Lompat ke isi

Mahyudin Al Mudra

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Mahyudin Al Mudra
Lahir4 Juli 1958 (umur 66)
Tembilahan,Indragiri Hilir, Riau
KebangsaanIndonesia
AlmamaterUniversitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Dikenal atas- Pendiri dan Pemangku Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM)
- Pemimpin Umum MelayuOnline.com

Mahyudin Al Mudra, S.H., M.M., MA. (lahir 4 Juli 1958) adalah seorang budayawan Indonesia. Ia merupakan Pendiri dan Pemangku Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM) sekaligus Pemimpin Umum MelayuOnline.com.[1]

Mahyudin Al Mudra berdarah Melayu Banjarmasin.[2] Pendirian MelayuOnline.com merupakan perhatiannya pada budaya Melayu. Oleh karena itu, walaupun ia telah meninggalkan tanah kelahirannya sejak tahun 1966 dan hidup di kota Yogyakarta, ia tidak pernah kehilangan sense terhadap kebudayaan Melayu.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Ia merampungkan pendidikan S1 Fakultas Hukum dan S2 Magister Management dari Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Mahyudin Al Mudra juga pernah mengikuti pendidikan di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada selama 4 tahun (tidak tamat). Ia juga sempat mengenyam studi banding Vocational Training selama 3 bulan di New York, Washington, Baltimore dan Virginia atas undangan dan biaya The United States Information Agency (USIA) bidang International Visitor. Pada tahun 2015, ia menyelesaikan pendidikan S2 Antropologi di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dan memperoleh gelar MA bidang Antropologi Budaya.

Mahyudin Al Mudra mengelola beberapa penerbit yang tergabung dalam Penerbit AdiCita Group. Kesungguhan dan keseriusannya dalam mengolah buku telah mendapatkan penghargaan, di antaranya Adikarya IKAPI Award dari tahun 1997 hingga 2004 dan KEHATI Award yang diserahkan langsung oleh mantan Presiden Megawati Soekarno Putri. Aktivitasnya dalam bidang kebudayaan juga telah mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Pada 17 November 2003, ia memperoleh Anugerah Sagang (Sagang Award) di Pekanbaru, Riau, atas kesungguhannya ikut melestarikan dan mengembangkan warisan budaya Melayu melalui penerbitan buku-buku Melayu; pada 7 Desember 2004, ia menerima "Anugerah Kebudayaan" dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia yang disampaikan oleh Menteri Jero Wacik. Pada tanggal 12 Oktober 2008 lembaga yang dipimpinnya (Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu/BKPBM) kembali memperoleh Anugerah Sagang 2008 untuk kategori Anugerah Serantau Pilihan Sagang. Pada tanggal 29 Mei 2009, Mahyudin Al Mudra menerima Anugerah Gelar "Tokoh Pemersatu Melayu Serantau" dari Lembaga Adat Melayu Serantau (LAMS) di Ketapang, Kalimantan Barat. Ia juga aktif menghadiri berbagai seminar budaya (khususnya budaya Melayu) baik sebagai peserta maupun sebagai pemakalah.

Sejak tahun 2003 sampai sekarang, Mahyudin Al Mudra juga mendirikan dan menjadi Pemimpin Umum (PU) beberapa website, antara lain:

Gelar Adat Kesultanan

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 27 Juli 2009, ia memperoleh gelar utama Kesultanan Serdang, dengan gelar "Datuk Cendikia Hikmatullah" karena berjasa dan memberikan manfaat pada Kesultanan Serdang dan dunia Melayu serumpun pada umumnya.[3] Pada 2 Februari 2011 ia juga mendapat gelar "Pangeran Nata Waskita" dari Kerajaan Mempawah.[4] Selanjutnya, pada tanggal 3 Maret 2013, Mahyudin Al Mudra memperoleh gelar "Datuk Seri Citra Wangsa" dari (Kerajaan Matan Tanjungpura, Kalimantan Barat). Pada tanggal 16 September 2013, ia juga mendapatkan anugerah Darjah Kebesaran Paduka Mahkota Palembang Darussalam dengan gelar "Datuk Pangeran Disastro Mahyudin Al Mudra".

