Lompat ke isi

Nosisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nosisme (bahasa Latin nos, 'kita/kami') adalah praktik penggunaan pronomina persona pertama jamak untuk menyebut pronomina persona pertama tunggal. Contohnya penggunaan kata kami untuk menyebut diri sendiri (saya). Nosisme dikelompokkan berdasarkan penggunaannya, yaitu pluralis majestatis, editorial we, pluralis modestiae, dan pluralis auctoris.

  • Pluralis majestatis (plural keagungan) digunakan oleh orang berkedudukan tinggi, misalnya raja atau paus, misalnya, "Pernikahan putri kami akan diselenggarakan di balairung kerajaan." Dalam Bahasa Arab, terdapat penggunaan serupa. Al-Kailānī menyebutkan bahwa terkadang kata ganti pertama jamak (mutakallim ma'a al-gaīr) digunakan untuk merujuk kata ganti pertama tunggal (mutakallim waḥdah). Ia mencontohkannya dengan mengutip penggalan ayat Al-Quran yang mengungkapkan firman Allah Yang Maha Esa menggunakan kata ganti pertama jamak. Al-Kailānī menjelaskan bahwa tujuan peminjaman kata ganti tunggal dengan kata ganti jamak adalah pengagungan (ta'ẓīm atau tafkhīm).[1]
  • Editorial we (plural editorial) digunakan oleh seorang redaktur untuk membuat pernyataan editorial atau tajuk rencana atas nama redaksi, misalnya, "Rubrik baru ini kami buat untuk menampung keinginan pembaca."
  • Pluralis modestiae (plural kesantunan) digunakan oleh seseorang untuk mengurangi kesan arogan saat menyampaikan pengetahuan kepada orang lain, misalnya, "Banyak hal yang belum kami/kita ketahui."
  • Pluralis auctoris (plural penulis) digunakan oleh penulis untuk merujuk kepada dirinya dan pembaca, misalnya, "Istilah ini selanjutnya akan kami/kita gunakan di dalam buku ini."

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Al-Kailani, Abu al-Hasan Ali bin Hisyam. Syarh al-Kailani. Semarang: Toha Putera. hlm. 7. 

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]