Sup Batu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Patung seorang biarawan dan sup batu (sopa da pedra) di Almeirim, Portugal.

Sup Batu adalah sebuah cerita rakyat lama dimana para orang asing yang kelaparan membujuk masyarakat sebuah kota untuk berbagi sejumlah kecil makanan mereka dalam rangka membuat sebuah hidangan yang dapat dinikmati setiap orang, dan memberikan pesan moral mengenai nilai berbagi. Dalam berbagai tradisi, batu tersebut diganti dengan benda non-pangan umum lainnya, dan sehingga fabel tersebut juga disebut sebagai sup kapak, sup kancing, sup paku, dan sup kayu.

Cerita[sunting | sunting sumber]

Beberapa penjelajah datang ke sebuah desa, hanya membawa sebuah tungku masak kosong. Saat mereka datang, para penduduk desa tak berniat untuk berbagi makanan apapun kepada para penjelajah yang kelaparan tersebut. Kemudian, para penjelajah pergi ke sungai dan mengisi tungku tersebut dengan air, memasukkan sebuah batu besar ke dalamnya, dan menempatkannya ke sebuah perapian. Salah satu penduduk desa menjadi penasaran dan bertanya soal apa yang mereka lakukan. Para penjelajah tersebut menjawab bahwa mereka sedang membuat "sup batu", yang rasanya menakjubkan dan akan mereka bagi dengan para penduduk desa, meskipun masih membutuhkan sejumlah kecil hiasan, yang tak mereka memiliki, untuk menambah rasa.

Penduduk desa tersebut, yang berniat menikmati sup yang dibagi tersebut, tanpa berpikir panjang membawa beberapa wortel yang ditambahkan ke sup tersebut. Penduduk desa lainnya menghampiri, penasaran dengan tungku tersebut, dan para penjelajah kembali berkata soal sup batu mereka yang belum benar-benar selesai. Penduduk desa tersebut membawa sejumlah kecil bumbu. Para penduduk desa lainnya menghampiri dan masing-masing menambahkan bahan lainnya. Pada akhirnya, batu tersebut (yang tidak untuk dimakan) diangkat dari tungku tersebut, dan setungku sup dinikmati oleh para penjelajah dan penduduk desa. Meskipun para penjelajah menipu para penduduk desa untuk berbagi makanan dengan mereka, mereka berhasil mengubahnya menjadi hidangan lezat yang mereka bagi dengan para penyumbang.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Sumber[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]