Karbon dioksida superkritis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Diagram fase tekanan-suhu karbon dioksida
Video ini menunjukkan sifat karbon dioksida yang menuju kondisi superkritis dengan meningkatnya suhu

Karbon dioksida superkritis (sCO2) adalah kondisi fluida dari karbon dioksida yang berada pada atau di atas suhu kritis dan tekanan kritisnya.

Karbon dioksida biasanya berperilaku sebagai gas di udara pada suhu dan tekanan standar (STP), atau sebagai padatan yang disebut es kering ketika didinginkan dan/atau diberi tekanan yang cukup. Jika suhu dan tekanan dinaikkan dari STP menjadi pada atau di atas titik kritis untuk karbon dioksida, maka karbon dioksida dapat memiliki sifat di tengah-tengah antara gas dan cairan. Lebih khusus lagi, ia berperilaku sebagai fluida superkritis di atas suhu kritis (304,128 K, 30,9780 °C, 87,7604 °F)[1] dan tekanan kritisnya (7,3773 MPa, 72,808 atm, 1.070,0 psi, 73,773 bar),[1] mengembang untuk mengisi wadahnya seperti gas tetapi dengan kerapatan seperti cairan.

CO2 superkritis menjadi pelarut komersial dan industri yang penting karena perannya dalam ekstraksi kimia, selain karena toksisitas dan dampak lingkungannya yang relatif rendah. Suhu proses yang relatif rendah dan stabilitas CO2 juga memungkinkan senyawa diekstraksi dengan sedikit kerusakan atau denaturasi. Selain itu, kelarutan banyak senyawa yang diekstraksi dalam CO2 bervariasi dengan tekanan,[2] memungkinkan ekstraksi selektif.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Span, Roland; Wagner, Wolfgang (1996). "A New Equation of State for Carbon Dioxide Covering the Fluid Region from the Triple‐Point Temperature to 1100 K at Pressures up to 800 MPa". Journal of Physical and Chemical Reference Data. 25 (6): 1509–1596. Bibcode:1996JPCRD..25.1509S. doi:10.1063/1.555991. 
  2. ^ Discovery - Can Chemistry Save The World? - BBC World Service

Bacaan lebih lanjut[sunting | sunting sumber]