Matthew Boulton (industrialis)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Matthew Boulton adalah seorang industrialis sekaligus pebisnis asal Inggris pada abad ke-18 Masehi. Awalnya, ia meneruskan bisnis kerajinan logam ayahnya di Birmingham, Inggris.. Kemudian pada paruh kedua abad ke-18 Masehi, Matthew Boulton memperbesar skala bisnisnya hingga produksi massal menggunakan pabrik untuk kerajinan logam, jam dan jambangan. Pada periode 1770-an, Matthew Boulton berinvestasi dalam pengembangan mesin uap buatan James Watt sekaligus  mengadakan kerja sama bisnis dengannya. Perusahaan mereka kemudian berhasil mengadakan produksi massal selama 25 tahun dan membuat dirinya  dan James Watt menjadi kaya raya.  

Masa muda[sunting | sunting sumber]

Matthew Boulton dilahirkan pada tanggal 3 September 1728.[1] Ayahnya bekerja sebagai pengrajin logam dekoratif seperti ikat pinggang. Matthew Boulton tinggal di Birmingham yang pada masa itu dikenal sebagai toko mainan dunia. Pembuatan mainan dilakukan oleh banyak orang dan melibatkan berbagai jenis pekerjaan yang pengerjaannya di berbagai bagian Brimingham. Matthew Boulton hanya menerima sedikit pendidikan formal.[2]

Pekerjaan[sunting | sunting sumber]

Matthew Boulton bekerja sebagai seorang insinyur dalam pembuatan pabrik.[3] Selain itu ia juga seorang pebisnis.[4] Matthew Boulton menikah dengan putri seorang pedagang kaya dari Lichfield bernama Mary. Namun istrinya meninggal pada tahun 1759. Matthew Boulton kemudian menerima penyelesaian pernikahan sebesar £3.000 serta beberapa tanah di dekat Lichfield. Matthew Boulton meneruskan sekaligus mengembangkan bisnis ayahnya yang wafat pada tahun 1759. Ayahnya wafat sebulan setelah kematian istrinya. Setelah sembilan bulan setelah kematian Mary, Matthew Boulton menikahi adik Mary yang bernama Ann. Istri keduanya ini menerima warisan sebanyak £3.000. Lalu pada 1764, saudara laki-laki dari istrinya yang bernama Luke Robinson juga meninggal. Serentetan kematian ini membuat keuangan Matthew Boulton dan Ann mengalami peningkatan karena menerima warisan. Kondisi keuangan ini membuat Matthew Boulton mampu memulai investasi terhadap industri manufaktur.[5]

Matthew Boulton membeli sebuah pabrik yang digunakan untuk produksi. Pabrik ini kemudian diberinya nama Pabrik Soho. Pabriknya merupakan sebuah gedung yang menyerupai bentuk istana.[2]  Pada awal kariernya, Matthew Boulton bekerja sebagai pengusaha produsen. Matthew Boulton memiliki pabrik logam. Selain itu, perusahaannya memproduksi jam dan jambangan kuno.[6] Matthew Boulton menjadi pemilik perusahaan bernama Soho Engineering Works. Perusahaan ini beroperasi di Birmingham, Inggris.[7] Namun ia kemudian beralih menjadi pengusaha produsen mesin uap.[8] Saham dari sebuah pabrik besi milik John Roebuck dibeli oleh Matthew Boulton pada tahun 1773.[9]

Matthew Boulton kemudian memberikan dukungan keuangan kepada James Watt untuk mengembangkan mesin uap.[10] Kerja sama keduanya baru dimulai pada tahun 1775.[11] James Watt kemudin berhasil menyempurnakan mesin uapnya pada tahun 1776.[12]  Setelah itu, Matthew Boulton dan James Watt mendirikan perusahaan dengan mereka berdua sebagai pemiliknya. Perusahaan ini memproduksi mesin uap buatan James Watt secara massal.[13]  Matthew Boulton dan James Watt kemudian melanjutkan produksi massal mesin uap hingga 25 tahun berikutnya.[14] Produksi massal mesin uap membuat keduanya menjadi kaya raya.[15]

