Perang Suksesi Polandia
Perang Suksesi Polandia | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Pengepungan Danzig oleh pasukan Rusia-Sachsen pada tahun 1734 | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Polandia Stanisław I |
Polandia Augustus III | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Adipati Parma Adipati Fitz-James † Adipati Villars Raja Carlo Emmanuel III |
Peter Lacy Burkhard Christoph von Münnich Eugene dari Savoia Friedrich Heinrich von Seckendorff | ||||||
Korban | |||||||
50.400 pasukan Prancis tewas atau terluka 3.000 pasukan Spanyol tewas atau terluka 7.200 pasukan Sardinia tewas atau terluka[1] |
3.000 tentara Rusia tewas atau terluka 32.000 tentara Austria tewas atau terluka 1.800 tentara Prusia tewas atau terluka<ref name="necrometrics"> |
Perang Suksesi Polandia (1733–35) adalah perang besar di Eropa yang dipicu oleh perang saudara di Polandia sehubungan dengan suksesi Raja Augustus II dari Polandia. Negara-negara Eropa lain turut serta demi kepentingan mereka sendiri. Prancis dan Spanyol yang dikuasai oleh Wangsa Bourbon mencoba melemahkan kekuatan Wangsa Habsburg Austria di Eropa Barat, sementara Austria, Prusia, Elektorat Sachsen dan Kekaisaran Rusia memberikan dukungan kepada Augustus III.
Walaupun perang ini disebut "Perang Suksesi Polandia", sebagian besar pertempuran terjadi di luar wilayah Polandia. Wangsa Bourbon yang didukung oleh Raja Carlo Emmanuel III dari Sardinia mencoba mengisolasi wilayah-wilayah Habsburg di Eropa Barat. Di Rheinland, Prancis berhasil menduduki Kadipaten Lorraine, sementara di Italia Spanyol merebut kembali Kerajaan Napoli dan Sisilia (yang lepas selama Perang Suksesi Spanyol). Namun, mereka kurang berhasil di Italia utara walaupun pertempuran-pertempuran yang berdarah telah berlangsung di tempat tersebut. Sementara itu, keengganan Britania Raya untuk mendukung Austria Habsburg merusak Persekutuan Britania Raya-Austria dan mungkin menjadi salah satu faktor kegagalan militer Austria.
Perdamaian diberlakukan pada tahun 1735, tetapi perang baru diakhiri secara resmi oleh Perjanjian Wina (1738). Berdasarkan perjanjian tersebut, Augustus III diakui sebagai Raja Polandia yang sah, sementara lawannya, Stanisław I, dijadikan Adipati Lorraine. Adipati Lorraine Franz Stefan, memperoleh wilayah Keharyapatihan Toscana sebagai ganti atas penyerahan Lorraine. Kadipaten Parma menjadi wilayah Habsburg, sementara Carlo dari Parma menjadi Raja Napoli dan Sisilia. Polandia juga mencabut klaimnya atas wilayah Livonia dan tidak lagi mengendalikan Kadipaten Kurlandia dan Semigallia secara langsung. Walaupun Kurlandia dan Semigallia masih menjadi vasal Polandia, wilayah ini berada di bawah pengaruh Rusia.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- ^ Statistics of Wars, Oppressions and Atrocities of the Eighteenth Century (the 1700s), Necrometrics, diakses 30 September 2017.
- Artikel ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publik: Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Polish Succession War". Encyclopædia Britannica (edisi ke-11). Cambridge University Press.
- Sutton, John L (1980). The King's honor & the King's Cardinal: the war of the Polish succession. University Press of Kentucky. ISBN 978-0-8131-1417-0.
- Wilson, Peter Hamish (1998). German armies: war and German politics, 1648–1806. Routledge. ISBN 978-1-85728-106-4.
- Austrian-Hungarian Monarchy. Kriegsarchiv (1891). Geschichte des Kämpfe Österreichs: Feldzüge des Prinzen Eugen von Savoyen: Nach den Feldacten und anderen authentischen Quellen (dalam bahasa German). Verlag des K.K. Generalstabes, in Commission bei C. Gerold's Sohn.
- Colletta, Pietro; Horner, Ann Susan (translator) (1858). History of the kingdom of Naples, 1734–1825, with a suppl, Parts 1825–1856.
- Lindsay, J. O (1957). The New Cambridge Modern History. Cambridge, England: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-04545-2.
- Pajol, Charles Pierre (1881). Les guerres sous Louis XV (dalam bahasa French). Paris: Librairie de Firmin-Didot et Cie.