Konsumsi daging anjing di Korea Selatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konsumsi daging anjing di Korea Selatan
Daging anjing dijual di Pasar Gyeongdong pada tahun 2007
Nama Korea
Hangul
Alih AksaraGaegogi
McCune–ReischauerKaegogi
Nama Korea Utara
Hangul
Alih AksaraDan(-)gogi
McCune–ReischauerTan'gogi

Konsumsi daging anjing sangat dibatasi tetapi legal di Korea Selatan. Hal ini merupakan subjek kontroversi yang sedang berlangsung dan signifikan. Dalam survei tahun 2020 terhadap warga Korea Selatan, 83,8% responden melaporkan tidak pernah mengonsumsi daging anjing dan tidak berencana untuk memakannya.[1] Pada bulan Juni 2018, pengadilan kota Korea Selatan memutuskan bahwa membunuh anjing untuk diambil dagingnya adalah tindakan ilegal, meskipun hukum ini tidak spesifik menyebutkan bahwa mengonsumsi daging anjing merupakan tindakan ilegal.[2] Pada tanggal 9 Januari 2024, parlemen Korea Selatan mengesahkan undang-undang yang melarang pemeliharaan atau penyembelihan anjing untuk dikonsumsi, serta distribusi dan penjualan daging anjing. Undang-undang ini akan mulai berlaku pada tahun 2027.[3][4]

Perkiraan jumlah hewan yang dikonsumsi sangat bervariasi dan menjadi bahan perdebatan yang signifikan. Media asing sering mengutip perkiraan satu atau dua juta anjing yang dikonsumsi per tahun (statistik yang sering dibuat oleh kelompok hak asasi hewan KARA), tetapi beberapa pihak mempertanyakan keakuratan statistik tersebut.[5] Pada tahun 2020, Kementerian Pertanian, Pangan, dan Pedesaan melaporkan adanya 200 peternakan anjing yang terdaftar, meskipun mereka menduga masih ada peternakan yang tidak terdaftar di negara tersebut.[6]

Pasar daging anjing terbesar, Pasar Moran, secara resmi ditutup pada tahun 2018 setelah bertahun-tahun mengalami penurunan penjualan; meskipun, beberapa penjualan ilegal masih ditemui pada tahun 2021.[7] Pada tahun 2018, kompleks Taepyeong-dong yang merupakan tempat jagal anjing ditutup oleh pemerintah Korea Selatan,[8][9] setelah lima tahun pemungutan suara—keputusan untuk menutup lokasi—yang dilakukan oleh dewan kota Seongnam, kota tempat jagal anjing tersebut berada.[8][9]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Para ahli secara luas setuju bahwa daging anjing tidak pernah menjadi bagian penting dari makanan Korea.[10][11] Tingkat konsumsi dan konotasi sosialnya telah berubah dari waktu ke waktu.[10]

Tidak diketahui secara pasti kapan tepatnya orang Korea mulai mengonsumsi daging anjing pertama kali, meskipun banyak ahli melacaknya pada periode Neolitikum (6000-2000 SM) bersamaan dengan peradaban awal lainnya di Asia Timur. Baik para ahli Korea maupun Barat berpendapat bahwa ada bukti arkeologis berupa tulang anjing dari periode ini yang menunjukkan tanda-tanda konsumsi daging anjing. Beberapa ahli juga berpendapat adanya penggunaan kulit dan bulu anjing, serta bukti penggunaan anjing sebagai hewan pendamping.[12] Sebuah lukisan dinding di kompleks makam Goguryeo dari abad ke-4 Masehi, yang berada di Provinsi Hwanghae Selatan, Korea Utara, yang juga merupakan situs Warisan Dunia UNESCO menggambarkan seekor anjing yang disembelih.[13]

Selama Dinasti Silla (57 SM–935 M) dan Goryeo (918–1392 M), praktik ini tidak lazim dilakukan, karena agama Buddha adalah agama negara di kedua negara tersebut.[14][15]

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "식국민 84% "개고기 소비한 적 없고, 먹을 생각 없다"". Hankyoreh News. 23 Oktober 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Oktober 2021. Diakses tanggal 10 Januari 2024. 
  2. ^ "Killing dogs for meat ruled illegal by South Korean court". The Guardian. 21 Juni 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 September 2018. Diakses tanggal 10 Januari 2024. 
  3. ^ Mackenzie, Jean (9 Januari 2024). "South Korea parliament passes law banning dog meat". BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Januari 2024. Diakses tanggal 10 Januari 2024. 
  4. ^ "Korea Selatan Resmi Larang Makan Daging Anjing Mulai 2027". CNN Indonesia. Diakses tanggal 10 Januari 2024. 
  5. ^ "Is it true that Korea consumes 1 million dogs per year?". SBS News. 9 September 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Oktober 2021. Diakses tanggal 10 Januari 2024. 
  6. ^ "Are dog farms for dog meat soup illegal?". Money Today. 23 Juni 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Oktober 2021. Diakses tanggal 10 Januari 2024. 
  7. ^ "도살장 없다는 모란시장, 개196마리 불법 도살했다" [Pasar Moran, yang tidak memiliki rumah jagal, membunuh 196 ekor anjing secara ilegal]. 9 Juli 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Oktober 2021. Diakses tanggal 10 Januari 2024. 
  8. ^ a b "South Korea to bulldoze dog slaughterhouse". Australian Broadcasting Corporation. 23 November 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 November 2018. Diakses tanggal 10 Januari 2024. 
  9. ^ a b Seo, Bard Wilkinson, Yoonjung (22 November 2018). "South Korea closes largest dog meat slaughterhouse". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 November 2018. Diakses tanggal 10 Januari 2024. 
  10. ^ a b Dugnoille (2021), hlm. 22.
  11. ^ Kim, Soon Hee; Kim, Myung Sunny; Lee, Myoung Sook; Park, Yong Soon; Lee, Hae Jeong; Kang, Soon-ah; Lee, Hyun Sook; Lee, Kyung-Eun; Yang, Hye Jeong; Kim, Min Jung; Lee, Young-Eun; Kwon, Dae Young (2016). "Korean diet: Characteristics and historical background". Journal of Ethnic Foods. 3: 26. doi:10.1016/j.jef.2016.03.002alt=Dapat diakses gratis. 
  12. ^ Dugnoille (2021), hlm. 21.
  13. ^ "개고기/함혜리 논설위원". Seoul Newspaper. 15 April 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Oktober 2021. Diakses tanggal 10 Januari 2024. 
  14. ^ Patnaik, Asmi (9 Januari 2024). "South Korea's history of eating dog meat". Deccan Herald (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 10 Januari 2024. 
  15. ^ "History of Korean Buddhism | Welcome to Jogye Order of Korean Buddhism". www.koreanbuddhism.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2023. Diakses tanggal 10 Januari 2024. 

Daftar Pustaka[sunting | sunting sumber]

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

  • Dog di Wikibuku Cookbooks