Nambo, Banggai
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Nambo | |||||
|---|---|---|---|---|---|
| Negara | |||||
| Provinsi | Sulawesi Tengah | ||||
| Kabupaten | Banggai | ||||
| Pemerintahan | |||||
| • Camat | - | ||||
| Populasi | |||||
| • Total | 8,338 jiwa (2.015)[1] jiwa | ||||
| Kode Kemendagri | 72.01.23 | ||||
| Kode BPS | 7202054 | ||||
| Luas | 169,7 km²[2] | ||||
| Kepadatan | 49 jiwa/km² | ||||
| Desa/kelurahan | 11 | ||||
| |||||
Nambo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Indonesia.
Batas wilayah
[sunting | sunting sumber]Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
| Utara | Kecamatan Pagimana |
| Timur | Kecamatan Luwuk Selatan |
| Selatan | Teluk Tolo |
| Barat | Kecamatan Kintom |
Desa/ kelurahan
[sunting | sunting sumber]Penduduk
[sunting | sunting sumber]Penduduk Kecamatan Nambo berjumlah 8.338 jiwa pada tahun 2015. Mayoritas penduduk merupakan Etnis Saluan yang menggunakan Bahasa Saluan sebagai bahasa sehari-hari. Masyarakat Kecamatan Nambo berpijak pada budaya Saluan yang berintisari nilai-nilai agama Islam. Selain itu, karena sebagain besar masyarakat merupakan rangkai rumpun keluarga yang utuh, jarang sekali terjadi konflik antar warga.
Kesenian
[sunting | sunting sumber]Masyarakat Kecamatan Nambo dikenal sangat mencintai dan melestarikan kesenian tradisionalnya seperti: Musik Karambangan Nambo, Musik Gambus Nambo, Tari Tontila, Tari Allaho, Tari Umapos, Tari Langka Tano, dan Kirab Pandanga. Ada pula seni bela diri tradisional yang dilestarikan oleh masyarakat yaitu Langka Tano, satu aliran silat tradisional Saluan yang hidup dan berkembang di Kecamatan Nambo untuk melindungi diri selama masa penjajahan.
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Kecamatan Nambo memiliki beragam objek wisata yang terdiri dari wisata alam, budaya dan sejarah, antara lain: Air Terjun Dendengan, Air Terjun Nabota, Uwe Nyenyek, Danau Dowiwi, Bukit Savana Jengket, Pantai Koyoan, Tenun Nambo, Batik Nambo, Pandai Besi Nambo, Kasur Nambo, Kerajinan dan Seni Ukir Kayu Nambo, Anyaman Nambo, dan Benteng Nambo. Ada pula mata air yang dipercaya oleh masyarakat Nambo sebagai mata air yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit, masyarakat Nambo menyebutnya Uwe Endeki, mata air ini berada di pantai Kelurahan Nambo Padang.
Sebagai bagian dari Wallacea Area, hutan di Kecamatan Nambo adalah rumah dari berbagai satwa dan tumbuhan. Banyak satwa endemik Sulawesi yang bisa ditemukan seperti Tarsius, Kumbang Bersisik Sulawesi, Anoa, Kus-kus, Kera Macaca Sulawesi, Rusa, Biawak, Burung Rangkong, Burung Elang, Burung Gagak, serta berbagai jenis burung dan kupu-kupu. Spesies ikan gobi endemik, Sicyopus zosterophorum dan Lentipes mekonggaensis juga ditemukan oleh para peneliti di sungai Koyoan.
Selain itu, bagi pecinta buah durian, Durian Nambo adalah salah satu produk unggulan daerah yang tidak boleh terlewatkan. Ketika musim panen, para penjual akan berjejer berjualan di sepanjang ruas jalan kecamatan.
Referensi
[sunting | sunting sumber]
