Lompat ke isi

Jaka Swara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jaka Swara
SutradaraDarto Joned
ProduserBudhi Sutrisno
Ditulis olehAsrul Sani
PemeranRhoma Irama
Camelia Malik
Piet Pagau
Pierre Gruno
Gino Makasutji
Ade Irawan
Simon Cader
ME Zainuddin
Ferry Octora
Penata musikRhoma Irama
SinematograferSuryo Susanto
PenyuntingSK Syamsuri
DistributorFirman Mercu Alam Film
Tanggal rilis
1990
Durasi109 menit
NegaraIndonesia

Jaka Swara adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1990 dengan disutradarai oleh Darto Joned.

Ayah Fatma tewas ditembak Portugis ketika Fatma masih kecil. Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung. Kalung bulan untuk Fatma dan kalung bintang untuk Jaka.

Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Jaka tahu setelah dari kejauhan melihat rumahnya dibakar.

Fatma dijadikan penari Jaipong di markas Portugis. Sementara Jaka ditempa dengan ilmu bela diri Garuda Putih di sebuah perguruan. Keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma'ruf nahi munkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya. Jaka berlari menolongnya. Ternyata wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Jaka yang berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya, dengan mengumpankan Fatma, Jaka keluar dari persembunyiannya.

Jaka disuruh bekerja paksa. Karena tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, Jaka memukul mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat minggu depan. Jaka dimasukkan ke penjara tanpa diberi makan.

Pada hari pertarungan ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka yang termasuk salah satu peserta masih berada di penjara. Dengan sekuat tenaga dia berhasil melepaskan tangannya dari belenggu dan langsung lari ke arena pertarungan. Jaka menang. Suasana jadi kacau karena Simon tidak menghendakinya. Terjadi bakuhantam antara Simon Cs. dan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat. Kini tidak ada lagi pihak yang menjajah mereka.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Film Jaka Swara, diakses pada 28 Februari 2011

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]