Wikipedia:Artikel pilihan/Usulan/Proyek Strategis Nasional: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 25: Baris 25:
* Terdapat inkonsistensi pemakaian huruf kapital dalam penamaan jalan tol dengan nama: sebagian memakai "jalan tol X" (seperti pada daftar jalan tol di subbagian Jalan Tol Trans Sumatra), sebagian lagi memakai "Jalan Tol X" (seperti pada nama-nama subbagian jalan tol dalam bagian Proyek Utama). Sebaiknya penulisan jalan tol dengan nama dibuat serupa. Saran saya ditulis sebagai "Jalan Tol" saja, karena sebagaimana "Sungai X" (X bisa diisi Musi, Kapuas, Ciliwung, dan lain-lain), jalan tol bernama tersebut adalah unsur geografis yang pasti.
* Terdapat inkonsistensi pemakaian huruf kapital dalam penamaan jalan tol dengan nama: sebagian memakai "jalan tol X" (seperti pada daftar jalan tol di subbagian Jalan Tol Trans Sumatra), sebagian lagi memakai "Jalan Tol X" (seperti pada nama-nama subbagian jalan tol dalam bagian Proyek Utama). Sebaiknya penulisan jalan tol dengan nama dibuat serupa. Saran saya ditulis sebagai "Jalan Tol" saja, karena sebagaimana "Sungai X" (X bisa diisi Musi, Kapuas, Ciliwung, dan lain-lain), jalan tol bernama tersebut adalah unsur geografis yang pasti.
* Hindari kata-kata seperti "bahkan" yang terkesan memperkuat suatu pernyataan, agar tidak bias.
* Hindari kata-kata seperti "bahkan" yang terkesan memperkuat suatu pernyataan, agar tidak bias.
* Hindari kata-kata "(di)perlu(kan)" (seperti dalam kutipan "Percepatan pembangunan infrastruktur '''''diperlukan''''' untuk mendongkrak daya saing global Indonesia," atau "Indonesia '''''perlu''''' mengejar standar rata-rata stok infrastruktur negara maju yang mencapai 70%...") kecuali ada atribusi terhadap sumbernya. Misal, "Berdasarkan riset World Economic Forum..", atau "Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menyarankan..." agar sifat kalimatnya deskriptif, tidak imperatif.
* Hindari kata "(di)perlu(kan)" (seperti dalam kutipan "Percepatan pembangunan infrastruktur '''''diperlukan''''' untuk mendongkrak daya saing global Indonesia," atau "Indonesia '''''perlu''''' mengejar standar rata-rata stok infrastruktur negara maju yang mencapai 70%...") kecuali ada atribusi terhadap sumbernya. Misal, "Berdasarkan riset World Economic Forum..", atau "Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menyarankan..." agar sifat kalimatnya deskriptif, tidak imperatif.
* Hindari frasa "di mana" atau "dimana" untuk menjelaskan sesuatu (lihat artikel [[Preposisi]]).
* Hindari frasa "di mana" atau "dimana" untuk menjelaskan sesuatu (lihat artikel [[Preposisi]]).



Revisi per 9 Maret 2020 05.39

Proyek Strategis Nasional

Pengusul: Efendi Dreya (b • k • l) · Status:    Dalam diskusi

Artikel ini diikutsertakan dalam kompetisi Saraswati dan diusulkan menjadi artikel pilihan guna menambah poin. Terima kasih

Efendi Dreya (bicara) 8 Maret 2020 18.58 (UTC)[balas]

Komentar dari Mimihitam

Halo @Efendi Dreya, terima kasih atas kerja kerasnya dalam menulis artikel Proyek Strategis Nasional. Namun, masih banyak hal yang perlu diperbaiki agar bisa memenuhi kriteria Artikel Pilihan:

