Kekristenan dan politik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hubungan antara Kekristenan dan politik adalah subyek kompleks dalam sejarah dan kemudian sumber ketidaksetujuan sepanjang sejarah Kekristenan, serta dalam politik modern antara Kristen sayap kanan dan Kristen sayap kiri. Terdapat berbagai ragam dimana para pemikir membentuk hubungan antara Kekristenan dan politik, dengan beberapa orang berpendapat bahwa Kekristenan mendukung langsung ideologi atau filsafat politik. Sejalan dengan itu, berbagai pemikir mengusulkan istilah komunisme Kristen, sosialisme Kristen, anarkisme Kristen, libertarianisme Kristen atau demokrasi Kristen. Yang lainnya meyakini bahwa umat Kristen seharusnya tidak terlalu memiliki partisipasi atau minat dalam politik atau pemerintahan.

Pembentukan[sunting | sunting sumber]

Alkitab Ibrani berisi kronik kompleks Raja-Raja Israel dan Yudea, yang ditulis sepanjang beberapa generasi oleh para pengarang yang memiliki hubungan dan kenalan dengan para penguasa beberapa kerajaan. Beberapa catatan sejarah dari Alkitab Ibrani berisi penggambaran kehidupan dalam rumah tangga kerajaan dari Saul, Daud, dan Salomo; catatan-catatan penguasa monarki pada masa selanjutnya terlalu samar atau kurang mendetail, dan kemudian dimulai dengan penghakiman bahwa penguasa monarki "bersifat jahat di hadapan Allah."

Selain itu, Perjanjian Baru Kristen dimulai dengan kisah Yesus, yang disalibkan sebagai seorang penjahat yang telah diadili oleh para imam Yahudi dan otoritas kekaisaran Romawi. Hampir pada setiap penampilannya, Yesus jauh dari kehidupan dan kekuasaan politik di provinsi Romawi Yudea. Meskipun demikian, sejumlah peristiwa politik muncul dalam tulisan Perjanjian Baru.

Umat gereja perdana disebutkan oleh Celsus sebagai orang-orang yang menolak tugas militer dan tidak menerima jabatan publik, sehingga menyerahkan tanggung jawab apapun terhadap pemerintah kota.[1] Origen menyampaikan penjelasan tersebut dan menambahkan bahwa umat Kristen lebih baik membentuk "pasukan saleh" yang berdoa untuk kebaikan kaisar dan keselamatan kekaisaran.[2]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Wilken, Robert (1984). The Christians as the Romans Saw Them. Yale University Press. hlm. 125. ISBN 0-300-03066-5. 
  2. ^ Wilken, Robert (1984). The Christians as the Romans Saw Them. Yale University Press. hlm. 117. ISBN 0-300-03066-5. 

Bacaan tambahan[sunting | sunting sumber]

  • John Howard Yoder, The Politics of Jesus (1972)
  • "Politics", entry in The Oxford Companion to Christian Thought, Adrian Hastings, Alistair Mason, and Hugh Pyper, editors. (Oxford, 2000) ISBN 0-19-860024-0
  • McKendry R. Langley, The Politics of Political Spirituality: Episodes from the Public Career of Abraham Kuyper, 1879-1918 (Jordan Station, Ont.: Paideia Press, 1984) ISBN 0-88815-070-9
  • Obery M. Hendricks, Jr., The Politics of Jesus: Rediscovering the True Revolutionary Nature of Jesus' Teachings and How They Have Been Corrupted (2006)
  • C.C. Pecknold, Christianity and Politics: A Brief Guide to the History (Cascade, 2010)

Pranala luar[sunting | sunting sumber]