Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 2 perubahan terakhir (oleh 118.96.77.120 dan 182.0.180.255) dan mengembalikan revisi 4432653 oleh Wildcat: tidak terkonfirmasi
Kikintarigan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 27: Baris 27:
Dalam kongres gabungan tanggal [[9 Juni]] [[1951]], kongres dibuka secara resmi oleh [[PK Haryasudirja]] selaku wakil PMKRI Yogyakarta bersama [[Gan Keng Soei]] yang mewakili Federasi KSV. Diluar dugaan, Kongres yang semula direncanakan berlangsung hanya sehari, ternyata berjalan alot terutama dalam pembahasan satu topik, yakni penetapan tanggal berdirinya PMKRI.
Dalam kongres gabungan tanggal [[9 Juni]] [[1951]], kongres dibuka secara resmi oleh [[PK Haryasudirja]] selaku wakil PMKRI Yogyakarta bersama [[Gan Keng Soei]] yang mewakili Federasi KSV. Diluar dugaan, Kongres yang semula direncanakan berlangsung hanya sehari, ternyata berjalan alot terutama dalam pembahasan satu topik, yakni penetapan tanggal berdirinya PMKRI.


Di saat belum menemui kesepakatan, Kongres Gabungan sempat diskors untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing organisasi untuk kembali mengadakan kongres secara terpisah pada tanggal [[10 Juni]] [[1950]]. Akhirnya Kongres Gabungan untuk fusi-pun kembali digelar pada tanggal [[11 Juni]] [[1950]] dan berhasil menghasilkan 14 keputusan.
Di saat belum menemui kesepakatan, Kongres Gabungan sempat diskors untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing organisasi untuk kembali mengadakan kongres secara terpisah pada tanggal [[10 Juni]] [[1951]]. Akhirnya Kongres Gabungan untuk fusi-pun kembali digelar pada tanggal [[11 Juni]] [[1951]] dan berhasil menghasilkan 14 keputusan.


Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta berfusi menjadi satu sebagai organisasi nasional mahasiswa katolik bernama ”Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia” yang kemudian disingkat PMKRI. Sebutan perhimpunan ini disepakati sebagai pertimbangan agar organisasi baru ini sudah bersiap-siap untuk mau dan mampu menampung masuk dan menyatunya organisasi-organisasi mahasiswa Katolik lain yang telah berdiri berlandaskan asas dan landasan lain, seperti KSV-KSV di daerah-daerah pendudukan Belanda guna menuju persatuan dan kesatuan Indonesia.
Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta berfusi menjadi satu sebagai organisasi nasional mahasiswa katolik bernama ”Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia” yang kemudian disingkat PMKRI. Sebutan perhimpunan ini disepakati sebagai pertimbangan agar organisasi baru ini sudah bersiap-siap untuk mau dan mampu menampung masuk dan menyatunya organisasi-organisasi mahasiswa Katolik lain yang telah berdiri berlandaskan asas dan landasan lain, seperti KSV-KSV di daerah-daerah pendudukan Belanda guna menuju persatuan dan kesatuan Indonesia.

Revisi per 15 Juni 2011 16.07

Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia disingkat (PMKRI) merupakan Organisasi Kepemudaan (OKP) Katolik yang berfungsi sebagai organisasi pembinaan dan organisasi perjuangan mahasiswa katolik (juga bukan katolik) yang berazaskan Pancasila, dijiwai kekatolikan, dan disemangati kemahasiswaan.

Ditetapkan berdiri pada 25 Mei 1947. Namun demikian cikal bakal organisasi ini telah lahir jauh sebelumnya yakni saat berdirinya KSV Sanctus Bellarminus, Batavia (didirikan di Jakarta, 10 November 1928), KSV Sanctus Thomas Aquinas Bandung (didirikan di Bandung, 14 Desember 1947), dan KSV Sanctus Lucas Surabaya (didirikan di Surabaya, 12 Desember 1948).

