Media komunikasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Media komunikasi adalah suatu alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.[1] Media dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindera manusia seperti telinga dan mata. Media juga merupakan jendela yang memungkinkan kita untuk dapat melihat lingkungan yang lebih jauh, sebagai penafsir yang membantu memahami pengalaman, Sebagai landasan penyampai informasi, Sebagai komunikasi interaktif yang meliputi opini audiens, Sebagai penanda pemberi intruksi atau petunjuk, Sebagai penyaring atau pembagi pengalaman dan fokus terhadap orang lain, cermin yang merefleksikan diri kita dan penghalang yang menutupi kebenaran. Media komunikasi juga dijelaskan sebagai sebuah sarana yang dipergunakan sebagai memproduksi, reproduksi, mengolah dan mendistribusikan untuk menyampaikan sebuah informasi. Media komunikasi sangat berperan penting bagi kehidupan masyarakat.[1] Secara sederhana, sebuah media komunikasi adalah sebuah perantara dalam menyampaikan sebuah informasi dari komunikator kepada komunikan yang bertujuan agar efisien dalam menyebarkan informasi atau pesan. Komunikasi merupakan bentuk percakapan yang berlangsung atas dasar persamaan persepsi. Komunikasi dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communication dan berasal dari kata communis yang berarti sama.

Teori Media[sunting | sunting sumber]

Teori semiotik pesan[sunting | sunting sumber]

Teori semiotik pesan menyatakan bahwa media sangat menarik dari sudut pandang semiotik atas campuran sebuah simbol yang diatur secara spasial dan kronologis untuk menciptakan sebuah pesan, kesan, dan penyampaian sebuah gagasan untuk memunculkan sebuah makna dari khalayak.[butuh rujukan]

Teori sosiokultural pesan[sunting | sunting sumber]

Teori sosiokultural pesan menyatakan bahwa media yang disampaikan untuk sosialisasi dan kulturisasi serta penempatan sebuah makna yang bisa memunculkan sebuah argumentasi dari khalayak kepada media agar dapat memberikan sebuah informasi yang berkarakter dan tidak menimbulkan SARA.[butuh rujukan]

Teori Sosiopsikologis[sunting | sunting sumber]

Teori sosiopsikologis menggabungkan antara sosial dan psikologis dari audiens yang menikmati sebuah media. Apabila status sosial digabungkan dalam psikologis dari audiens dapat dicontohkan sebagai sebuah konten atai isi acara yang bersifat segmentasi acara.[butuh rujukan]

Teori sibernitika[sunting | sunting sumber]

Teori sibernitika menyatakan bahwa pengaruh dari opini khalayak dari suatu isi media adalah sebuah fenomena yang sangat menarik atau bisa dikatakan sebagai teori “spiral ketenangan” menunjukan bahwa komunikasi interpersonal dan media berjalan bersama dalam perkembanagn opini masyarakat.[butuh rujukan]

Teori Kritis[sunting | sunting sumber]

implikasi budayalebih luas, dalam beberapa hal teori kritis ini disebutkan bahwa banyak ideologi atau paham dari sebuah pemilik media yang seharusnya dapat dikritisi oleh khalayak agar tidak ada keberpihakan dalam penyampaian suatu informasi.[2]

Metafora Media[sunting | sunting sumber]

Menurut Joshua Meyrowitz media komunikasi memliki tiga metafora yang mewakili sudut pandang media, antara lain:

Media sebagai Vessel[sunting | sunting sumber]

sebuah gagasan bahwa media adalah pembawa pesan yang netral

Media sebagai Bahasa[sunting | sunting sumber]

media memiliki unsur struktural dalam penyampaian informasi dan tata kalimat yang dirancang menjadi satu kesatuan yang disebut dengan bahasa.

