Hollandsch-Inlandsche School: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 10: Baris 10:
* [[Tweede Inlandsche School]] (Sekolah Ongko Loro)
* [[Tweede Inlandsche School]] (Sekolah Ongko Loro)
* [[Schakel School]]
* [[Schakel School]]
* [[ Vervolg School]]
* [[HCS|Hollandsch Chineesche School (HCS)]]
* [[HCS|Hollandsch Chineesche School (HCS)]]
* [[Hollandsch Javaansche School]]
* [[Hollandsch Javaansche School]]
* [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO)]]
* [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO)]]
* [[AMS|Algemeene Middlebares School (AMS)]]
* [[HBS|Hogere Burger School (HBS)]]
* [[HBS|Hogere Burger School (HBS)]]
* [[HIK|Hollandsche Indische Kweekschool (HIK)]]
* [[HIK|Hollandsche Indische Kweekschool (HIK)]]

Revisi per 3 Juni 2008 00.42

Hollandsch-Inlandsche School (HIS) adalah sekolah pada jaman penjajahan Belanda. Pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 1914[1] seiring dengan diberlakukannya Politik Etis. Sekolah ini ada pada jenjang Pendidikan Rendah (Lager Onderwijs) atau setingkat dengan pendidikan dasar sekarang. HIS termasuk Sekolah Rendah dengan bahasa pengantar bahasa Belanda (Westersch Lager Onderwijs), dibedakan dengan Inlandsche School yang menggunakan bahasa daerah.

Sekolah ini diperuntukan bagi golongan penduduk keturunan Indonesia asli, sehingga disebut juga Sekolah Bumiputera Belanda. Pada umumnya disediakan untuk anak-anak dari golongan bangsawan, tokoh-tokoh terkemuka, atau pegawai negeri. Lama sekolahnya adalah tujuh tahun.

Peraturan Pendidikan 1848, 1892, dan Politik Etis 1901

Peraturan pendidikan dasar untuk masyarakat pada waktu Hindia Belanda pertama kali dikeluarkan pada tahun 1848, dan disempurnakan pada tahun 1892 di mana pendidikan dasar harus ada pada setiap Karesidenan, Kabupaten, Kawedanaan, atau pusat-pusat kerajinan, perdagangan, atau tempat yang dianggap perlu [1]. Peraturan yang terakhir (1898) diterapkan pada tahun 1901 setelah adanya Politik Etis atau Politik Balas Budi dari Kerajaian Belanda, yang diucapkan pada pidato penobatan Ratu Belanda Wilhelmina pada 17 September 1901, yang intinya ada 3 hal penting: irigrasi, transmigrasi, pendidikan.

Lihat pula

Referensi