diakses tanggal 24 Maret 2015. 
  2. ^ "Definisi Tajau". Arti Kata.com. Diakses tanggal 24 Maret 2015. 
  3. ^ "Tajau Lambang Kekayaan Iban". Utusan Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-15. Diakses tanggal 24 Maret 2015. 
  4. ^ a b c d Tjilik Riwut, (1979). Kalimantan Membangun. Jayakarta Agung Offset. Hal. 234
  5. ^ Wisnubrata, A. (ed.). "Kuburan Abad Ke-18 Terbesar Ditemukan". Kompas.com. Kompas Online. Diakses tanggal 24 Maret 2015.