Suraghana

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Prabu Suraghana atau Rahyang Mandiminyak adalah Raja kedua di Kerajaan Galuh yang memerintah di Kerajaan Galuh dengan gelar Prabu Suraghana atau Suradharmaputra dari tahun 702 Masehi sampai 709 Masehi mengantikan Sang Wretikandayun, ayahnya.[1]

Rahyang Mandiminyak
Sang Jalantara Prabu Suraghana Suradharmaputra
Raja Galuh Ke - 2
Berkuasa702 – 709
PendahuluWretikandayun
PenerusSanna
Informasi pribadi
AyahWretikandayun
IbuCandrarasmi
Pasangan
Anak

Biografi[sunting | sunting sumber]

Peta Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh.

Namanya Sang Jalantara Rahyang Mandiminyak putra Wretikandayun putra Raja Kandiawan putra Raja Putra Suraliman putra Raja Maha Guru Manikmaya, pendiri Kerajaan Kendan. Dari jalur ibu ia putra Dewi Manawati yang bergelar Prameswari Déwi Candrarasmi putri Resi Makandria.

Ia berputra dari Dewi Wulansari bernama Rahyang Sena atau Bratasenawa, kelak menjadi penggantinya menjadi raja Kerajaan Galuh ke-3, dan Sang Jalantara pun menikahi Dewi Parwati putri Ratu Shima (Maharani) Kerajaan Kalingga di Jawa Tengah dan berputri Dewi Sanaha. Kelak Bratasenawa berputra Maharaja Harisdarma Sanjaya, Rakai Mataram.

Kerajaan Galuh dan Pemerintahannya[sunting | sunting sumber]

Sang Wretikandayun, berumur panjang menjadi raja Kerajaan Galuh selama 90 tahun (612 - 702 M). Pada tahun 695 M, Rahyang Mandiminyak, Putra mahkota Galuh menikahi Dewi Parwati, anak Ratu Sima dengan Kartikeyasinga, raja Kalingga yang berkedudukan di Jawa Tengah karena itulah Mandiminyak tinggal di Kalingga menjadi penguasa Kalingga Utara.

Pada tahun 702 M Sang Jalantara menerima tahta Kerajaan Galuh menggantikan ayahnya Wretikandayun sehingga Prabu Suraghana Sudharmaputra berkuasa di dua negara, yaitu Kerajaan Kalingga (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan Kerajaan Galuh (di Tatar Sunda). Posisi Rahiyang Mandiminyak sangat kuat sekali, dan pada tahun 703/704 M, Mandiminyak menjodohkan cucunya, Sanjaya, Rakai Mataram putra Sanna atau Bratasenawa putra Mandiminyak, dengan Dewi Sekar Kancana (Teja Kancana Ayupurnawangi) putri Rakyan Sundasembawa (mati muda) putra Sri Maharaja Tarusbawa. Cucu mantu Raja Sunda, Sanjaya, Rakai Mataram berkedudukan di Pakuan Bogor. Karena itu pengaruh kekuasaan Kerajaan Galuh pada masa Mandiminyak sangat luas, yaitu dari timur sungai Citarum hingga Hujung Galuh (Surabaya sekarang).

Prabu Suraghana/ Suradharmaputra memerintah di Kerajaan Galuh hanya tujuh tahun kemudian menyerahkan tahtanya kepada putranya Prabu Sanna atau Sena atau Bratasenawa.

Akhir Kekuasaan Sang Jalantara[sunting | sunting sumber]

Sang Jalantara Prabu Suraghana Suradharmaputra digantikan oleh puteranya Prabu Sanna atau Bratasenawa di Kerajaan Galuh, Jawa Barat dan Kerajaan Medang atau Mataram Kuno di Jawa Tengah.

Rujukan[sunting | sunting sumber]

Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Maharaja Wretikandayun
Raja Kerajaan Galuh
(702709 M)
Diteruskan oleh:
Prabu Sanna Bratasenawa