Media Sebagai Lingkungan[sunting | sunting sumber]

metafora ini dilandasi dengan gagasan bahwa hidup didalam lingkungan dengan berbagai informasi yang disebarkan dengan beragam kecepatan,ketepatan, dan kemampuan dalam melakukan interaksi.[2]

Fungsi Media Komunikasi, Menurut Marshall Mc Luhan[sunting | sunting sumber]

Efektivitas[sunting | sunting sumber]

media komunikasi akan mempermudah kelancaran dalam penyampaian informasi. banyak

Efisiensi[sunting | sunting sumber]

media komunikasi akan mempercepat penyampaian dalam sebuah informasi.

Konkrit[sunting | sunting sumber]

media komunikasi akan membantu mempercepat isi pesan yang memiliki sifat abstrak.

Motivatif[sunting | sunting sumber]

media komunikasi akan lebih atraktif dan memeberikan sebuah informasi yang dapat dpertanggungjawabkan[3]

Fungsi media Komunikasi, Menurut Burgon Dan Huffner[sunting | sunting sumber]

Efisiensi penyebaran informasi[sunting | sunting sumber]

penghematan dalam segi biaya, tenaga, pemikiran dan waktu.

Memperkuat eksistensi informasi[sunting | sunting sumber]

media komunikasi yang hi-tech dapat membuat informasi ataupun pesan lebih berkesan terhadap komunikan.

Menghibur[sunting | sunting sumber]

media komunikasi dapat menyenangkan dan lebih menarik bagi audiens.

Kontrol Sosial[sunting | sunting sumber]

media komunikasi sebagai pengawasan dalam sebuah kebijakan sosial[3]

Jenis-Jenis Media Komunikasi,Berdasarkan Fungsi Media[sunting | sunting sumber]

Fungsi produksi[sunting | sunting sumber]

media komunikasi sangat berguna agar menghasilkan sebuah informasi.

Fungsi reproduksi[sunting | sunting sumber]

media komunikasi berguna untuk dapat meproduksi ulang dan mengggandakan sebuah informasi.

Fungsi penyampai informasi[sunting | sunting sumber]

media komunikasi berfungsi untuk dapat mengkomunikasikan dan menyebarluaskan pesan kepada komunikan sebagai sasaran informasi.[4]

Karakteristik Media Komunikasi[sunting | sunting sumber]

Karateristik dalam media Intra Personal[sunting | sunting sumber]

pikiran merupakan umpan balik yang diterima oleh pribadi seseorang dan hanya memutar dalam diri sendiri,arus pesan yang disampaikan adalah persepsi yang memusat, efek yang dihasilkan dalam karakteristik intrapersonal adalah sikap dan prilaku.

Karateristrik Inter Personal[sunting | sunting sumber]

seluruh panca indera digunakan sebagai umpan balik dari sebuah informasi yang disampaikan, melalui kode tertulis, lisan, isyarat serta arus pesan dua arah dan mempunyai efek terhadap sikap yang tinggi dan rendah terhadap kognitif.

Karateristik Media Massa[sunting | sunting sumber]

bersifat melembaga, satu arah, meluas dan serempak serta menggunakan peralatan teknis atau mekanis dan bersifat terbuka.

Karateristik media publik[sunting | sunting sumber]

diterima oleh semua alat indera baik lisan maupun isyarat arus pesan yang disampaikan bisa satu atau dua rah banyak dan terbatas serta memiliki efek tinggi terhadap perilaku, akan tetapi rendah terhadap kognitif.[5]

Bentuk Media Komunikasi[sunting | sunting sumber]

Media Cetak[sunting | sunting sumber]

segala jenis barang/media komunikasi yang dapat dilakukan melalui proses pencetakan dan dapat dipergunakan sebagai sarana penyampaian pesan atau informasi. Contoh: surat kabar, buku, brosur, majalan dan buletin.

Media visual atau media pandang[sunting | sunting sumber]

penerimaan pesan yang tersampaikan melalui panca indera dan dapat dilihat . Contoh: gambar dan Foto.

