Singa asia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Singa Asia)
Singa asia
Panthera leo persica

Jantan
Betina
Status konservasi
Genting
IUCN247279613
Taksonomi
KerajaanAnimalia
FilumChordata
KelasMammalia
OrdoCarnivora
FamiliFelidae
GenusPanthera
SpesiesPanthera leo
SubspesiesPanthera leo persica
Johann Nepomuk von Meyer, 1826
Tata nama
Sinonim taksonP. l. asiaticus, P. l. bengalensis, P. l. indica, P. l. goojratensis[1]
ProtonimFelis leo persicus
Distribusi

Persebaran mutakhir singa asia di alam liar

Singa asia,[3] singa persia atau singa india (Panthera leo persica) adalah subspesies singa yang hidup sebagai populasi tunggal di negara bagian India, Gujarat. Singa ini terdaftar sebagai spesies terancam oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) disebabkan oleh ukuran populasinyaa yang kecil.[2]

Singa asia pertama dijelaskan oleh zoologi Austria, Johann N. Meyer dalam trinomen Felis leo persicus..[4] Singa asia adalah salah satu dari lima spesies kucing besar yang ditemukan di India, bersama dengan harimau Benggala, macan tutul India, macan tutul salju, dan macan dahan.[5]

Sejak tahun 2010, populasi singa di Taman Nasional Hutan Gir telah meningkat terus.[6] Pada bulan Mei 2015, sensus singa asia ke-14 dilakukan di atas wilayah dengan luas sekitar 20.000 km2 (7.700 sq mi); populasi singa diperkirakan 523 ekor, yang terdiri dari 109 jantan dewasa, 201 betina dewasa, dan 213 anak singa.[7][8]

Habitat sebelumnya dari singa asia mencakup Eropa tenggara, Basin Laut Hitam, Kaukasus, Persia, Kanaan, Mesopotamia, Baluchistan, dari Sindhu di barat sampai Benggala di timur, dan dari Rampur dan Rohilkund di utara sampai Nerbudda di selatan. Singa asia berbeda dari singa Afrika dengan auditory bulla (kapsul tulang yang mengelilingi bagian tengah dan dalam telinga00 yang kurang menggembung, ekor yang lebih besar, dan bulu tengkuk yang kurang mengembang.[9]

Evolusi[sunting | sunting sumber]

Singa Afrika (atas) dan Asia (bawah), sebagaimana yang diilustrasikan dalam Johnsons Book of Nature

