Daun kacang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
D'SpecialOne (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
BP65Cicilia (bicara | kontrib)
menambah rambu
Tag: BP2014
Baris 1: Baris 1:
{{inuseBP|BP25Cicilia|25 April 2014|7 April 2014}}

'''Lembayung''' adalah nama lain dari daun [[Kacang Panjang]] yang sering dimanfaatkan sebagai bahan sayur yang lezat untuk dimakan dan banyak diminati. <ref name="daunka">{{cite book|title=Cerdas Memilih Sayuran|author=Lanny Lingga|publisher=AgroMedia Pustaka|isbn=979-006-306-7|location=Jakarta}}</ref> Daun ini memiliki tekstur yang kasar sehingga yang sebaiknya dikonsumsi sebagai sayuran [[hijau]] adalah daun yang masih muda.<ref name="lembayung">{{cite book|title=Budi Daya Kacang Panjang|author=Asripah|publisher=AZKA Press|isbn=978-979-1211-37-6}}</ref> Lembayung sangat rentan rusak akibat serangan hama diantaranya ulat grayak ''[[Spodoptera litura F.]]'', kutu putih ''[[Aleurodicus dispersus Russell]]'', kutu daun ''[[Myzus persicae]]'', kepik ''[[Anoplocnemis phasiana]]'', ngengat ''[[Plusia chalcites]]'' dan ulat penggulung daun ''[[Lamprosema indicata Fabbricus]]''. <ref name="hama">{{cite book|title=Benih Kacang Panjang|author=Setijo Pitojo|publisher=Kanisius|location=Yogyakarta|year=2006|isbn=979-21-1058-5}}</ref> Telur Ulat Grayak terletak di bagian bawah daun, berkelompok yang terdiri dari 30-700 telur per kelompok ditutupi bulu halus berwara dokelat muda, dan membutuhkan waktu 3 hari untuk menetas kemudian larva akan memakan lapisan [[epidermis]]/ kulit luar daun.<ref name="hama">{{cite book|title=Benih Kacang Panjang|author=Setijo Pitojo|publisher=Kanisius|location=Yogyakarta|year=2006|isbn=979-21-1058-5}}</ref> Induk betina dari kutu putih meletakkan telur-telurnya di bawah permukaan daun dalam bentuk lingkaran seperti spiral dan tertutupi lapisan lilin, setelah menetas kutu putih akan menyesap cairan daun. <ref name="hama">{{cite book|title=Benih Kacang Panjang|author=Setijo Pitojo|publisher=Kanisius|location=Yogyakarta|year=2006|isbn=979-21-1058-5}}</ref> Kutu daun sering dikenal dengan [[aphis]] dapat menyebabkan tepi daun melengkung ke arah bawah, daun mengeriting dan terdapat bercak klorosis. <ref name="hama">{{cite book|title=Benih Kacang Panjang|author=Setijo Pitojo|publisher=Kanisius|location=Yogyakarta|year=2006|isbn=979-21-1058-5}}</ref> Aphis merupakan [[vektor]] (strain) bagi 150 strain virus tanaman. <ref name="hama">{{cite book|title=Benih Kacang Panjang|author=Setijo Pitojo|publisher=Kanisius|location=Yogyakarta|year=2006|isbn=979-21-1058-5}}</ref> Kepik aktif memangsa jaringan daun muda setelah tumbuh dewasa. <ref name="hama">{{cite book|title=Benih Kacang Panjang|author=Setijo Pitojo|publisher=Kanisius|location=Yogyakarta|year=2006|isbn=979-21-1058-5}}</ref> Ngengat ''Plusia chalcites'' meletakkan [[telur]]-telurnya yang berjumlah sekitar 50 butir di bawah permukaan daun, telur berwarna putih dan berubah kekuningan sebelum menetas, setelah menetas larva muda menyerang daun hingga menyebabkan timbulnya bercak-bercak putih pada daun dan hanya tersisa epidermis dan tulang daun, [[larva]] [[dewasa]] hanya menyisakan tulang daun dan pada serangan tingkat lanjut, dapat menurunkan [[produksi]] kacang panjang. <ref name="hama">{{cite book|title=Benih Kacang Panjang|author=Setijo Pitojo|publisher=Kanisius|location=Yogyakarta|year=2006|isbn=979-21-1058-5}}</ref> Ulat penggulung daun biasanya menggulung daun yang masih muda untuk dijadikan tempat tinggal dan sumber makanan. <ref name="hama">{{cite book|title=Benih Kacang Panjang|author=Setijo Pitojo|publisher=Kanisius|location=Yogyakarta|year=2006|isbn=979-21-1058-5}}</ref>
