Marinir

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Presiden Republik Cina (Taiwan) saat menginspeksi sebuah batalyon marinir di Kaohsiung, 6 Juli 2020
Howitzer swa-gerak 155mm milik Korps Marinir Republik Korea, 13 Maret 2013

Marinir, atau Korps Marinir (Prancis: corps de marine) adalah cabang angkatan bersenjata yang memiliki kemampuan melakukan penyerbuan secara amfibi, menggunakan infanteri, kendaraan lapis baja, pesawat udara, serta kendaraan air. Peran sebuah Korps Marinir bisa berbeda pada setiap negara. Beberapa negara, misalnya Spanyol, Jerman, Prancis, dan Rusia, menyebut satuan tempur seperti ini dengan nama "infanteri laut". Di Indonesia marinir berfungsi sebagai unit khusus yang berperan sebagai pasukan dengan mobilitas tinggi untuk menyerbu garis pertahanan lawan atau merebut daerah kekuasaan lawan. Sedangkan di Amerika Serikat, Korps Marinir merupakan sebuah angkatan yang berdiri sendiri di luar Angkatan Laut yang mempunyai kekuatan udara sendiri dan diisi oleh lebih dari 200.000 personel.

Tahun didirikannya Marinir pertama[sunting | sunting sumber]

Divisi Marinir Ke-6 Amerika Serikat mendarat di Okinawa, Jepang saat Perang Dunia II

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Korps Marinir Nasional[sunting | sunting sumber]

Indonesia[sunting | sunting sumber]

LVT milik KKO sekitar tahun 1960-an

Terlahir dari patriotisme pemuda yang menginginkan patahnya belenggu kolonialisme, Korps Marinir sudah eksis sejak berkecamuknya perang merebut kemerdekaan. Setelah gema Proklamasi 17 Agustus 1945 dikumandangkan, pada tanggal 22 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia membentuk tiga badan yaitu Komite Nasional Indonesia, Party Nasional Indonesia dan Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP). Dalam lingkungan BPKKP inilah dibentuk satu badan keamanan yang dinamakan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Bagi pelaksanaan tugas keamanan dan ketertiban di pantai, lautan dan daerah-daerah pelabuhan dibentuk BKR Laut yang didirikan pada 10 September 1945. Pada 5 Oktober 1945 Presiden mengeluarkan maklumat tentang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat di mana BKR menjadi inti TKR. Dengan demikian BKR Laut pun berubah menjadi TKR Laut. TKR ini kemudian berkembang menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Pada 15 Nopember 1945 tercantum dalam Pangkalan IV ALRI Tegal nama Corps Mariniers (tanggal ini selanjutnya dijadikan sebagai hari lahir Korps Marinir). Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan No. A/565/1948 pada tanggal 9 Oktober 1948 ditetapkan adanya Korps Komando di dalam jajaran Angkatan Laut. Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) kembali menggunakan nama Korps Marinir sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No. Skep/1831/XI/1975 tanggal 15 Nopember 1975. Seiring dengan berkembangnya zaman terutama untuk menuju terbentuknya organisasi militer yang modern dan profesional, Korps Marinir baik secara organisatoris maupun pembinaan kekuatannya mengalami beberapa perubahan. Perubahan yang dimaksud antara lain mulai dari penyebutan unsur kekuatan, likuidasi beberapa satuan, penambahan kekuatan satuan baik di lingkup Komando Pelaksana (Kolak) maupun Satuan Pelaksana (Satlak) hingga ke tingkat pola pembinaan personel atau pengawak organisasi.Di bidang organisasi, perubahan terakhir terjadi pada tahun 2004 di mana terbentuk kekuatan baru di jajaran Kolak Korps Marinir yakni dengan terbentuknya Pasmar-II dan Brigif-3 Marinir. Pada masa mendatang, kekuatan Korps Marinir akan terus dikembangkan hingga mencapai bentuk yang ideal baik dari segi kualitas maupun kuantitas personel termasuk peralatan tempurnya.

Amerika Serikat[sunting | sunting sumber]

Deretan pesawat tempur F-35B milik Korps Marinir AS di atas landasan USS Tripoli (LHA-7)

Belanda[sunting | sunting sumber]

Inggris[sunting | sunting sumber]

Landing Craft Utility (LCU) milik Korps Marinir Kerajaan Inggris sedang mendaratkan pasukan di Kuwait saat Perang Afghanistan pada 2003

China[sunting | sunting sumber]

Rusia[sunting | sunting sumber]

Spanyol[sunting | sunting sumber]