Lompat ke isi

Suhu transisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dalam kristalografi, suhu transisi adalah suhu di mana suatu bahan berubah dari satu kondisi kristal (alotrop) ke kondisi kristal lainnya.[1] Secara lebih formal, suhu transisi adalah suhu di mana dua bentuk kristalin dari suatu zat dapat berkoeksistensi dalam kesetimbangan. Sebagai contoh, ketika belerang rombik dipanaskan di atas suhu 95,6 °C, ia berubah bentuk menjadi belerang monoklinik; ketika didinginkan di bawah suhu 95,6 °C, ia kembali menjadi belerang rombik. Pada suhu 95,6 °C kedua bentuk tersebut dapat berkoeksistensi. Contoh lainnya adalah timah, yang bertransisi dari kristal kubik di bawah suhu 13,2 °C menjadi kristal tetragonal di atas suhu tersebut.

Dalam kasus kristal feroelektrik atau feromagnetik, suhu transisi dapat dikenal sebagai suhu Curie.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Daintith, John (2008). "allotropy". A Dictionary of Chemistry (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-6). Oxford University Press. ISBN 9780199204632.