Organisasi[sunting | sunting sumber]

Lunar Society[sunting | sunting sumber]

Lunar Society merupakan organisasi yang dikhusukan bagi para industrialis, ilmuwan dan filsuf. Matthew Boulton merupakan anggota Lunar Society dari kalangan industrialis.  Lunar Society hanya mengadakan pertemuan setiap bulan purnama karena belum ada pencahayaan listrik. Pertemuan Lunar Society paling sering diadakan di rumah Matthew Boulton yang disebut Soho House.[16]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Merry dan Arie (September 2013). Kisah 1001 Fakta Orang-Orang Super Wow di Dunia. Gramedia Widiasarana Indonesia. hlm. 39. ISBN 978-602-251-211-0. 
  2. ^ a b Clare, J. D., dkk. (2015). Making Sense of History 1745–1901 (PDF). London: Hodder Education. hlm. 11. ISBN 978-14718-05981. 
  3. ^ Ridley, Matt (2020). Rational Optimist: How Prosperity Evolves [Optimis Rasional: Evolusi Kemakmuran]. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 225. ISBN 978-602-06-4725-8. 
  4. ^ Sina, Peter Garlans. Sukses Membangkitkan Roh Belajar. Guepedia. hlm. 175. 
  5. ^ McLean, Rita. "Matthew and The Soho Enterprises" (PDF). historywm.com. hlm. 35. 
  6. ^ Bahri, Syaiful Bahri. Keajaiban Bisnis. Penerbit Safirbahari. hlm. 1. 
  7. ^ Budiman, A., dkk. (Juli 2022). Mariastuti, Ratna, ed. Batu Bara: Emas Hitam Penopang Energi Indonesia. Sleman: Gadjah Mada University Press. hlm. 2. ISBN 978-602-386-959-6. 
  8. ^ Briggs, A., dan Burke, P. (Februari 2006). Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai Internet [A Sosial History of Media]. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hlm. 128. ISBN 979-461-551-X. 
  9. ^ A.Z., L. Santoso (2020). Pratiwi, Utami, ed. Para Penggerak Revolusi. Yogyakarta: Laksana. hlm. 44. ISBN 978-623-327-082-3. 
  10. ^ Alimuddin, Zulfikar (2019). The New You: Petakan Ulang Hidupmu dan Jadilah Hebat. PT Insan Baru Indonesia. hlm. 122. ISBN 978-602-19941-4-6. 
  11. ^ Taqiy, Abu Firly Bassam (Januari 2018). Nuraini, Insan Dewi, ed. Menjadi Gurunya Guru dan Sahabatnya Murid. Yogyakarta: Lontar Mediatama. hlm. 182. ISBN 978-602-74617-8-9. 
  12. ^ Christian, David (Maret 2022). Gretiani, Siti, ed. Origin Story: Kisah Asal-Usul [Origin Story]. Diterjemahkan oleh Anshor, Zia. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama. hlm. 250. ISBN 978-602-06-6030-1. 
  13. ^ Raditya, Iswara N. (2012). 200 Tokoh Super Jenius Penemu dan Perintis Dunia. Yogyakarta: Narasi. hlm. 304. ISBN 978-979-168-316-6. 
  14. ^ Hart, Michael H. (2012). Hanif, ed. 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia. Diterjemahkan oleh Ndaru, K., dan Islam, M. N. Jakarta Selatan: Penerbit Noura Books. hlm. 119. ISBN 978-602-385-204-8. 
  15. ^ Purnama, Salman S. Tim Editor BP, ed. Biografi Tokoh-Tokoh Dunia. Jakarta Timur: PT Balai Pustaka (Persero). hlm. 42. ISBN 979-690-932-4. 
  16. ^ Laksono, Eko (2013). Metropolis Universalis. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo. hlm. 149. ISBN 978-602-02-0049-1.