Media audio[sunting | sunting sumber]

penerimaan pesan yang tersampaikan dengan melalu indera pendengaran. Contoh: Radio dan Tape recorder.

Media Audio visual aid (AVA)[sunting | sunting sumber]

media komunikasi yang dapat dilihat dan juga dapat didengar, untuk mendapatkan informasi secara bersamaan. Contoh: televisi.[6]

Jangkauan Penyebaran Media Komunikasi[sunting | sunting sumber]

Media Komunikasi Eksternal[sunting | sunting sumber]

media komunikasi yang dapat dipergunakan untuk dapat menjalin sebuah hubungan dan menyampaikan sebuah informasi dengan pihak luar. Media komunikasi yang sering digunakan adalah:

  1. Media cetak media komunikasi tercetak dan tertulis agar dapat menjangkau publik ekternal, seperti pemilik saham, konsumen, pelanggan dan mitra kerja.[6]
  2. Media elektronik

Radio adalah sebuah alat elektronik yang digunakan sebagai media komunikasi dan informasi. Radio dapat memberikan rangsangan terhadap pendengaran. Dengan radio seseorang bisa mendapatkan sebuah informasi dan berbagai peristiwa yang penting dan baru serta acara hiburan yang menyenangkan. Pengertian radio menurut ensiklopedi indonesia adalah penyampaian pesan informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frekuensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1mm). Secara garis besar, radio mempunyai manfaat sebagai perjelas pesan dan informasi, mengatasi sebuah ruang dan waktu, daya indera dan juga tenaga. Manfaat radio lainnya adalah menimbulkan gairah untuk belajar, informasi yang langsung didapatkan oleh komunikan menerima pesan atau decode. Dan memberikan rangsangan terhadap pengalaman yang dapat menimbulkan persepsi yang sama.[6]

Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran yang menghasilkan gambar atau visualisasi. Kata televisi berasal dari kata tele yang artinya jauh dan vision yang artinya jauh, dan dapat dijelaskan bahwa televisi adalah tampak atau dapat dilihat dari jarak jauh. Sejarah singkat televisi telah mengubah sifat, cara beroperasi dan hubungan antara komunikator dan komunikan. Ruang lingkup dan sifat industri penyiaran televisi di dominasi oleh organisasi dengan produksi, distribusi, dan pengambilan keputusan yang tersentralisasi. Jaringan ini berhubungan dengan para afiliasi dengan tujuan untuk menghantarkan penonton kepada pengiklan. Afiliasi lokal membawa program jaringan untuk dapat mengosongkan waktu sebagai penukar kegiatan untuk suatu program yang disebut kompensasi dan waktu spot lokal dapat dinegosiasikan dengan afiliasi dari berbagai stasiun televisi.[6]

Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di seluruh dunia. Internet adalah media komunikasi yang berbasis dengan teknologi informasi. Keunggulan media komunikasi internet adalah mudah, cepat, murah, dan dapat dijangkau sampai seluruh dunia. Internet adalah jaringan komputer yang terkoneksi secara global dan dapat berkomunikasi secara bebas dan dapat bertukar sebuah informasi. Pada internet semakin berkembang pada saat ini, seperti hal nya e-mail, seseorang bisa melakukan pertukaran informasi secara singkat dan lebih efisien serta mendapatkan respon yang cepat satu dengan lainnya.[6]

Media Komunikasi Internal[sunting | sunting sumber]

Media komunikasi internal adalah sarana penyampaian informasi di antara publik internal yang bersifat non-komersial. Baik penerima ataupun pengirim informasi adalah orang dari publik internal. Media yang digunakan secara internal adalah:[5]

Telephone digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan secara langsung melalui suara antara komunikan dan komunikator serta hasil yang disampaikan dapat dirasakan secara langsung.[5]

Surat merupakan media komunikasi internal dalam bentuk tertulis yang dilakukan oleh sender untuk memberikan informasi kepada receiver. Akan tetapi, respon yang didapati tidak secara langsung membutuhkan waktu serta biaya.[5]