Sejarah PMKRI

Federasi KSV

Katholieke Studenten Vereniging (KSV)sebagai Organisasi Mahasiswa Katolik telah berdiri di beberapa daerah berturut-turut :

Selanjutnya tahun 1949 dibentuk Federasi KSV yang diketuai oleh Gan Keng Soei (KS Gani) dan Ouw Jong Peng Koen (PK Ojong).

Perserikatan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI Yogyakarta)

Adapun PMKRI Yogyakarta yang pertama kali diketuai oleh St. Munadjat Danusaputro, didirikan pada tanggal 25 Mei 1947.

Fusi 11 Juni 1950 (Konggres I)

Keinginan Federasi KSV untuk berfusi dengan Perserikatan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Yogyakarta saat itu, karena pada pertemuan antar KSV di penghujung 1949, dihasilkan keputusan bersama bahwa “….Kita bukan hanya mahasiswa Katolik, tetapi juga mahasiswa Katolik Indonesia ..." Federasi akhirnya mengutus Gan Keng Soei (KS Gani) dan Ouw Jong Peng Koen (PK Ojong) untuk mengadakan pertemuan dengan moderator dan pimpinan PMKRI Yogyakarta.

Setelah mendapat saran dan berkat dari Vikaris Apostolik Batavia yang pro Indonesia, yaitu Mgr. Peter J Willekens SJ, utusan Federasi KSV (kecuali Ouw Jong Peng Koen yang batal hadir karena sakit) bertemu dengan moderator pada tanggal 18 Oktober 1950. Pertemuan dengan Ketua PMKRI Yogyakarta saat itu, yaitu PK Haryasudirja, bersama stafnya berlangsung sehari kemudian. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut intinya wakil federasi KSV yaitu Gan Keng Soei mengajak dan membahas keinginan ”Mengapa kita tidak berhimpun saja dalam satu wadah organisasi nasional mahasiswa Katolik Indonesia? Toh selain sebagai mahasiswa Katolik, kita semua adalah mahasiswa Katolik Indonesia. “

Maksud Federasi KSV ini mendapat tanggapan positif moderator dan pimpinan PMKRI Yogyakarta. Dan dari pertemuan itu dihasilkan dua keputusan lain yaitu :

  • Setelah pertemuan tersebut, masing-masing organisasi harus mengadakan kongres untuk membahas rencana fusi.
  • Kongres Gabungan antara Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta akan berlangsung di Yogyakarta tanggal 9 Juni 1951.

Dalam kongres gabungan tanggal 9 Juni 1951, kongres dibuka secara resmi oleh PK Haryasudirja selaku wakil PMKRI Yogyakarta bersama Gan Keng Soei yang mewakili Federasi KSV. Diluar dugaan, Kongres yang semula direncanakan berlangsung hanya sehari, ternyata berjalan alot terutama dalam pembahasan satu topik, yakni penetapan tanggal berdirinya PMKRI.

Di saat belum menemui kesepakatan, Kongres Gabungan sempat diskors untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing organisasi untuk kembali mengadakan kongres secara terpisah pada tanggal 10 Juni 1951. Akhirnya Kongres Gabungan untuk fusi-pun kembali digelar pada tanggal 11 Juni 1951 dan berhasil menghasilkan 14 keputusan.

Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta berfusi menjadi satu sebagai organisasi nasional mahasiswa katolik bernama ”Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia” yang kemudian disingkat PMKRI. Sebutan perhimpunan ini disepakati sebagai pertimbangan agar organisasi baru ini sudah bersiap-siap untuk mau dan mampu menampung masuk dan menyatunya organisasi-organisasi mahasiswa Katolik lain yang telah berdiri berlandaskan asas dan landasan lain, seperti KSV-KSV di daerah-daerah pendudukan Belanda guna menuju persatuan dan kesatuan Indonesia.

Dasar pedoman (AD/Anggaran Dasar) PMKRI Yogyakarta diterima sebagai AD sementara PMKRI hingga ditetapkannya AD PMKRI yang definitif.

