Jamais vu
Dalam psikologi, jamais vu (/ˈʒæmeɪ ˈvuː/ zham-AY-voo; bahasa Prancis: [ʒa.mɛ.vy]), kosakata dari bahasa Prancis yang berarti "tidak pernah melihatnya", adalah fenomena mengalami sebuah kejadian yang seseorang pernah alami, namun terasa baru dan asing.
Ikhtisar
[sunting | sunting sumber]Sering dipahami sebagai kebalikan dari deja vu, jamais vu melibatkan rasa seram serta kesan dari seorang pengamat yang melihat situasi itu pada pertama kalinya, meski pengamat secara logis paham bahwa ia pernah berada di situasi itu sebelumnya. Jamais vu kadangkala dikaitkan dengan beberapa jenis tipe afasia, amnesia, dan epilepsi.
Jamais vu sering dialami saat pengamat secara seketika tidak mengenali sebuah kata atau, jarangnya, seseorang atau sebuah tempat, yang ia kenali. Kejadian ini bisa terjadi ketika pengamat berulang kali menuliskan atau mengatakan kata tertentu dengan lantang. Setelah beberapa saat, ia akan merasakan seolah-olah "tidak mungkin ini adalah kata yang benar" walau mengetahui bahwa kata itu adalah kata yang aktual.
Kejadian ini seringkali dikelompokkan dengan déjà vu dan presque vu (di ujung lidah, secara harfiah "hampir terlihat").
Secara teori, perasaan jamais vu dari seseorang pengidam gangguan delirium atau yang sedang mabuk bisa menjelaskan paparan tentang kejadian tersebut, seperti pada peristiwa khayalan capgras, di mana si pengidam mengidetifikasi seseorang yang ia kenal sebagai seorang dobel atau penipu. Jika sang dobel/penipu adalah si pasien sendiri, maka kondisi klinisnya bisa sama dengan depersonalisasi; oleh sebab itu, jamais vu dari diri sendiri, atau "kenyataan dari kenyataan", dinamakan depersonalisasi dan derealisasi.
Eksperimen
[sunting | sunting sumber]Sebuah studi oleh Chris Moulin dari Universitas Leeds meminta relawan untuk menuliskan "door" (pintu) 30 kali dalam aktu 60 detik. Pada Juli 2006 di Konferensi Internasional ke-4 di Sydney ia menyampaikan bahwa 68 persen dari relawan menunjukkan gejala dari jamais vu, seperti mulai meragukan bahwa "door" (pintu) adalah kata yang benar-benar ada. Dr. Moulin percaya bahwa kelelahan otak yang serupa mendasari kejadian yang terjadi di beberapa pasien schizophrenia: bahwa orang yang familiar telah digantikan oleh seorang yang palsu. Dr. Moulin menerka mereka bisa saja menderita penyakit jamais vu yang parah. [Verifikasi gagal]
Penyebab
[sunting | sunting sumber]Jamais vu dapat disebabkan oleh serangan epilepsi.[1]
Fenomena terkait
[sunting | sunting sumber]- Déjà vu: Memiliki sensasi yang kuat bahwa sebuah kejadian atau kejadian yang sedang dialami, sudah pernah dialami di masa lalu, tak masalah apakah kejadian itu benar terjadi apa tidak. Dalam bahasa Prancis, ini berarti "pernah diliat".
- Ujung lidah: hampir, tapi tidak terjadi, mengingat sesuatu.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]- Khayalan capgras (khayalan bahwa teman atau kerabat adalah penipu)
- Cryptomnesia
- Gangguan depersonalisasi
- Derealisasi
- Efek Mandela
- Kepuasan semantik
Referensi
[sunting | sunting sumber]<ref>
dengan nama "study" yang didefinisikan di <references>
tidak digunakan pada teks sebelumnya.