Sakaq Tada, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sakaq Tada
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Timur
KabupatenKutai Barat
KecamatanMook Manaar Bulatn
Kodepos
75765
Kode Kemendagri64.07.18.2002
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²


Sakaq Tada adalah salah satu kampung di kecamatan Mook Manaar Bulatn, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.

Legenda Kampung Sakaq Tada

Nama kampung Sakaq Tada di ambil dari nama sungai dan kata Tak ada. Sakaq adalah nama sungai kecil yang mengalir dari kampung Sakaq Lotoq-Gemuruh-Sakaq Tada dan bermuara di sungai Mahakam. Tada berasal dari bahasa kutai tak ada. Kehidupan masyarakat masih berkelompok menurut garis keturunan dan menempati suatu daerah/tanah sesuai dengan warisan masing-masing keturunan dan membuat suatu rumah yang disebut lamin. Kata Tada adalah ucapan masyarakat yang tidak begitu pasih berbahasa Kutai sehingga kalimat tak ada diucapkan tada.

Kampung Sakaq Tada Zaman Dulu

Penduduk kampung Sakaq Tada berasal dari daerah Melemut (Mangku Hajiq) yang merupakan daerah kekuasaan Mook Manaar Bulatn. Tokohnya (Mantiiq) bergelar Surga Tanah. Ia memiliki dua anak yaitu Bogatn dan Suma. Keturunan Bogatn berkedudukan di Lamin (Luuq) Engkalakng, sementara keturunan Suma dan suaminya yaitu Lonokng berkedudukan di Lamin Selokatn. Tokoh (Mantiiq) pada saat itu adalah Patih Idaatn, Timaang Lawas, Timaang Lawakng, Merajaan Kilat dan Telekat. Dari Lamin Selokatn kemudian pindah ke Lamin Tolang Layo, Tokoh (Mantiiq) di Lamin Tolang Layo adalah Jaya Muda dan Jaya Lenaaq. Dari Tolang Layo kemudian pindah lagi ke Lamin Murung Puti, Tokohnya masih Jaya Muda dan Jaya Lenaaq.

Pada masa pimpinan Mantiiq Jaya Pati, terjadi perang antar suku yang disebut Luuq Sukuq balaan Krayatn, balaan Mudakng dan balaan Kenyah. Dari peristiwa tersebut maka Lamin Murung Puti disebut Luuq Bunuh. Setelah kekuasaan Mantiiq Jaya Pati, Lamin Murung Puti (Luuq Bunuh) mengalami beberapa kali pergantian pimpinan antara lain Jaya Para, Jaya Tebukng, Jaya Rangkap, Jaya Lahau dan Jaya Gamaang yang pada masa itu Lamin Murung Puti dipindahkan dan di bagi dua yaitu Lamin Baroh dibawah pimpinan Baakng (Ranga Baya) dan Lamin Apaar Wakaat dibawah pimpinan Mesah Melempai (Sura Nata). Karena dilanda wabah penyakit (repaaq), maka kedua lamin tersebut kembali lagi ke Lamin Murung Puti (Luuq Bunuh) dan beberapa kali mengalami pergantian pimpinan antara lain: Singa Paaq, Singa Untuq, Singa Ruhatn, Singa Porakng, Setia Boyos dan Singa Rampaatn yang diganti oleh anaknya yaitu Singa Sari namun tidak lama ia memimpin ia meninggal dan Lamin Murung Puti kembali dipimpin oleh Singa Rampaatn ayahnya. Karena dilanda kembali wabah penyakit (repaaq) maka dari Lamin Murung Puti pindah lagi ke Lamin Baroh di tanjung Boset (Tada).

Setelah Singa Rampaatn meninggal maka lamin baroh dipimpin oleh Singa Bayaatn. Setelah itu dipimpin Singa Budos. Pada tahun 1953 Singa Budos meninggal maka Senting diangkat menjadi Petinggi Pertama di Kampung Sakaq Tada dan Lanyau sebagai tokoh masyarakat. Seiring dengan kemajuan zaman maka kehidupan berkelompok dalam sebuah rumah besar/lamin sekarang sudah tidak ada lagi.

source: https://sakaqtada.blogspot.com/ (yoel) admin: https://sakaqtada.blogspot.com/

post by: didikfiden (wikipedia) profile: http://www.didikfiden.tech/ Diarsipkan 2021-06-02 di Wayback Machine.