Karya tulis

[sunting | sunting sumber]

Beberapa karya Mahyudin Al Mudra (Berupa Buku) yaitu:[5]

  • Redefinisi Melayu ( 2008 )
  • Tepak Sirih ( 2006 )
  • Mahligai Keloyang ( 2005 )
  • Pangeran Suta Dan Raja Bayang ( 2005 )
  • Dang Gedunai ( 2005 )
  • Pantun Melayu ( 2005 )
  • Penghulu Tiga Lorong ( 2005 )
  • Putri Pinang Masak ( 2005 )
  • Syair Melayu ( 2005 )
  • Rumah Melayu: Memangku Adat Menjemput Zaman ( 2004 )
  • Hang Tuah Kesatria Melayu ( 2004 )
  • Upacara Adat Perkawinan Melayu (2016)
  • Pantun Melayu Pilihan (2016)

Karya Tulis berupa Kertas Kerja (Makalah Seminar), antara lain:

  • “Peranan Raja Ali Haji Memartabatkan Bahasa Melayu sebagai Bahasa Indonesia”, (Disampaikan dalam acara "Seminar Sehari" di Batam, tanggal 17 Desember 2013.
  • “Serupa Tapi Tak Sama @ Sama Tapi Tak Serupa”(Indonesia–Malaysia), (Disampaikan dalam "Diskusi Budaya dalam rangka MoU antara Universiti Putra Malaysia (UPM) dan Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM)" di Kantor BKPBM Yogyakarta, tanggal 17 November 2013.
  • "Kajian Islam Melayu di Kawasan Asia Tenggara: Peta dan Prospek Pengembangannya", (Disampaikan dalam “Workshop Kurikulum Berbasis Kajian Peradaban Islam Melayu” yang diselenggarakan oleh IAIN Raden Fatah Palembang, tanggal 6-8 September 2013.
  • “Dokumentasi Sejarah Kerajaan-Kerajaan di Nusantara melalui Website www.kerajaannusantara.com”, (Disampaikan dalam acara Musyawarah Agung dan Seminar Sejarah Kerajaan/Kesultanan di Nusantara di Gedung Asia-Afrika, Bandung, tanggal 09 Desember 2011.
  • “Sosial Budaya dan Transformasi Intelektual dalam Peradaban Islam Melayu Nusantara”, (Disampaikan dalam acara "Launching Program Doktor" di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Patah, Palembang, Sumatera Selatan, tanggal 21 September 2011.
  • “Melacak Asal-Usul Keris dan Perannya dalam Sejarah Nusantara”, (Disampaikan dalam acara Seminar Internasional di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Akademi Tamadun Melayu (ATMA), Malaysia, tanggal 27 Agustus 2010.
  • “Redefinisi Melayu: Menjembatani Kemelayuan Bangsa Serumpun”, (Disampaikan dalam acara Seminar Internasional di Pusat Sejarah Brunei (PSB), tanggal 15 Juli 2010.
  • "Warisan Budaya dan Upaya Pelestariannya”, (Disampaikan dalam Kongres Budaya Banjar Se-Dunia II, Kalimantan Selatan, tanggal 05–07 April 2010.
  • “Revitalisasi Budaya Melayu”, (Disampaikan dalam "Musyawarah Kerja Lembaga Adat Melayu Serantau (LAMS)" di Rumah Melayu Kalbar, Pontianak, Kalimantan Barat, tanggal 15 Maret 2010.
  • “Melayuonline.com Mempersatukan Diasporian Melayu Se-Dunia”, (Disampaikan dalam Workshop “Diaspora Melayu I” bersama para akademisi/tokoh Melayu Serumpun dengan tema: “Revisiting Malay Diaspora for Malay World Networking” (Meninjau Ulang Diaspora Melayu Untuk Membangun Jejaring Melayu Se-Dunia”), di Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM), Yogyakarta, Indonesia, tanggal 18–19 Januari 2010.