Keputusan - keputusan yang dihasilkan pada waktu itu :

  1. PMKRI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 25 Mei 1947.
  2. PMKRI berkedudukan di tempat kedudukan Pengurus Pusat PMKRI.
  3. Empat cabang pertama PMKRI adalah : PMKRI Cabang Yogyakarta, PMKRI Cabang Bandung, PMKRI Cabang Jakarta, dan PMKRI Cabang Surabaya.
  4. Dalam ART setiap Cabang PMKRI harus dicantumkan kalimat,”PMKRI berasal dari Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta yang berfusi tanggal 11 Juni 1951
  5. Santo pelindung PMKRI adalah Sanctus Thomas Aquinas
  6. Semboyan PMKRI adalah “Religio Omnium Scientiarum Anima” yang artinya Agama adalah jiwa segala ilmu pengetahuan.
  7. Baret PMKRI berwarna merah ungu (marun), dengan bol kuning di atasnya.
  8. Kongres fusi ini selanjutnya disebut sebagai Kongres I PMKRI.
  9. Kongres II PMKRI akan dilangsungkan di Surabaya, paling lambat sebelum akhir Desember 1952 dan PMKRI Cabang Surabaya sebagai tuan rumahnya.
  10. Masa kepengurusan PMKRI adalah satu tahun, dengan catatan: untuk periode 1951-1952 berlangsung hingga diselenggarakannya Kongres II PMKRI.
  11. PP PMKRI terpilih segera mendirikan cabang-cabang baru PMKRI diseluruh Indonesia dan mengenai hal ini perlu dikoordinasikan dengan pimpinan Waligereja Indonesia.
  12. PK Haryasudirja secara aklamasi ditetapkan sebagai Ketua Umum PP PMKRI periode 1951-1952.

Dengan keputusan itu maka kelahiran PMKRI yang ditetapkan pada tanggal 25 Mei 1947 menjadi acuan tempat PMKRI berdiri. PMKRI didirikan di Balai Pertemuan Gereja Katolik Kotabaru Yogyakarta di jalan Margokridonggo (saat ini Jln. Abubakar Ali). Balai pertemuan tersebut sekarang bernama Gedung Widya Mandala.

Penentuan tanggal 25 Mei 1947 yang bertepatan sebagai hari Pantekosta, sebagai hari lahirnya PMKRI, tidak bisa dilepaskan dari jasa Mgr. Albertus Soegijapranata. Atas saran beliaulah tanggal itu dipilih dan akhirnya disepakati para pendiri PMKRI, setelah sejak Desember 1946 proses penentuan tanggal kelahiran belum menemui hasil. Alasan beliau menetapkan tanggal tersebut adalah sebagai simbol turunnya roh ketiga dari Tri Tunggal Maha Kudus yaitu Roh Kudus kepada para mahasiswa katolik untuk berkumpul dan berjuang dengan landasan ajaran agama Katolik, membela, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.

Pengurus Pusat PMKRI

Pengurus Pusat PMKRI (PP PMKRI) adalah badan eksekutif PMKRI di level nasional yang bertugas mengkoordinir (mengurus) Cabang PMKRI berikut Calon Cabang PMKRI dan Kota Jajakan PMKRI. Lebih dari itu, PP PMKRI menjadi representasi organisasi dalam hubungan ekternal kekatolikan maupun internal kekatolikan, baik di dalam maupun di luar negeri. Sejatinya, PP PMKRI bukan supra struktur dari DPC PMKRI (Cabang PMKRI), melainkan primus inter pares.

Bintang Sanctus Thomas Aquinas

Kepada tokoh-tokoh PMKRI (juga bukan PMKRI) yang berjasa kepada organisasi diberikan penghargaan Bintang Sanctus Thomas Aquinas. Pengusulan dan penetapaan dilakukan dalam Sidang MPA, dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PP PMKRI.

Beberapa penerima Bintang Jasa Sanctus Thomas Aquinas :

  1. St.Munadjat Danusaputro (MPA Malang, 1996)
  2. Bung Kanis Pairera (MPA Malang, 1996)
  3. Mgr. Albertus Soegijapranata (MPA Banjarmasin, 1998)
  4. PK Ojong (MPA Banjarmasin, 1998)