Ihamahu, Saparua Timur, Maluku Tengah: Perbedaan antara revisi
Penambahan isi. |
|||
Baris 258: | Baris 258: | ||
== Baileo == |
== Baileo == |
||
<center><gallery mode="packed"> |
<center><gallery mode="packed"> |
||
Berkas:Baileo Ihamahu 1.png |
Berkas:Baileo Ihamahu 1.png| Tampak samping Baileo Ihamahu. |
||
Berkas:Baileo Ihamahu 2.png |
Berkas:Baileo Ihamahu 2.png| Pintu dan tangga Baileo Ihamahu. |
||
Berkas:Baileo Ihamahu 3.png |
Berkas:Baileo Ihamahu 3.png| Hiasan ukiran dinding Baileo Ihamahu. |
||
Berkas:Baileo Ihamahu 4.png |
Berkas:Baileo Ihamahu 4.png| Ruangan Baileo Ihamahu. |
||
</gallery></center> |
</gallery></center> |
||
Revisi per 26 April 2020 05.16
Ihamahu
Noraito Amapatti | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Maluku |
Kabupaten | Maluku Tengah |
Kecamatan | Saparua Timur |
Pendirian | 1652 |
Dasar hukum | Perda No. 11/2012 |
Pemerintahan | |
• Raja | Agus Pattiiha |
Ihamahu adalah sebuah negeri di Kecamatan Saparua Timur, Maluku Tengah, Maluku, Indonesia.
Ihamahu merupakan negeri kembar dan saudara gandong dengan negeri Iha. Ihamahu mempunyai teung yaitu Noraito Amapatti. Ihamahu memiliki hubungan pela dengan negeri Amahai di selatan pulau Seram.
Sejarah
Setelah Kerajaan Iha kalah dari VOC dan berhasil dikuasai pada 1652, rakyat Iha yang mendiami pusat kerajaan, Amaiha, segera meninggalkan kerajaan; terjadi perpindahan penduduk secara besar-besaran ke kawasan yang dianggap rakyat aman untuk mendirikan permukiman baru. Pada masa yang sama, VOC mulai mengatur hak ulayat dan membagi-bagi tanah ulayat.[1] Meskipun demikian, terdapat sekelompok masyarakat yang bersedia menetap dan mendirikan sebuah negeri di pesisir serta memeluk agama Kristen,[a] sesuai dengan keinginan VOC. Lantas, VOC memberikan nama masyarakat tersebut Ihamahu. Kata Ihamahu berarti masyarakat Iha yang mau dibaptis. Kepada negeri baru ini pula VOC membagi-bagikan tanah soa Iha setelah membagikannya sebagian kepada Itawaka.[2][3] Negeri ini pun segera diberikan petuanan serta hak ulayat.[2]
Baileo
-
Tampak samping Baileo Ihamahu.
-
Pintu dan tangga Baileo Ihamahu.
-
Hiasan ukiran dinding Baileo Ihamahu.
-
Ruangan Baileo Ihamahu.
Lingkungan
Seperti ribuan pulau di Maluku lainnya, dalam rangka pelestarian lingkungan, Ihamahu juga memberlakukan adat sasi.[4] Pada 1982, Ihamahu dianugerahi penghargaan Kalpataru berdasarkan penyungguhan Universitas Pattimura.[5] Sejak penganugerahan tersebut, sebagai pihak berwewenang dalam pemberlakuan sasi, Kewang Ihamahu menambah kegiatannya dengan penanaman tanaman di sekitar mata air, penanaman bakau di pesisir, pemurnian air, dan perlindungan laut. Hukum adat setempat pun melarang pengambilan teripang, terumbu karang, siput laut, dan kayu garu untuk tujuan komersial.[6]
Putra daerah
- Johan Jehosefat Lilipaly, politikus partai sayap kiri di negeri Belanda
- Max Sopacua, politikus tanah air
- Carolijn Lilipaly, presenter di negeri Belanda
Lihat pula
Catatan kaki
Catatan
Daftar rujukan
- ^ Loupatti 2013, hlm. 30.
- ^ a b Loupatti 2013, hlm. 36.
- ^ Loupatti 2013, hlm. 38.
- ^ Western & Wright 1994, hlm. 80–81.
- ^ Western & Wright 1994, hlm. 103.
- ^ Western & Wright 1994, hlm. 104.
Daftar pustaka
- Loupatti, Stenli R. (2013). "Hijrah Masyarakat Iha di Pulau Saparua" (PDF). Jurnal Penelitian BPNB Ambon (edisi ke-V). Ringkasan (PDF).
- Western, David; Wright, R. Michael (1994). Strum, Shirley Carol, ed. Natural Connections: Perspectives In Community-Based Conservation (dalam bahasa Inggris). Washington, D.C.: Island Press. ISBN 1-55963-346-8.