Pembrita Betawi
Pembrita Betawi merupakan harian dari Batavia (kini Jakarta), Hindia Belanda, yang diterbitkan dari tahun 1884 hingga 1916. Didirikan atas kerja sama wartawan Indo J. Kieffer dan W. Meulenhoff, kepemilikan koran ini diganti beberapa kali hingga akhirnya Albrecht membelinya pada tahun 1887. Penulis Pembrita Betawi yang terkenal antara lain Lie Kim Hok dan Tirto Adhi Soerjo.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pers berbahasa Melayu pasar mulai berkembang di Hindia Belanda (kini Indonesia) pada pertengahan abad ke-19. Pada mulanya koran-koran ini tidak tahan lama, tetapi mulai pada tahun 1880-an koran berbahasa Melayu menjadi lebih awet. Koran awal ini kebanyakan didirikan oleh para orang Indo – keturunan Belanda dan pribumi – dan dicetak di kota perdagangan. Ini termasuk Pembrita Betawi, yang didirikan di Batavia (kini Jakarta). [1]
Cetakan pertama Pembrita Betawi diterbitkan pada tanggal 24 Desember 1884. Koran ini diterbitkan setiap hari, kecuali pada hari Minggu dan libur. Wartawan Indo J. Kieffer menjadi kepala redaksi; seorang wartawan lain, W. Meulenhoff, menyumbangkan dana. Koran ini dicetak oleh W. Bruining Co. dan dijual di seluruh Batavia. Sebelumnya Kieffer pernah memimpin beberapa koran, antara lain Bintang Barat dan Bintang Betawi; akan tetapi, tidak satu pun di antara koran ini bertahan lama.[2] Koran ini terdiri dari empat halaman, dua untuk berita dan dua untuk iklan.[3] Agar korannya laris, Kieffer mengadakan undian untuk setiap pembaca yang bersedia berlayanan selama satu tahun.[4]
Sampai tanggal 8 Juni 1885 koran ini dimiliki sepenuhnya oleh Meulenhoff; Kieffer telah meninggalkan Pembrita Betawi. Meulenhoff memilih Albrecht Co., juga di Batavia, sebagai percetakan. Pada tahun berikutnya Meulenhoff mengundang Lie Kim Hok, seorang penulis peranakan Tionghoa, sebagai rekan;[2] beberapa redaktur lain pada masa itu mencari rekan Tionghoa pula.[5] Dengan uang sebanyak 1.000 gulden Lie membeli separuh saham Pembrita Betawi. Hak terbit diperoleh Lie pula, dan percetakannya dimulai pada tanggal 1 Juni 1886. Lie and Meulenhoff bekerja sama untuk tugas administratif dan redaksi.[2]
Pada tanggal 2 Juni 1887 dinyatakan bahwa Pembrita Betawi telah dibeli Karsseboom & Co., dengan Meulenhoff tetap sebagai kepala redaksi. Percetakan Lie Kim Hok digunakan untuk beberapa bulan kemudian, sebelum percetakan itu, serta bahan dan hak cetak Pembrita Betawi, dijual ke Albrecht. Setelah itu Lie tidak ikut campur pada koran ini, dan Albrecht yang mencetaknya sampai koran ini bangkrut pada tahun 1916;[2] mulai pada tahun 1910-an koran milik orang pribumi telah menjadi lebih umum, sehingga sirkulasi Pembrita Betawi mulai berkurang.[6]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Adam 1995, hlm. 45–46.
- ^ a b c d Tio 1958, hlm. 53–55.
- ^ Anshoriy Ch & Tjakrawerdaya 2008, hlm. 10.
- ^ Adam 1995, hlm. 48.
- ^ Latif 2005, hlm. 160.
- ^ Latif 2005, hlm. 210.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Adam, Ahmat (1995). The Vernacular Press and the Emergence of Modern Indonesian Consciousness (1855–1913). Studies on Southeast Asia. 17. Ithaca: Cornell University Press. ISBN 978-0-87727-716-3.
- Anshoriy Ch, M Nasruddin; Tjakrawerdaya, Djunaidi (2008). Rekam Jejak Dokter Pejuang & Pelopor Kebangkitan Nasional. Yogyakarta: LKiS.
- Latif, Yudi (2005). Inteligensia Muslim dan Kuasa: Genealogi Inteligensia Muslim Indonesia Abad ke-20. Bandung: Mizan.
- Tio, Ie Soei (1958). Lie Kimhok 1853–1912 (dalam bahasa Indonesian). Bandung: Good Luck. OCLC 1069407.