Shin Ditha Pamauk

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Shin Ditha Pamauk
ရှင်ဒိသာပါမောက်
Informasi pribadi
Lahir
Meninggal
Pagan (Bagan)?
AgamaBuddhism
KebangsaanBurmese
MazhabTheravada
PekerjaanBuddhist monk
Kedudukan senior
LokasiPagan (Bagan)

Shin Ditha Pamauk (Bahasa Myanmar: ရှင် ဒိ သာ ပါ မောက်, diucapkan: [ʃɪɴ dḭθà pàmauʔ]; dieja Disapramok)[note 1] merupakan menteri agama Kekaisaran Pagan pada masa pemerintahan Raja Narathihapate (1256-1287). Pendeta memimpin perundingan perdamaian dengan Pasukan Mongolia di 1285-1287, yang berpuncak pada pertemuan dengan Kaisar Kubilai Khan di 1287.

Latar Belakang[sunting | sunting sumber]

Sejarah hanya mengetahui sedikit tentang latar belakang Pendeta Shin Ditha Pamauk selain dia berasal dari Thitseingyi (သစ်ဆိမ့ ်ကြီး) Pada saat ini dengan nama Perkotaan Shwebo.[1] Menurut salah satu tradisi, nama pribadinya adalah Kyi-Bwei (ကျည် ပွေ့, [tɕì BWE]). Pendeta Shin Ditha Pamauk menulis pertama kali dikenal pada tata bahasa Myanmar dan ejaannya yang disebut Pubbaganhta Diga (ပုဗ္ဗ ဂန္ ထ ဋီကာ, Pali: Pubbaganthaṭīkā), umumnya dikenal di Myanmarsebagai Thinbongyi Diga (သင်ပုန်းကြီး ဋီကာ). Dan oleh karena itu, Pendeta Shin Ditha Pamauk dianugerahi gelar "Ditha Pamaukkha" oleh Raja Kyaswa.[2] Dari sejarah utama kerajaan, hanya Zatadawbon Yazawin menyebutkan Ditha Pamauk dengan nama, mengatakan bahwa Pendeta Shin Ditha Pamauk adalah guru Narathihapate.[3] Tidak dapat dipastikan apakah pendeta Shin Ditha Pamauk adalah seorang biarawan yang sama yang menulis buku tata bahasa Myanmar, atau pendeta lain yang membuatnya. Bukti arkeologi paling awal tentang dia pada prasasti tahun 1278-1279, yang mengacu kepadanya sebagai Yaza Guru (ရာဇ ဂုရု; "Guru Utama"), dan menyatakan bahwa ia telah menghabiskan dua tahun sejak tahun 1276-1277 di wilayah Minbu di saat ini adalah Myanmar bagian tengah untuk meminta sumbangan tanah di sana.[note 2]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ (Luce in MSK 1961: 262–263): The modern spelling "Ditha Pamauk"
  2. ^ According to tradition per (Kyi Pe in MSK 1973: 227), Kyi-Bwei had already turned 60 and was illiterate before becoming a monk, and eventually learned enough to write the grammar book. Given that the teacher of Narathihapate undertook an arduous journey to Beijing in 1286–87, he could not have been over 60 years old in the 1240s. To be sure, the tradition's learning after 60 years of age may not be accurate.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Harvey 1925: 68
  2. ^ Nishi 1997: 978
  3. ^ Zata 1960: 41