Tilik (film): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Igho (bicara | kontrib)
Baru, rintisan, tolong hapus kalau tidak layak.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 19 Agustus 2020 14.16

Tilik adalah film berbahasa Jawa yang diproduksi oleh Ravacana Films bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 2018. Film yang disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo, berdasarkan skenario yang ditulis oleh Bagus Martono ini dirilis di kanal berbagi video Youtube pada 17 Agustus 2020, bertepatan dengan peringatan harinulang tahun ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia. Tilik berkisah tentang serombongan wanita desa asal Kabupaten Bantul yang melakukan perjalanan dengan menumpang truk, guna menjenguk kepala desa mereka yang sedang sakit dan dirawat di sebuah rumah sakit di Kota Yogyakarta.[1]

Sinopsis

Meskipun film ini berjudul Tilik yang mengandung makna membezoek orang sakit, tetapi inti ceritanya justeru bergulir pada saat para tokohnya, serombongan wanita desa, sedang berada dalam perjalanan dari Bantul menuju Yogyakarta, dengan menumpang truk. Tokoh sentralnya adalah Bu Tejo yang sepanjang jalan tidak henti mengumbar gosip tentang Dian, perempuan muda cantik, pacar Fikri, putera dari Bu Lurah. Dengan luwesnya, Bu Tejo membeberkan berbagai hal yang seolah dianggap fakta bahwa Dian, calon menantu Bu Lurah itu perempuan tidak beres, dan bisa meresahkan warga, terutama keutuhan rumah tangga, karena dicurigai sering menggoda para lelaki yang sudah berkeluarga. Dasarnya adalah berita-berita di media sosial yang memuat tentang Dian. Namun, tidak semua yang disampaikan Bu Tejo itu diterima begitu saja, sebab ada yang mengingatkan bahwa tidak elok menerima menelan informasi mentah-mentah tanpa mengetahui keakuratan sumbernya. Bu Tejo pun tidak peduli, dia terus melancarkan gosip keburukan Dian, apalagi ada salah seorang yang menyokong. Klimaksnya, terjadi pertengkaran seru antara Bu Tejo dengan Bu Ning yang ternyata memang famili Dian.

Singkat cerita, rombongan sampai rumah sakit. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Dian dan Fikri. Namun, Dian menyayangkan kedatangan para tetangganya itu, sebab Bu Lurah masih berada di ruang ruang perawatan intensif (ICU), belum boleh dijenguk oleh siapapun. Mendengar informasi ini, Bu Tejo langsung membalas dengan cibirian kepada Bu Ning yang menjadi inisiator tilik, tapi belum berbekal informasi akurat tentang kondisi Bu Lurah.

Di akhir cerita, setelah rombongan ibu-ibu pulang lantaran tidak jadi membezoek Bu Lurah, digambarkan Dian yang memasuki mobil sedan yang di dalamnya telah duduk seorang lelaki paruh baya yang dipanggilnya "Mas". Kepada lelaki itu, Dian mengungkapkan kegalauannya, kekhawatirannya, dan pertanyaannya bila mana ayah Fikri akan menikah dengannya.

Referensi