  1. Paragraf pembukanya terkesan seperti pembukaan brosur yang ingin mengajak orang untuk berinvestasi di Indonesia. Di Wikipedia, paragraf pembuka fungsinya adalah merangkum isi artikel (contohnya bisa lihat di artikel Ibnu Rusyd). Jadi kontennya dijabarkan di bagian isi, paragraf pembuka cukup menyiapkan pembaca untuk terjun lebih dalam. Saranku agar paragraf pembukanya dirombak total dan diganti dengan rangkuman bagian isi.
  2. Bagian "Latar belakang" juga tadinya ada di paragraf pembuka, sudah saya pindahkan ke bagian sendiri karena memang artikelnya perlu pembahasan tentang kenapa Proyek Strategis Nasional dilancarkan. Tapi perlu ditekankan yang perlu dijabarkan di sini adalah alasan yang secara eksplisit dikatakan pemerintah/akademisi sebagai hal yang melatarbelakangi PSN. Saat ini bagian latar belakang masih terkesan seperti riset asli karena sumber-sumbernya tidak langsung mengaitkan berbagai problema ekonomi/infrastruktur Indonesia dengan PSN. Jadi bagian ini juga perlu dirombak total.
  3. Secara umum gaya bahasa di artikelnya terkesan tidak netral karena terkesan seperti berusaha menjual proyek ini kepada umum. Gaya bahasa artikel di Wikipedia harus dingin dan deskriptif.
  4. Kalimat "Meski sudah dinaungin Perpres, Proyek Strategis Nasional tetap menemui hambatan." mending dihapus saja dan juga tidak cocok untuk ensiklopedia
  5. Bagian hambatan terlalu fokus pada penolakan warga di beberapa daerah. Sebaiknya dirombak menjadi "kritik" dan dimulai dengan kritik-kritik yang umum terhadap proyeknya (misalnya tuduhan kalau proyeknya akan membengkakkan utang, isu lingkungan hidup, dll), baru kemudian masuk ke yang spesifik di proyek tertentu
  6. "Dari 15 sektor Proyek Strategis Nasional dengan jumlah keseluruhan proyek sebanyak 225 proyek, terdapat empat proyek utama, yakni Jalan Tol Trans Sumatera, Jalan Tol Trans Jawa, bendungan, dan kilang minyak." ==> tidak ada rujukannya
  7. Secara umum pranala merah di artikelnya juga masih terlalu banyak

Demikian masukan dari saya, nanti kalau sudah dikerjakan akan saya beri tinjauan yang lebih mendetail. Terima kasih dan salam.  Mimihitam  8 Maret 2020 19.43 (UTC)[balas]

Komentar dari Dhio270599

Selamat siang @Efendi Dreya. Saya ingin membahas beberapa poin dahulu kali ini:

  • Berkas:Peta Jalan Tol Trans Sumatra.jpg: Sumbernya dicantumkan sebagai http://www.hutamakarya.com/. Namun, ketika dicari di Google, tidak ada gambar serupa yang mebgarah ke situs web Hutama Karya. Apakah bisa dirinci lagi sumbernya?
  • Terdapat inkonsistensi pemakaian huruf kapital dalam penamaan jalan tol dengan nama: sebagian memakai "jalan tol X" (seperti pada daftar jalan tol di subbagian Jalan Tol Trans Sumatra), sebagian lagi memakai "Jalan Tol X" (seperti pada nama-nama subbagian jalan tol dalam bagian Proyek Utama). Sebaiknya penulisan jalan tol dengan nama dibuat serupa. Saran saya ditulis sebagai "Jalan Tol" saja, karena sebagaimana "Sungai X" (X bisa diisi Musi, Kapuas, Ciliwung, dan lain-lain), jalan tol bernama tersebut adalah unsur geografis yang pasti.
  • Hindari kata-kata seperti "bahkan" yang terkesan memperkuat suatu pernyataan, agar tidak bias.
  • Hindari kata "(di)perlu(kan)" (seperti dalam kutipan "Percepatan pembangunan infrastruktur diperlukan untuk mendongkrak daya saing global Indonesia," atau "Indonesia perlu mengejar standar rata-rata stok infrastruktur negara maju yang mencapai 70%...") kecuali ada atribusi terhadap sumbernya. Misal, "Berdasarkan riset World Economic Forum..", atau "Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menyarankan..." agar sifat kalimatnya deskriptif, tidak imperatif.
  • Hindari frasa "di mana" atau "dimana" untuk menjelaskan sesuatu (lihat artikel Preposisi).

Saya usahakan untuk menambah masukan di lain waktu. Semangat dan terima kasih untuk kontribusi besar dalam membuat artikel tersebut :) Dhio270599 9 Maret 2020 05.39 (UTC)[balas]