Papan Pengumuman penyampaian informasi secara internal melalui papan pengumuman hanya untuk memberikan sebuah informasi dari receiver kepada publik internal.[5]

House journal (Majalah Bulanan) sebagai media cetak dan tertulis. Penyampaian informasi tidak dilakukan secara langsung. Akan tetapi, seorang reporter atau pencari berita membutuhkan waktu untuk mencari sebuah informasi yang benar dan akurat,serta dapat dipercaya.[5]

Printed material (Media Komunikasi dan Publikasi berupa Bahan Cetakan)sebagai media komunikasi yang dicetak seperti pamflet dan brosur hanya memberikan informasi kepada publik.[5]

Media pertemuan dan Pembicaraan media pertemuan seperti diskusi ataupun rapat menjadi media komunikasi,penyampaian pesan secara internal agar kalangan tersebut bisa menyamakan dalam satu persepsi.[7]

Elemen Media Komunikasi[sunting | sunting sumber]

Ilmuan media bernama Art Silverblatt mengidentifikasi ada tujuh elemen dasar sebagai media komunikasi baru, antara lain adalah:

  • Keterampilan berpikir secara kritis untuk dapat mengembangkan penilaian independen terhadap suatu media. Berpikir secara kritis adalah sebuah esensi dasar.
  • Pemahaman terhadap sebuah proses komunikasi massa, sebagai komponen dan mengetahui media dalam beroperasi
  • Kesadaran akan dampak media terhadap individu dan masyarakat. Kesadaran agar khalayak tidak terjebak dalam sebuah informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sebuah keaslian berita atau informasi.
  • Strategi untuk menganalisis dan mendiskusikan pesan media. Khalayak dapat menyerap dan juga memilih sebuah media yang memberikan sebuah informasi yang akurat dan tepercaya.
  • Sebuah kesadaran akan isi dari sebuah media atau teks yang menyediakan sebuah wawasan bagi kehidupan.
  • Kemampuan untuk dapat menikmati, memahami dan menghargai dari isi media.
  • Pengembangan keterampilan produksi yang efektif dan bertanggung jawab.[2]

Keterampilan Melek Media Komunikasi[sunting | sunting sumber]

  • Kemampuan dan kemauan melakukan suatu usaha untuk dapat memahami suatu isi media, memberi perhatian dan menyaring terhadap gangguan.
  • Pemahaman dan pengharagaan kepada kekuatan pesan media.
  • Kemampuan untuk dapat membedakan reaksi emosional dan rasional ketika menilai ataupun merespons isi media.[2]
  • Pengembangan ekspektasi yang lebih tinggi terhadap media.
  • Pengetahuan terhadap kesepakatan akan suatu genre atau aliran untuk dapat mengenali sebuah aliran dapat digabungkan dengan media lain.
  • Kemampuan berpikir secara kritis tentang isi media dan tidak terlalu peduli dengan kredibilitas sumber apabila suatu informasi masih bersifat rancu.
  • Pengetahuan tentang bahasa yang dipakai kalangan berbagai media dan memahami pengaruhnya.[2]

Aplikasi Dan Implikasi[sunting | sunting sumber]

  • Media sebagai komunikasi pendukung pembentukan khalayak

Teori McLuhan menstimulasi cara pandang baru terhadap gagasan dan bahasan subjek untuk memahami suatu proses komunikasi secara lebih luas dan terarah. Dan variabel dari komunikasi memberikan gambaran dalam pengaruh terhadap media. Pengaruh media terhadap masyarakat dapat dilihat dari beralihnya masyarakat lisan menjadi masyarakat tulisan, dimana masyarakat pada zaman dahulu untuk menyampaikan sebuah informasi mengunakan suara untuk menyampaikan suatu pesan, kemudian pada saat ini apabila ingin menyampaikan sebauh pesan dapat dikirim melalui sebuah SMS. Perubahan masyarakat dari mendengar berita secara lisan dan duduk membaca buku kemudia beralih mejadi masyarakat yang menonton dan memilih sebuah konten tayangan televisi, dan gambaran mulai bergerak dan dilihat oleh khalayak dan dapat disadari atau tidak media sudah sangat mempengaruhi kehidupan khalayak yang menggunakan media tersebut.

