Perang Granada
Perang Granada | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Reconquista | |||||||
Menyerahnya Granada oleh F. Padilla: Muhammad XII (Boabdil) menyerah kepada Ferdinand dan Isabella. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Kastilia-Aragon | Keamiran Granada | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Ferdinand II dari Aragon Isabella I dari Kastilia |
Abu l-Hasan Ali (Muley Hacén), 1481–1485 |
Perang Granada (bahasa Spanyol: Guerra de Granada) adalah kampanye militer yang dilancarkan antara tahun 1482 hingga 1492 oleh Monark Katolik (los Reyes Católicos) Isabella I dari Kastilia dan Ferdinand II dari Aragon terhadap Keamiran Granada yang berada di bawah kekuasaan Banu Nashri. Perang ini dimulai setelah Granada melancarkan serangan ke kota Zahara pada Desember 1481 sebagai balasan atas serangan Kristen. Granada menaklukan kota tersebut dan memperbudak warganya. Kastilia dan Aragon kemudian menggunakan hal ini sebagai justifikasi untuk menyatakan perang terhadap Granada. Granada pada akhirnya ditaklukan oleh Kastilia, sehingga mengakhiri kekuasaan Islam di al-Andalus.
Perang yang berlangsung selama sepuluh tahun ini tidak berlangsung secara terus menerus, tetapi merupakan serangkaian kampanye militer musiman yang dilancarkan pada musim semi dan dihentikan pada musim dingin. Granada sebelumnya telah melemah akibat konflik internal dan perang saudara, sementara kaum Kristen telah bersatu. Dalam perang ini, artileri juga digunakan secara efektif oleh orang-orang Kristen untuk menaklukan kota-kota dengan cepat (tanpa artileri, kota-kota tersebut harus dikepung untuk waktu yang lama). Pada 2 Januari 1492, Muhammad XII dari Granada (Raja Boabdil) menyerah kepada Kastilia.
Setelah perang berakhir, convivencia ("kehidupan berdampingan") antara agama-agama di Iberia telah berakhir: Dekret Alhambra pada tahun 1492 menyatakan bahwa orang-orang Yahudi harus menjadi Katolik; jika tidak, mereka harus pergi dari Spanyol. Pada tahun 1501, semua orang Islam di Granada juga diharuskan menjadi Katolik, dan bila menolak mereka akan diusir dari Spanyol; pada tahun 1526, kebijakan ini telah diterapkan di seluruh Spanyol. Jatuhnya Granada masih dirayakan setiap tahunnya oleh Dewan Kota Granada, dan Perang Granada dianggap sebagai perang terakhir dalam upaya Reconquista.
Bibliografi
[sunting | sunting sumber]- Benito Ruano, Eloy. "Un cruzado inglés en la Guerra de Granada", Anuario de estudios medievales, 9 (1974/1979), 585–593.
- Cristobal Torrez Delgado. El Reino Nazari de Granada, 1482–92 (1982).
- De Miguel Mora, Carlos. La Toma de Baza. www2.dlc.ua.pt/classicos/Baza.pdf
- García de Gabiola, Javier. La Guerra que puso fin al Medievo: Granada (1482–92). http://www.editorialgram.com/medieval/2015/11/revista-medieval-54-2/ Diarsipkan 2018-08-25 di Wayback Machine.
- García de Gabiola, Javier. Todo empezó en Granada. Historia de Iberia Vieja. nº 116. https://www.facebook.com/historiadeiberiavieja/photos/a.140183162481.110989.140181572481/10153020982607482/?type=3&theater
- Hillgarth, J. N. (1978). The Spanish Kingdoms: 1250–1516. Volume II: 1410–1516, Castilian Hegemony. Oxford: Clarendon Press, Oxford University Press. hlm. 367–393. ISBN 0-1982-2531-8.
- Irving, Washington (1829). Conquest of Granada From the Manuscript of Fray Antonio Agapida. New York: A.L. Burt. (Republished in 2002 by Simon Publications, ISBN 1-931541-80-9)
- Ladero Quesada, Miguel Ángel. La Guerra de Granada. Granada Dip. 2001.
- Ladero Quesada, Miguel Ángel. La Hermandad de Castilla. Real Academia de la Historia. 2005.
- Prescott, William H. (1995). The Art of War in Spain: The Conquest of Granada, 1481–1492. London: Greenhill Books. ISBN 1-8536-7193-2. (An extract from Prescott's 1838 book History of the Reign of Ferdinand and Isabella the Catholic, updated with modern scholarship and commentary.