Kluster instrumen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kluster instrumen di Fiat Punto 176 dengan lampu indikator

Instrumen kluster di kendaraan bermotor (mobil, truk, sepeda motor, dll.) merupakan alat dapat terdiri dari speedometer, odometer, takometer, pengukur bahan bakar, pengukur suhu cairan pendingin dan lampu indikator, seperti indikator lampu sein.

Teknologi kluster instrumen[sunting | sunting sumber]

Pada awalnya kluster instrumen menggunakan tampilan mekanis namun saat ini telah berkembang menjadi tampilan elektrik. Dengan kompleksitas fungsi saat ini intrument kluster dapat dianggap sebagai komputer kecil dengan mikroprosesor dan mikrokontroler dengan kempuan grafis. head-up display ditambahkan sebagai opsi tampilan terbaru, yang pertama kali muncul sekitar tahun 1980 di kokpit pesawat terbang. Intrumen kluster mekanik yang masih menggunakan pointer untuk pembacaan speedometer dan odometer menggunakan motor stepper yang dikendalikan oleh prosesor. Sebagai unit kontrol alat ini terhubung dengan Bus CAN kendaraan. Hal ini memungkinkan kluster dapat informasi seperti Engine Control, Anti-lock Braking System (ABS) dan Electronic Stability Program (ESP).

Instrumen Digital[sunting | sunting sumber]

Generasi pertama mobil yang menggunakan speedometer dengan tampilan angka (bukan jarum) adalah GS, yang diperkenalkan Citroën pada tahun 1970. CX juga melakukan hal yang sama pada tahun 1974. Ini disebut tipe dalam bentuk gulungan, di mana silinder resin dengan angka di atasnya berputar. Fungsi masih menggunakan "tipe mekanis" untuk menggantikan jarum speedometer normal. Ini mirip dan sama sekali berbeda dari meteran digital "listrik" saat ini yang menggunakan tampilan kristal cair. Pelopor meteran digital elektrik terkemuka hingga saat ini disebut-sebut merupakan tipe LED yang diadopsi Aston Martin Lagonda. Beberapa produsen utama instrumen digital seperti Denso Continental, Magneti Marelli, Robert Bosch dan Visteon.[1]

Pada mobil Jepang, Toyota Soarer generasi pertama yang muncul pada tahun 1981 adalah yang pertama mengadopsinya dengan nama "Electronic Display Meter" dan setelah itu pada mobil Toyota dipasang pada kendaraan yang diproduksi secara massal seperti Crown dan Mark II (termasuk Chaser / Cresta). Kemudian, selama periode gelembung di akhir 1980-an dan awal 1990-an, intrument digital dianggap sebagai sesuatu yang "canggih dan keren". Pada waktu itu hanya digunakan untuk mobil mewah dan mobil sport hingga mobil kompak. Di sisi lain, saat itu banyak kegagalan yang menyebabkan digital instrument menghilang serta masih ada masalah penggunaan, seperti yang diwakili oleh pendapat seperti "Sulit melihat saat terkena cahaya" dan "Analog lebih intuitif dan lebih mudah dipahami."

Sejak awal abad ke-21, kluster digital mulai kembali digunakan hampir di semua jenis kendaraan, mulai dari Mitsubishi i, Honda Civic, Honda Stepwagon kendaraan niaga, dan sepeda motor. Hal ini terutama disebabkan fakta bahwa panel kristal cair yang sangat andal dapat diproduksi dengan biaya rendah. Berkembang juga model hybrid pada speedometer digital dan odometer menggunakan analog seperti contoh: Mazda RX -8 , Honda CR-Z , Honda VFR1200F). Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa model telah mengadopsi metode "kaca kokpit", yang serupa dengan meteran ini, dan menampilkan instrumen yang biasa digunakan di pesawat pada monitor kristal cair.

Pada Febaruari 2008 Crown Hybrid diumumkan mobil pertama yang mengganti seluruh panel instrumen dengan panel LCD. LCD TFT dengan ukuran 1280 x 480 buatan Sharp digunakan untuk menampilkan informasi jalur selama panduan rute sistem navigasi mobil.

Pada 2021 Mordor Intelligence melaporkan pasar instrumen digital senilai USD 2,76 Milyar dan akan terus meningkat hingga USD 4,62 Milyar pada 2027.[1] Hal ini menggambarkan makin banyak mobil yang akan migrasi ke instrumen digital. Berdasarkan laporan ini berdasarkan jenis layar kluster dibagi menjadi LCD, TFT-LCD dan OLED. Berdasarkan ukurannya kluster dibagi menjadi 5-8-inch, 9-11 inch dan lebih dari 12 inch.[1]

Galeri[sunting | sunting sumber]

Sumber[sunting | sunting sumber]

  • Karl-Heinz Dietsche, Thomas Jäger, Robert Bosch GmbH: "Buku Saku Otomotif." Edisi ke-25. Friedr. Vieweg & Son, Wiesbaden 2003, ISBN 3-528-23876-3.

Referensi[sunting | sunting sumber]