  • “Melayuonline.com: Pusat Data Melayu Dan Kemelayuan Se-Dunia”, (Disampaikan dalam Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) Ke-2. Tema: “Perpustakaan dan Pelestarian Khasanah Budaya Bangsa dalam Format Digital” di Hotel Millenium, Jakarta, tanggal 10–12 Desember 2009.
  • “Pasang Surut Hubungan Melayu-Jawa Dalam Karya Sastra”, (Disampaikan dalam Seminar Internasional “Pemikiran Melayu-Jawa” di UNS Surakarta, Jawa Tengah, Tanggal 15 Juli 2009.
  • “MelayuOnline.com, Praksis Perlawanan Terhadap Erosentrisme”, (Disampaikan dalam Seminar “Problem Eurosentrisme dalam Kajian Melayu: Mencari Perspektif Alternatif ” di Ruang Seminar Fisipol UGM, Yogyakarta, Indonesia, tanggal 24 Juni 2009.
  • “Kemelayuan dan Keislaman di Indonesia”, (Disampaikan dalam Seminar Wacana Dunia Melayu “Unsur Keislaman dan Kemelayuan di Nusantara,” Alor Setar, Kedah, Malaysia, tanggal 10 Juni 2009.
  • Media Melayu di Dunia Maya “Melayuonline.com”, (Disampaikan dalam acara Orasi Kebudayaan Milad Ke-2 “MelayuOnline.com” di Taman Budaya (TBY), Yogyakarta, tanggal 20 Januari 2009.
  • “Revitalisasi Pantun Melayu: Memangku Tradisi Menjemput Zaman”, (Disampaikan dalam Seminar “Revitalisasi Budaya Melayu Ke-2” di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, tanggal 16 Desember 2008.
  • “Warisan Budaya dan Makna Pelestariannya”, (Disampaikan dalam Seminar Budaya dan Busana Melayu Kalimantan Barat, di Sanggau Kalimantan Barat, tanggal 22 Juli 2008.
  • “Merekonstruksi Peradaban Melayu di Era Gelombang Ketiga”, (Disampaikan dlaam Seminar Internasional dengan tema “Indonesia—Malaysia Update 2008” di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, tanggal 28 Mei 2008.
  • “Mewariskan Cerita Rakyat Nusantara di Tengah Pluralisme Budaya”, (Disampaikan dalam Seminar Internasional “Tradisi Lisan sebagai Kekuatan Kultural Membangun Peradaban”, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Pusat, di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, tanggal 01 Maret 2008.
  • “Pantun Melayu dan Etnisitas Melayu”, (Disampaikan dalam Seminar Internasional “Pantun Melayu: Semalam, Hari ini, dan Esok” di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Malaysia, tanggal 07 Desember 2007.
  • “MelayuOnline.com sebagai Sarana untuk Merekonstruksi Peradaban Melayu di Era Gelombang Ketiga”, (Disampaikan dalam Seminar Internasional dengan tema “Strategi Melestarikan Sumber dan Perkhidmatan dalam Talian Institusi Penyelidikan” di Perdana Building, Putrajaya Malaysia, tanggal 06 Desember 2007.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Struktur Organisasi WisataMelayu.com Diarsipkan 2014-02-01 di Wayback Machine. - WisataMelayu.com. Diakses 29 Januari 2014.
  2. ^ Simbol Budaya Masih Mendominasi Budaya Banjar Diarsipkan 2014-02-01 di Wayback Machine. - WisataMelayu.com. Diakses 29 Januari 2014.
  3. ^ Gelar Kebangsawanan (di luar kerabat) - kerajaannusantara.com. Diakses 29 Januari 2014.
  4. ^ Gelar Pangeran Nata Waskita Untuk Mahyudin Al Mudra - kerajaannusantara.com. Diakses 29 Januari 2014.
  5. ^ Profil Penulis - adicita.com. Diakses 29 Januari 2014.