Lompat ke isi

Museum Situs Bung Karno

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Patung Soekarno merenung selama pengasingannya di Ende

Museum Situs Bung Karno di Ende, Flores, terletak di Jalan Perwira, Kecamatan Ende Selatan, Kota Ende, Nusa Tenggara Timur. Museum ini menempati rumah tempat Bung Karno diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda dari tahun 1934 hingga 1938. Di rumah ini Bung Karno tinggal bersama istrinya, Inggit Garnasih, anak angkatnya, Ratna Djuami, dan ibu mertuanya, Amsi. Rumah ini telah diresmikan sebagai museum pada tahun 1954 dan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang penting di flores.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Bangunan museum ini awalnya merupakan rumah penduduk yang dimiliki oleh Haji Abdullah Ambuwaru yang dibangun pada tahun 1927.[2] Pada 14 Januari 1934, Soekarno, yang pada waktu itu adalah seorang tokoh pergerakan nasionalis, diasingkan hingga 18 Oktober 1938 oleh pemerintah kolonial Belanda ke Ende, Flores, karena aktivitas politiknya yang dianggap mengancam kekuasaan kolonial. Selama pengasingan ini, Soekarno tinggal di rumah milik Haji Abdullah Ambuwaru tersebut dengan membawa keluarganya.[3]

Pada tahun 1951, ketika menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, Soekarno mengunjungi kembali rumah pengasingannya di Ende dan menyatakan keinginannya agar rumah tersebut dijadikan museum. Keinginannya ini terwujud pada kunjungannya yang kedua pada 16 Mei 1954, ketika Soekarno secara resmi meresmikan rumah tersebut sebagai museum.[1]

Museum Situs Bung Karno telah mengalami beberapa kali pemugaran untuk melestarikan dan meningkatkan daya tariknya sebagai situs bersejarah. Salah satu upaya pemugaran yang signifikan dilakukan pada tahun 2010 yang diprakarsai oleh Wakil Presiden Boediono. Revitalisasi tersebut melibatkan perbaikan empat situs utama: rumah tempat tinggal Bung Karno selama pengasingan, taman perenungan denagn patung Bung Karno, lokasi pertunjukan drama yang ditulisnya, dan makam mertua Bung Karno.[4] Proses pemugaran dilaksanakan pada tahun 2012 hingga 2013 dibawah pengawasan Wakil Presiden Boediono dan selesai tepat waktu untuk peringatan 100 tahun Bung Karno.[5]

Setelah dipugar, museum ini memiliki kondisi yang lebih baik, fasiltas yang lebih lengkap untuk mendukung kegiatan edukasi dan wisata sejarah. Selain itu, museum ini dilengkapi dengan berbagai koleksi barang pribadi Bung Karno serta tempat dimana lahirnya gagasan nilai-nilai pancasila, sehingga pada 13 Oktober 2014, museum ini ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya berperingkat Nasional.[6]

Koleksi[sunting | sunting sumber]

Museum Situs Bung Karno di Ende memiliki berbagai koleksi yang memperlihatkan kehidupan dan aktivitas Soekarno selama masa pengasingannya disana. Berikut adalah beberapa koleksi utama yang ada di museum ini:[2][7][8]

  1. Ranjang besi: Tempat tidur yang digunakan Soekarno selama tinggal di rumah pengasingan tersebut.
  2. Lemari pakaian: Lemari tempat Soekarno menyiman pakaian dan barang-barang pribadinya.
  3. Biola: Alat musik yang dimainkan Soekarno, menunjukkan minatnya pada seni dan musik.
  4. Peralatan rumah tangga: Termasuk setrika, ketel, lampu minyak, dan piring hias yang digunakan sehari-hari oleh Soekarno dan keluarganya selama di pengasingan.
  5. Meja marmer dan kursi rotan: Perabotan yang digunakan Soekarno untuk menerima tamu dan melakukan aktivitas sehari-hari.
  6. Buku-buku dan karya lukis: Koleksi buku-buku yang dibaca oleh Soekarno serta beberapa karya lukis yang ada di rumah tersebut salah satunya Lukisan Pura Bali.
  7. Foto-foto bersejarah: Dokumentasi foto-foto yang menunjukkan aktivitas Soekarno selama masa pengasingan, termasuk foto bersama keluarganya.
  8. Patung Soekarno: Patung yang menggambarkan Soekarno duduk di bawah pohon sukun, tempat ia sering merenung dan memikirkan konsep-konsep besar seperti Pancasila.
  9. Pakaian dan barang pribadi: beberapa pakaian dan barang pribadi lainnya yang digunakan Soekarno selama tinggal di Ende
  10. Sumur yang digunakan oleh Soekarno untuk cuci, mandi, dan minum, serta wudhu dengan kedalaman 12 m

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Media, Kompas Cyber (2023-05-24). "Tempat Lahir Pancasila, Ketahui 5 Fakta Rumah Pengasingan Bung Karno". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2024-05-28. 
  2. ^ a b Artanegara. "Situs Rumah Pengasingan Bung Karno". Kebudayaan Kemendikbud. 
  3. ^ Dewi, Salma Permata (2023-05-06). "Ini Wisata Sejarah Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Flores". Bisnis.com. Diakses tanggal 2024-05-28. 
  4. ^ Media, Kompas Cyber (2010-10-07). "Wapres Pugar Situs Bung Karno di Ende". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2024-05-28. 
  5. ^ Agency, ANTARA News. "Wapres Resmikan Situs Bung Karno di Ende". ANTARA News Bali. Diakses tanggal 2024-05-28. 
  6. ^ Direktorat Perlindungan Kebudayaan (29 Maret 2019). "Rumah Pengasingan Ir. Soekarno di Ende: Sejarah Bung Karno dan Pohon Sukun". Kebudayaan Kemendikbud. 
  7. ^ "Napak Tilas 'Jejak Bung Karno' saat Diasingkan di Ende". Indonesia Kaya. Diakses tanggal 2024-05-28. 
  8. ^ Padji, Albertus Agung Moa (2022-10-31). "Berwisata ke Ende, Jangan Lupa Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno". Bisnis.com. Diakses tanggal 2024-05-28.