Muzoon Almellehan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Foto Muzoon Almellehan di acara "Girls Education Forum" di London, pada 7 Juli 2016

Muzoon Almellehan lahir di Suriah tepatnya di daerah barat daya, kota Daraa pada tanggal 8 April 1999. Ayahnya yang bernama Rakan Almellehan merupakan seorang guru, sementara ibunya yang bernama Eman Almellehan merupakan seorang ibu rumah tangga. Muzoon yang memiliki dua saudara laki-laki dan satu saudari perempuan merupakan pengungsi pertama di Inggris bersama dengan keluarganya melalui Yordania saat negaranya terlibat konflik dan peperangan. Ia bersama keluarganya keluar dari negaranya karena menginginkan sebuah hidup yang normal, jauh dari konflik dan kesengsaraan akibat Perang Saudara Suriah. Pada tahun 2017, ketika ia masih berusia 19 tahun, ia ditunjuk menjadi UNICEF Goodwill Ambassador termuda dan dari kalangan pengungsi pertama yang tercatat dalam sejarah.[1] Walaupun usianya sangat belia, ia mempunyai cita-cita dan mimpi besar untuk mendorong anak-anak dan remaja perempuan mendapatkan keadilan dan kesetaraan dalam pendidikan. Karena di negaranya, pendidikan adalah hal yang mahal untuk di raih perempuan.

Muzoon Almellehan juga menyayangkan banyaknya kasus pernikahan anak di negaranya masih dianggap sebagai hal yang wajar oleh masyarakat. Apalagi dalam kondisi konflik, menikahkan anak perempuan sering dianggap sebagai upaya untuk memperbaiki kehidupan sebuah keluarga, terutama dari segi ekonomi. Padahal, anggapan tersebut merupakan keputusan yang salah. Karena, pernikahan yang terjadi pada anak-anak di bawah umur dibangun dengan pondasi yang sangat rapuh. Sehingga, Muzoon merasa perlu memberikan pendidikan kepada perempuan-perempuan agar mereka bisa terus giat mengenyam pendidikan sembari menunggu kematangan umur, mental dan juga finansial mereka untuk melangsungkan pernikahan. Sehingga, permasalahan-permasalahan yang terjadi akibat pernikahan di bawah umur bisa diminimalisir.

Walaupun Muzoon sudah tinggal di Inggris dengan kehidupan yang sangat nyaman, Muzoon tetap ingin kembali membangun negaranya dari puing-puing keruntuhan akibat peperangan. Ia ingin menjadi seorang jurnalis perempuan sehingga ia bisa menuangkan seluruh perjalanan hidupnya ke dalam sebuah tulisan.

Ia tidak putus asa untuk terus berjuang demi tercapainya kesetaraan bagi kaum perempuan untuk mendapatkan pendidikan. Karena dengan pendidikan, perempuan akan menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya kelak. Dengan pendidikan pula perempuan mampu memberikan perubahan di negaranya karena pendidikan adalah bekal dan kunci untuk meniti kehidupan di masa depan.[2]

Kehidupan Pribadi[sunting | sunting sumber]

Tahun 2013, ketika Muzoon baru berusia 14 tahun, terjadi perang saudara di kota kelahirannya, Daraa. Saat itu, orangtua Muzoon yang memiliki 4 orang anak menganggap bahwa keluar dari Suriah dan mencari suaka adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan nyawa mereka semua. Saat itu, Muzoon yang sudah diperintahkan oleh ayahnya untuk membawa kebutuhan pokok, malah memutuskan untuk membawa buku pelajaran sekolah. Mereka akhirnya mengungsi di kamp pengungsian Zaatari, Yordania yang merupakan kamp pengungsian terbesar kedua di dunia.

Muzoon yang sebelumnya menempuh pendidikan A-Level di Kenton School, Newcastle upon Tyne, Inggris[3] kini telah menyelesaikan kuliahnya dari Glasgow Caledonian University dengan gelar kehormatan Doctor of Laws.[4]

Prestasi[sunting | sunting sumber]

Juni 2017, Muzoon ditunjuk sebagai UNICEF Goodwill Ambassador. Sebulan kemudian, ia menjadi perwakilan UNICEF untuk menghadiri G20 Summit di Hamburg, Jerman dan berbicara di depan politisi-politisi senior dari berbagai macam negara.[5]

November 2017, Ia dinobatkan sebagai salah satu dari "30 Remaja Paling Berpengaruh Tahun 2017" oleh Majalah Time.[6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "In historic first, UNICEF appoints Syrian refugee Muzoon Almellehan as Goodwill Ambassador". www.unicef.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-01. 
  2. ^ "Syrian refugee girl's message to world leaders: 'Give us the power to make our hopes and dreams come true'". www.independent.co.uk (dalam bahasa English). February 4th 2016. 
  3. ^ Pidd, Helen (2016-02-16). "Muzoon Almellehan: the Syrian teenager who is the talk of the Tyne". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2021-03-04. 
  4. ^ Dr Muzoon Al-Mellehan collects an Honorary Degree of Doctor of Laws, diakses tanggal 2021-03-04 
  5. ^ "UNICEF Goodwill Ambassador Muzoon Almellehan available for interviews at G20 Summit". www.unicef.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-04. 
  6. ^ "Meet the 30 Most Influential Teens of 2017". Time. Diakses tanggal 2021-03-04. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]