Pintu Harmonika
Pintu Harmonika | |
---|---|
Sutradara | Ilya Sigma, Luna Maya, Sigi Wimala |
Produser | Dewi Piay, Ilya Sigma, Luna Maya |
Ditulis oleh | Bagus Bramanti, Piu Syarif, Rino Sarjono, Ginatri S. Noer, Clara Ng |
Pemeran | Fauzan Nasrul Karina Salim Donny Damara Nasya Abigail Barry Prima |
Perusahaan produksi | Malka Pictures & 700 Pictures |
Tanggal rilis | 23 Mei 2013 |
Durasi | 90 Menit |
Negara | |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Pintu Harmonika adalah film drama antologi Indonesia tahun 2013 yang dibintangi oleh Fauzan Nasrul, Karina Salim, Donny Damara, Nasya Abigail, dan Barry Prima. Film ini disutradarai oleh Ilya Sigma, Luna Maya, dan Sigi Wimala.
Sinopsis
[sunting | sunting sumber]Ini tiga kisah tentang manusia yang harus tinggal di ruko. Di lantai atas kehidupan dan di lantai dasar penghidupan.
Cerita pertama datang dari ruko paling ceria karena hubungan akrab dan hangat antara Rizal, sang anak, dan Firdaus, sang ayah. Namun di balik keakraban ini, Rizal tidak mampu menjadi dirinya sendiri di dunia maya. Permasalahan timbul saat dia jatuh cinta dengan Cynthia, siswi cantik nan idealis serta mandiri, dan ia harus membantu Cynthia menggalang dana untuk kompetisi tari sekolahnya. Untuk menarik perhatian Cynthia, Rizal memanfaatkan kepopuleran dan pesonanya untuk penggalangan dana, serta dalam waktu bersamaan terus berbohong tentang keluarganya.
Cerita berikutnya dibuka dengan Juni, gadis di bangku SMP, dan Niko sang ayah, yang sedang membuka pintu rukonya. Berbeda dengan Rizal, hubungan Juni dan Niko dingin. Juni memang tidak pernah merasa betah di rumah. Niko sang ayah hanya memikirkan pekerjaan. Juni melampiaskan semuanya di sekolah dengan membully adik kelas. Namun kelakuan Juni dalam bullying sudah kelewat batas, saat adik kelasnya, Manda, jatuh tersungkur. Padahal Manda adalah anak Kukuh, pelanggan setia Niko yang baru saja memesan 10 lusin baju, dengan opsi tambahan 10 lagi jika kantornya menyetujui Juni harus berhadapan dengan keluarganya dan usaha keluarganya yang terancam bangkrut.
Cerita terakhir ada di dalam ruko milik Imelda. Perempuan awal 30-an ini tinggal bersama David anaknya yang masih kelas 3 SD. Toko Imelda itu sebenarnya cukup terkenal dengan kue malaikatnya. Strategi pemasaran lewat Facebook juga lumayan berjalan. Hanya saja pelanggannya berkurang jauh karena Imelda tidak bisa membuatkan senyum pada setiap kue malaikat yang ia buat. Seperti kuenya, senyum seperti sudah hilang dari wajah Imelda. Ia lebih banyak melamun, seperti putus asa menjalani kehidupannya, atau kembali menonton permainan piano David, anak semata wayangnya. Imelda sendiri ingin terus menjadi ibu yang baik bagi David dengan segala rutinitasnya, tetapi selalu terasa ada jarak dengan David. Semua makin membingungkan ketika Imelda sering mendengar suara-suara aneh di atas rukonya dan David ketakutan. Imelda berusaha menjalani dan menyelesaikan semuanya, walaupun semuanya semakin buntu baginya.[1]
Scoring & Soundtracks
[sunting | sunting sumber]Scoring film Pintu Harmonika dibuat oleh produser musik Aghi Narottama (Pintu Terlarang, Modus Anomali, Negeri Lima Menara) dan beberapa artis dan musisi Indonesia seperti Andien dan Darryl Wezy mengisi soundtrack di tiap segmen film yang berbeda.
Penghargaan dan Nominasi
[sunting | sunting sumber]Tahun | Penghargaan | Kategori | Penerima | Hasil |
---|---|---|---|---|
2013 | Piala Maya | Segmen Terpilih dalam Omnibus | "Otot" - Pintu Harmonika | Nominasi |
Aktor Terpilih dalam Omnibus | Barry Prima - "Skors" - Pintu Harmonika | Nominasi | ||
Donny Damara - "Otot" - Pintu Harmonika | Nominasi | |||
Aktris Terpilih dalam Omnibus | Jenny Zhang- "Piano" - Pintu Harmonika | Nominasi | ||
Karina Salim - "Otot" - Pintu Harmonika | Nominasi |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Pintu Harmonika Diarsipkan 2013-05-05 di Wayback Machine., www.21cineplex.com, diakses pada 9 Mei 2013.