  • Institusi media memiliki peran penting dalam produksi budaya

Faktanya media memang sangat mempengaruhi budaya dan tingkah laku serta pola pikir masyarakat. pengaruh melalui media terhadap saluran interpersonal merupakan bagian integral dari suatu budaya yang berskala dan besar seperti televisi dan media cetak. Banyak para ahli yang menyatakan bahwa individu memiliki kendali besar atas hasil transaksi media dalam kehidupan masyarakat. Produk interaksi yang beragam dari pemenuhan kebutuhan, hasrat dan ketergantungan individu, dan sulit sekali untuk menguranginya. Teori ketergantungan menengahi beberapa masalah antara model penggunaan dan kepuasan dengan model pengaruh yang sangat kuat. Teori tersebut menilai perbedaan individu dalam penanggapan pengaruh media, menunjukan kerumitan interaksi beragam dalam aspek transaksi media. Peleburan beberapa teori penggunaan dan kepuasan dengan teori ketergantungan memberikan sebuah gabungan yang lengkap.

  • Audiens atau masyarakat penikmat media ikut serta dalam pesan media

Audiens dianggap populasi yang sangat besar dapat hasil dari suatu transaksi media yang bisa dijadikan dua khalayak sebagai khalayak pasif dan khalayak aktif,keduanya adalah penikmat media.Akan tetapi dapat menjadi dua kategori yang difergen,dimana khalayak pasif akan jauh lebih menerima suatu pesan yang diberikan media tanpa ada penyortiran untuk kelayakan dalam pembentukan karakter atapun dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan masyarakat yang aktif lebih memilih suatu isi pesan yang akan disampaikan media.

Referensi Buku[sunting | sunting sumber]

Teori komunikasi, Theorie of Human Communication;Stephen W.Littlejohn dan Karen A.Foss;Penerbit Salemba Pengantar Ilmu Komunikasi;Prof.Dr.H.Hafied Cangara,MSc Ilmu Komunikasi Teori dan praktik;Prof.Drs.Onong uchana effendy, MA Komunikasi, Politik, Media dan Demokrasi; Henry subiakto dan Rachma Ida Pengantar Ilmu Komunikasi ; Suryanto, S.Sos, M.Si Pengantar komunikasi massa Jilid 1 edisi 5 melek media dan budaya; Stanley J.Baran Communication Technology Update and Fundamentals, 12th Edition;Grant A.E.Meadows ;Focal Press The dynamics Of Mass Communication:Media In The Digital Age; Dominick, J.R (2008);Tenth edition;Mc-Graw-Hill, International Edition

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Teori komunikasi, Theorie of Human Communication;Stephen W.Littlejohn dan Karen A.Foss;Penerbit Salemba
  2. ^ a b c d e Pengantar komunikasi massa Jilid 1 edisi 5 melek media dan budaya; Stanley J.Baran
  3. ^ a b Ilmu Komunikasi Teori dan praktik;Prof.Drs.Onong uchana effendy, MA
  4. ^ Pengantar Ilmu Komunikasi;Prof.Dr.H.Hafied Cangara,MSc
  5. ^ a b c d e f g The dynamics Of Mass Communication:Media In The Digital Age; Dominick, J.R (2008);Tenth edition;Mc-Graw-Hill, International Edition
  6. ^ a b c d e Communication Technology Update and Fundamentals, 12th Edition;Grant A.E.Meadows ;Focal Press
  7. ^ Pengantar Ilmu Komunikasi ; Suryanto, S.Sos, M.Si