'''Lembayung''' adalah nama lain dari daun [[Kacang Panjang]] yang sering dimanfaatkan sebagai bahan sayur yang lezat untuk dimakan dan banyak diminati. <ref name="daunka">{{cite book|title=Cerdas Memilih Sayuran|author=Lanny Lingga|publisher=AgroMedia Pustaka|isbn=979-006-306-7|location=Jakarta}}</ref> Daun ini memiliki tekstur yang kasar sehingga yang sebaiknya dikonsumsi sebagai sayuran [[hijau]] adalah daun yang masih muda.<ref name="lembayung">{{cite book|title=Budi Daya Kacang Panjang|author=Asripah|publisher=AZKA Press|isbn=978-979-1211-37-6}}</ref> Lembayung sangat rentan rusak akibat serangan hama diantaranya ulat grayak ''[[Spodoptera litura F.]]'', kutu putih ''[[Aleurodicus dispersus Russell]]'', kutu daun ''[[Myzus persicae]]'', kepik ''[[Anoplocnemis phasiana]]'', ngengat ''[[Plusia chalcites]]'' dan ulat penggulung daun ''[[Lamprosema indicata Fabbricus]]''. <ref name="hama">{{cite book|title=Benih Kacang Panjang|author=Setijo Pitojo|publisher=Kanisius|location=Yogyakarta|year=2006|isbn=979-21-1058-5}}</ref> Telur Ulat Grayak terletak di bagian bawah daun, berkelompok yang terdiri dari 30-700 telur per kelompok ditutupi bulu halus berwara dokelat muda, dan membutuhkan waktu 3 hari untuk menetas kemudian larva akan memakan lapisan [[epidermis]]/ kulit luar daun.<ref name="hama">{{cite book|title=Benih Kacang Panjang|author=Setijo Pitojo|publisher=Kanisius|location=Yogyakarta|year=2006|isbn=979-21-1058-5}}</ref> Induk betina dari kutu putih meletakkan telur-telurnya di bawah permukaan daun dalam bentuk lingkaran seperti spiral dan tertutupi lapisan lilin, setelah menetas kutu putih akan menyesap cairan daun. <ref name="hama">{{cite book|title=Benih Kacang Panjang|author=Setijo Pitojo|publisher=Kanisius|location=Yogyakarta|year=2006|isbn=979-21-1058-5}}</ref> Kutu daun sering dikenal dengan [[aphis]] dapat menyebabkan tepi daun melengkung ke arah bawah, daun mengeriting dan terdapat bercak klorosis. <ref name="hama">{{cite book|title=Benih Kacang Panjang|author=Setijo Pitojo|publisher=Kanisius|location=Yogyakarta|year=2006|isbn=979-21-1058-5}}</ref> Aphis merupakan [[vektor]] (strain) bagi 150 strain virus tanaman. <ref name="hama">{{cite book|title=Benih Kacang Panjang|author=Setijo Pitojo|publisher=Kanisius|location=Yogyakarta|year=2006|isbn=979-21-1058-5}}</ref> Kepik aktif memangsa jaringan daun muda setelah tumbuh dewasa. <ref name="hama">{{cite book|title=Benih Kacang Panjang|author=Setijo Pitojo|publisher=Kanisius|location=Yogyakarta|year=2006|isbn=979-21-1058-5}}</ref> Ngengat ''Plusia chalcites'' meletakkan [[telur]]-telurnya yang berjumlah sekitar 50 butir di bawah permukaan daun, telur berwarna putih dan berubah kekuningan sebelum menetas, setelah menetas larva muda menyerang daun hingga menyebabkan timbulnya bercak-bercak putih pada daun dan hanya tersisa epidermis dan tulang daun, [[larva]] [[dewasa]] hanya menyisakan tulang daun dan pada serangan tingkat lanjut, dapat menurunkan [[produksi]] kacang panjang. <ref name="hama">{{cite book|title=Benih Kacang Panjang|author=Setijo Pitojo|publisher=Kanisius|location=Yogyakarta|year=2006|isbn=979-21-1058-5}}</ref> Ulat penggulung daun biasanya menggulung daun yang masih muda untuk dijadikan tempat tinggal dan sumber makanan. <ref name="hama">{{cite book|title=Benih Kacang Panjang|author=Setijo Pitojo|publisher=Kanisius|location=Yogyakarta|year=2006|isbn=979-21-1058-5}}</ref>