Peninggalan fosil yang ditemukan dari Periode Cromer menunjukkan bahwa singa atau hewan yang mirip singa[10] yang memasuki Eropa merupakan jenis yang berukuran sangat besar. Sering ditemukan tulang singa di sedimen gua dari zaman Eemian menunjukkan bahwa Pleistosen akhir, singa gua Eropa, Panthera spelaea, terus bertahan hidup di Balkan dan Asia Kecil. Mungkin terdapat populasi yang terus-menerus berkembang yang menjangkau sampai India.[11] Singa gua muncul sekitar 600.000 tahun yang lalu dan menyebar di seluruh Eropa, melintasi Siberia dan masuk ke Alaska barat. Pembentukan bertahap hutan lebat kemungkinan menyebabkan penurunan rentang geografis singa mendekati berakhirnya zaman Pleistosen akhir.[12] Analisis filogenetis dari sampel DNA singa gua menunjukkan bahwa mereka sangat berbeda dari kerabat mereka, dan merupakan garis keturunan yang terpisah dari singa-singa di Afrika dan Asia sejak penyebaran mereka di Eropa pada zaman prasejarah, dan menjadi punah tanpa keturunan mitokondrialdi benua lainnya.[10][13]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Wozencraft, W. C. (2005-11-16). Wilson, D. E., and Reeder, D. M. (eds), ed. Mammal Species of the World (edisi ke-3rd edition). Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-8221-4. 
  2. ^ a b Breitenmoser, U., Mallon, D. P., Ahmad Khan, J. and Driscoll, C. (2008). "Panthera leo ssp. persica". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2016.1. International Union for Conservation of Nature. 
  3. ^ Humphreys, P., Kahrom, E. (1999). Lion and Gazelle: The Mammals and Birds of Iran. Images Publishing, Avon.
  4. ^ Meyer, J. N. (1826). Dissertatio inauguralis anatomico-medica de genere felium. Doctoral thesis, University of Vienna.
  5. ^ Pandit, M. W.; Shivaji, S.; Singh, L. (2007). You Deserve, We Conserve: A Biotechnological Approach to Wildlife Conservation. I. K. International Publishing House Pvt. Ltd., New Delhi. ISBN 9788189866242. 
  6. ^ Singh, H. S.; Gibson, L. (2011). "A conservation success story in the otherwise dire megafauna extinction crisis: The Asiatic lion (Panthera leo persica) of Gir forest" (PDF). Biological Conservation. 144 (5): 1753–1757. doi:10.1016/j.biocon.2011.02.009. 
  7. ^ Anonymous (2015). "Asiatic Lion population up from 411 to 523 in five years". DeshGujarat. Diakses tanggal 10 May 2015. 
  8. ^ Anonymous (2015). "Asiatic lion population in Gujarat rises to 523". Deccan Herald. 
  9. ^ Pocock, R. I. (1939). The Fauna of British India, including Ceylon and Burma. Mammalia. – Volume 1. Taylor and Francis Ltd., London. Pp. 212–222.
  10. ^ a b Barnett, Ross; Mendoza, Marie Lisandra Zepeda; Soares, André Elias Rodrigues; Ho, Simon Y W; Zazula, Grant; Yamaguchi, Nobuyuki; Shapiro, Beth; Kirillova, Irina V; Larson, Greger; Gilbert, M Thomas P. "Mitogenomics of the Extinct Cave Lion, Panthera spelaea (Goldfuss, 1810), Resolve its Position within the Panthera Cats". OpenQuaternary.com. Diakses tanggal 2016-11-03. 
  11. ^ Kurtén, B. (1968). Pleistocene Mammals of Europe. Transaction Publishers, 2007. hlm. 317. ISBN 0202309533. 
  12. ^ O’Brien, S. J., Joslin, P., Smith, G. L. III, Wolfe, R., Schaffer, N., Heath, E., Ott-Joslin, J., Rawal, P. P., Bhattacharjee, K. K., and Martenson, J. S. (1987). "Evidence for African origins of founders of the Asiatic lion Species Survival Plan" (PDF). Zoo Biology. 6 (2): 99–116. doi:10.1002/zoo.1430060202. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-02-25. Diakses tanggal 2016-11-29. 
  13. ^ Burger, J., Rosendahl, F., Loreille, O., Hemmer, H., Eriksson, T., Götherström, A., Hiller, J., Collins, M. J., Wess, T., Alt, K. W. (2004). "Molecular phylogeny of the extinct cave lion Panthera leo spelaea". Molecular Phylogenetics and Evolution. 30 (3): 841–849. doi:10.1016/j.ympev.2003.07.020. PMID 15012963. 

Bacaan lebih lanjut[sunting | sunting sumber]

  • Kaushik, H. (2005). "Wire fences death traps for big cats". The Times of India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-22. Diakses tanggal 2016-11-29. 
  • Nair, S. M. (English edition); Translated by O. Henry Francis (1999). Endangered Animals of India and their conservation. National Book Trust. 
  • Walker, S. (1994). Executive summary of the Asiatic lion PHVA. First draft report. Zoo’s Print Jan/Feb: 2–22 (Coimbatore, India).

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

[1]

  1. ^ "What Is the connection Between Gir lions and Africans lions". Divya Bhaskar. 10 August 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-19. Diakses tanggal 10 August 2016.