Pidato Sportpalast

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rapat Nazi pada tanggal 18 Februari 1943 di Berliner Sportpalast

Pidato Sportspalast atau pidato perang total ialah pidato terkenal yang disampaikan oleh Joseph Goebbels pada tanggal 18 Februari 1943, ketika Jerman Nazi mulai mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II. Pimpinan Vichy François Darlan terbunuh 2 bulan sebelumnya pada tanggal 2 Februari, Pertempuran Stalingrad berakhir dengan penyerahan diri Jenderal Friedrich Wilhelm Ernst Paulus kepada Uni Soviet. Dalam Konferensi Casablanca, Presiden Franklin Roosevelt dan PM Winston Churchill meminta penyerahan tak bersyarat Jerman, yang dipacu oleh kemenangan mereka, sedang memulai mengambil kembali wilayah, termasuk Kursk (8 Februari), Rostov (14 Februari), dan Kharkov (16 Februari). Di Afrika Utara, Jend. Erwin Rommel mulai menghadapi titik balik, ketika kapal pemasok Jerman yang berlayar ke Tripoli ditenggelamkan oleh Sekutu pada tanggal 19 Januari.

Adolf Hitler menanggapi dengan alat pertama yang akan menggerakkan mobilisasi besar-besaran di Jerman. Pada tanggal 2 Februari, 100.000 restoran dan klub di seluruh negeri ditutup agar penduduk sipil dapat berperan serta lebih banyak pada perang. Kemudian, jutaan orang Jerman mendengarkan pidato Goebbels di radio ketika ia menyampaikan pidato tentang "kesialan minggu-minggu lalu" dan "gambaran situasi yang tak ditutup-tutupi."

Pidato ini penting karena merupakan pengakuan awal bahwa Jerman menghadapi bahaya serius, dan usaha Goebbels untuk memotivasi orang Jerman untuk melanjutkan perjuangan. Ia mengutip 3 tesis sebagai dasar argumennya:

  1. Jika pasukan Jerman sedang tidak berusaha melenyapkan bahaya dari Timur, Reich akan jatuh kepada Bolshevisme, dan segera setelahnya seantero Eropa;
  2. Pasukan Jerman, orang Jerman, dan sekutu mereka sendiri memiliki kekuatan untuk menyelamatkan Eropa dari ancaman ini;
  3. Bahaya adalah kekuatan yang memotivasi. Kita harus bertindak cepat dan meyakinkan, atau akan terlambat;

Goebbels menyimpulkan bahwa "2000 tahun sejarah Barat dalam bahaya" dan menyalahkan kekalahan Jerman, dalam gaya Nazi yang khas, kepada Yahudi. Ketika mengacu pada mobilisasi seantero Soviet sebagai "bengis," ia menjelaskan bahwa "Kita tidak bisa mengatasi bahaya Bolshevis kalau kita tak menggunakan cara-cara yang serupa meski tak sama" dalam sebuah "perang total". Ia kemudian menjustifikasi ukuran keras itu ditegakkan, menjelaskan hal itu sebagai ukuran sementara.

Dahulu, pidato ini penting karena menandai pengakuan pertama oleh pimpinan partai bahwa mereka sedang menghadapi masalah dan meluncurkan kampanye mobilisasi yang, dapat dibantah, memperpanjang perang selama 2,5 tahun, di bawah slogan: "Bebaskan diri dari badai!"