Revisi per 7 April 2014 13.07

Lembayung adalah nama lain dari daun Kacang Panjang yang sering dimanfaatkan sebagai bahan sayur yang lezat untuk dimakan dan banyak diminati. [1] Daun ini memiliki tekstur yang kasar sehingga yang sebaiknya dikonsumsi sebagai sayuran hijau adalah daun yang masih muda.[2] Lembayung sangat rentan rusak akibat serangan hama diantaranya ulat grayak Spodoptera litura F., kutu putih Aleurodicus dispersus Russell, kutu daun Myzus persicae, kepik Anoplocnemis phasiana, ngengat Plusia chalcites dan ulat penggulung daun Lamprosema indicata Fabbricus. [3] Telur Ulat Grayak terletak di bagian bawah daun, berkelompok yang terdiri dari 30-700 telur per kelompok ditutupi bulu halus berwara dokelat muda, dan membutuhkan waktu 3 hari untuk menetas kemudian larva akan memakan lapisan epidermis/ kulit luar daun.[3] Induk betina dari kutu putih meletakkan telur-telurnya di bawah permukaan daun dalam bentuk lingkaran seperti spiral dan tertutupi lapisan lilin, setelah menetas kutu putih akan menyesap cairan daun. [3] Kutu daun sering dikenal dengan aphis dapat menyebabkan tepi daun melengkung ke arah bawah, daun mengeriting dan terdapat bercak klorosis. [3] Aphis merupakan vektor (strain) bagi 150 strain virus tanaman. [3] Kepik aktif memangsa jaringan daun muda setelah tumbuh dewasa. [3] Ngengat Plusia chalcites meletakkan telur-telurnya yang berjumlah sekitar 50 butir di bawah permukaan daun, telur berwarna putih dan berubah kekuningan sebelum menetas, setelah menetas larva muda menyerang daun hingga menyebabkan timbulnya bercak-bercak putih pada daun dan hanya tersisa epidermis dan tulang daun, larva dewasa hanya menyisakan tulang daun dan pada serangan tingkat lanjut, dapat menurunkan produksi kacang panjang. [3] Ulat penggulung daun biasanya menggulung daun yang masih muda untuk dijadikan tempat tinggal dan sumber makanan. [3]

Pengolahan

Di Purwokerto, daun lembayung sering diolah menjadi bobor, yaitu sayur berkuah santan dengan citarasa gurih.[4] Di Bali, daun lembayung diolah menjadi beberapa jenis makanan diantaranya jukut rambanan, dan jukut mapelapah yang memiliki citarasa rempah yang begitu kental.[5]

Kandungan Gizi

Lembayung memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dibandingkan buahnya.[2] Setiap 100 gram lembayung mengandung protein (kalori)34, protein (E) 4,1, Lemak 0,4 , Karbohidrat 5,8, Ca 134, P 145, Fe 6,2, vitamin A 786, vitamin B1 0,28 dan BOD 65%.[2]

Manfaat

Daun kacang panjang selain memiliki kandungan gizi yang baik juga memiliki khasiat untuk menyembuhkan payudara yang bengkak sesudah melahirkan akibat susu yang terlalu berlebihan, caranya beberapa helai daun lembayung dicuci lalu diremas-remaskan di bagian payudara yang bengkak.[6] Selain itu, lembayung tua yang tidak dapat dikonsumsi sebagai sayur dapat dijadikan brangkasan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik, caranya cukup mudah yaitu brangkasan dipotong-potong lalu dibenamkan ke dalam tanah. [7]

Rujukan

  1. ^ Lanny Lingga. Cerdas Memilih Sayuran. Jakarta: AgroMedia Pustaka. ISBN 979-006-306-7. 
  2. ^ a b c Asripah. Budi Daya Kacang Panjang. AZKA Press. ISBN 978-979-1211-37-6. 
  3. ^ a b c d e f g h Setijo Pitojo (2006). Benih Kacang Panjang. Yogyakarta: Kanisius. ISBN 979-21-1058-5. 
  4. ^ Tim Tujuh Sembilan Tujuh. 1010 Resep Asli Masakan Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-979-22-3752-8. 
  5. ^ Suryatini N. Ganie (2010). Mahakarya Kuliner 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 
  6. ^ Riyanti GW, S.S (2007). Muslimah Cerdas dan Kreatif. Jakarta: Qultummedia. ISBN 978-979-017-000-1. 
  7. ^ Ir. Lisdiana Fachrudin (2000). Budidaya Kacang-Kacangan. Yogyakarta: Kanisius. ISBN 979-672-703-X.