Patung di Nepal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Patung Bodhisattva Maitreya Buddha dari abad ke-11 ditemukan di Kathmandu.

Patung Nepal banyak menarik pengaruh dari patung dan gaya artistik India, terutama dari daerah Pala dan Gupta.[1] Sebagian besar patung-patung Nepal yang masih ditemukan saat ini menggambar tokoh keagamaan dan motif-motif, yang terinspirasi dari Hindu dan Buddha, dikarenakan kedua agama tersebut telah dianut oleh masyarakat Nepal secara berdampingan selama lebih dari dua ribu tahun.[1]

Meskipun patung-patung di Nepal terinspirasi secara besar dari tradisi mematung di India, dan juga terinspirasi dari ikonografi relijius agama Buddha dan Hindu, patung-patung Nepal telah berevolusi dan membentuk gayanya yang memiliki ciri khasnya tersendiri. Patung Nepal memiliki kecenderungan untuk menggunakan ornamen-ornamen hias yang lebih banyak, menggunakan postur tubuh yang dilebih-lebihkan, dan penggambaran wajah yang lebih memanjang.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Patung Nepal dapat dibagi kedalam dua tipe berdasarkan periodenya. Berikut adalah tipe-tipe Patung di Nepal berdasarkan periodenya.

Periode Licchavi[sunting | sunting sumber]

Nama dari periode Licchavi disadur dari nama sebuah keluarga yang berkuasa pada saat itu di Nepal, keluarga Licchavi (400-750 Masehi)[2] Sebuah patung patung Baman Tribikram yang didirikan oleh raja Kerajaan Lichchhavi, Raja Man Dev, dianggap sebagai patung tertua di Nepal. Patung-patung yang diciptakan selama periode Licchchhavi termasuk yang dari Palanchowk Bhagawati, Budhanilkantha, dan seterusnya. Patung-patung di dalam Kuil Changu Narayan dan kuil-kuil disekitarnya, patung Palanchowk Bhagawati, dan patung Budhanilkantha adalah beberapa contoh patung yang dibuat pada masa periode Licchchhavi.[3]

Periode Malla[sunting | sunting sumber]

Patung Vishnu dari abad ke-10.

Para penguasa pada periode Malla melindungi tradisi dan kepercayaan Buddha dan Hindu, yang menyebabkan kedua bentuk ikonografi religius tersebut berkembang dalam seni rupa dan patung. Orang-orang Newar, sebuah suku yang awalnya menghuni Lembah Kathmandu, melakukan perjalanan secara ekstensif melalui wilayah Nepal dan menjadi pengaruh utama dalam perkembangan gaya artistik di seluruh area Nepal dan bahkan sampai ke daerah Pegunungan Himalaya. Patung-patung yang menunjukkan dewa-dewa Hindu seperti Ganesha, Siwa, Wisnu, Surya, Lakshmi, Saraswati, dan bahkan figur dari Buddha seperti Buddha Gautama, diciptakan selama periode ini. Patung-patung raja terdahulu juga merupakan hal yang umum ditemukan pada periode Malla. Kemajuan teknik pematungan pada periode ini meliputi pengembangan cetakan, pemahatan ornamen pakaian dan perhiasan, dan tema-tema yang berasal dari pemikiran dan praktek Tantra.[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c Selig Brown, Katherine. "Independent Scholar". Heilbrunn Timeline of Art History. The Metropolitan Museum. Diakses tanggal 19 November 2017. 
  2. ^ “Himalayan Region, 500–1000 A.D.” In Heilbrunn Timeline of Art History. The Metropolitan Museum of Art https://www.metmuseum.org/toah/ht/06/ssh.html. Diakses tanggal 19 November 2017.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  3. ^ Nepalese sculptures history on blogspot about Nepal
  4. ^ Nepal: Early Malla Period Sculpture. Himalayan Art Resources Inc. https://www.himalayanart.org/search/set.cfm?setID=1604. Diakses tanggal 19 November 2017.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

  1. Informasi mengenai patung Nepal di blogspot
  2. Patung-patung Nepal di manang.com Diarsipkan 2017-11-21 di Wayback Machine.

Lihat juga[sunting | sunting sumber]