Penyair memakan singa batu di ruangan berbatu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Singa batu

Penyair memakan singa batu di ruangan berbatu (Hanzi sederhana: 施氏食狮史; Hanzi tradisional: 施氏食獅史; Pinyin: Shī Shì shí shī shǐ; Pe̍h-ōe-jī: si sī si̍t sai sú; harfiah: 'Kisah Tuan Shi memakan singa-singa batu') adalah puisi yang terdiri dari 92 karakter yang ditulis dalam bahasa Mandarin Klasik oleh ahli bahasa dan penyair Tionghoa-Amerika bernama Yuen Ren Chao (1892–1982), di mana setiap suku kata memiliki bunyi shi ketika dibaca dalam bahasa Mandarin Tiongkok modern, hanya dengan nada dan tekanan suara yang berbeda.[1]

Puisi ini adalah contoh dari artikel satu suku kata, bentuk penulisan terbatas yang mungkin digunakan dalam bahasa bernada atau tonal seperti Mandarin Tiongkok, di mana setiap gaya nada memiliki makna yang berbeda untuk suku kata tunggal.

Isi[sunting | sunting sumber]

Hanzi tradisional Hanzi sederhana Pinyin Indonesia

《施氏食獅史》

石室詩士施氏,嗜獅,誓食十獅。
氏時時適市視獅。
十時,適十獅適市。
是時,適施氏適市。
氏視是十獅,恃矢勢,使是十獅逝世。
氏拾是十獅屍,適石室。
石室濕,氏使侍拭石室。
石室拭,氏始試食是十獅。
食時,始識是十獅屍,實十石獅屍。
試釋是事。

《施氏食獅史》

石室诗士施氏,嗜狮,誓食十狮。
氏时时适市视狮。
十时,适十狮适市。
是时,适施氏适市。
氏视是十狮,恃矢势,使是十狮逝世。
氏拾是十狮尸,适石室。
石室湿,氏使侍拭石室。
石室拭,氏始试食是十狮。
食时,始识是十狮尸,实十石狮尸。
试释是事。

«Shī Shì shí shī shǐ»

Shíshì shīshì Shī Shì, shì shī, shì shí shí shī.
Shì shíshí shì shì shì shī.
Shí shí, shì shí shī shì shì.
Shì shí, shì Shī Shì shì shì.
Shì shì shì shí shī, shì shǐ shì, shǐ shì shí shī shìshì.
Shì shí shì shí shī shī, shì shíshì.
Shíshì shī, Shì shǐ shì shì shíshì.
Shíshì shì, Shì shǐ shì shí shì shí shī.
Shí shí, shǐ shí shì shí shī, shí shí shí shī shī.
Shì shì shì shì.

«Penyair Makan singa batu di ruangan berbatu»

Di sebuah ruangan berbatu adalah seorang penyair dengan nama keluarga Shi, yang adalah pecandu singa, dan telah memutuskan untuk memakan sepuluh singa.
Dia sering pergi ke pasar untuk mencari singa.
Pada jam sepuluh, sepuluh singa baru saja tiba di pasar.
Saat itu, Shi baru saja tiba di pasar.
Dia melihat sepuluh singa itu, dan menggunakan panahnya yang terpercaya, mengakibatkan sepuluh singa mati.
Dia membawa bangkai kesepuluh singa itu ke gua batu.
Ruangan berbatu itu lembab. Dia meminta para pelayannya untuk membersihkannya.
Setelah sarang batu disapu, ia mencoba memakan sepuluh singa itu.
Ketika dia makan, dia menyadari bahwa sepuluh singa ini sebenarnya sepuluh singa batu.
Coba jelaskan hal ini.

Penjelasan[sunting | sunting sumber]

Bahasa-bahasa Tionghoa merupakan bahasa dengan penekanan beberapa nada. Walaupun memiliki kata atau suku kata yang sama, tetapi berbeda arti.[2] Dalam pinyin, puisi tersebut menjadi contoh dari antanaklasis dalam bahasa Tionghoa.[2] Puisi tersebut menunjukkan keluwesan bahasa Tionghoa dalam berbagai aspek, termasuk penyusunan kata, sintaksis, tanda baca, dan struktur kalimat, yang menimbulkan banyak penjelasan yang berbeda.[3]

Puisi itu bisa disalahartikan sebagai keberatan terhadap romanisasi bahasa Tionghoa. Namun, penulis abad ke-20 Yuen Ren Chao adalah salah satu pendukung utama romanisasi. Dia menggunakan puisi ini sebagai contoh untuk menolak penggunaan Bahasa Tionghoa Klasik yang jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.[4][5]

Puisi itu mudah dipahami ketika dibaca dalam bentuk tertulis dalam aksara Han, karena masing-masing karakter dikaitkan dengan makna inti yang berbeda, atau dalam bentuk lisan dalam bahasa Tionghoa lainnya, selain bahasa Mandarin. Namun, ketika itu dalam bentuknya yang diromanisasi yang ditranskripsikan atau dalam bentuk Mandarin yang diucapkan, puisi tersebut menjadi hal yang membingungkan.[4] Banyak kata dalam bagian ini memiliki nada berbeda dalam bahasa Tionghoa pertengahan. Semua varian bahasa Tionghoa yang digunakan, dari waktu ke waktu, menggabungkan dan membagi suara yang berbeda. Misalnya, ketika bagian yang sama dibaca dalam bahasa Kanton (bahkan bahasa Kanton modern) ada tujuh suku kata yang berbeda - ci, sai, sap, sat, sek, si, sik - dalam enam kontur nada yang berbeda, menghasilkan 22 pengucapan karakter yang berbeda. Sedangkan bahasa Min Selatan, ada enam suku kata yang berbeda — se, si, su, sek, sip, sit — dalam tujuh kontur nada yang berbeda, menghasilkan lima belas pengucapan karakter. Oleh karena itu, bagian ini hampir tidak dapat dipahami ketika dibaca dengan keras dalam bahasa Mandarin modern tanpa konteks, tetapi lebih mudah untuk dipahami ketika dibaca dalam bahasa-bahasa Sinitik lainnya, seperti Kanton, Min, dan Wu.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Behr, Wolfgang (2015). "DISCUSSION 6: G. SAMPSON, "A CHINESE PHONOLOGICAL ENIGMA": FOUR COMMENTS". Journal of Chinese Linguistics. 43 (2): 719–732. ISSN 0091-3723. JSTOR 24774984. 
  2. ^ a b Forsyth, Mark. (2011). The Etymologicon : a Circular Stroll through the Hidden Connections of the English Language. Cambridge: Icon Books. hlm. 62–63. ISBN 9781848313224. OCLC 782875800. 
  3. ^ Hengxing, He (2018-02-01). "The Discourse Flexibility of Zhao Yuanren [Yuen Ren Chao]'s Homophonic Text". Journal of Chinese Linguistics (dalam bahasa Inggris). 46 (1): 149–176. doi:10.1353/jcl.2018.0005. ISSN 2411-3484. 
  4. ^ a b 彭, 泽润 (2009). "赵元任的"狮子"不能乱"吃"——文言文可以看不能听的原理" [Zhao Yuanren's "lion" cannot be "eaten": the reasons why Classical Chinese can be read instead of being listened to]. 现代语文:下旬.语言研究 (12): 160. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-21. Diakses tanggal 2019-08-10. 
  5. ^ 张, 巨龄 (11 January 2015). "赵元任为什么写"施氏食狮史"" [Why Zhao Yuanren wrote Lion-Eating Poet in the Stone Den]. 光明日报. Diakses tanggal 22 May 2019. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]