Kamesywara: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Antapurwa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 1: Baris 1:
'''Kamesywara''' adalah raja [[Kerajaan Kadiri]] yang memerintah sekitar tahun 1180-1190-an, dengan bergelar '''Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawatara Aniwariwirya Anindhita Digjaya Uttunggadewa'''.
'''Kamesywara''' adalah raja [[Kerajaan Kadiri]] yang memerintah sekitar tahun 1180-1190-an, dengan bergelar '''Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawatara Aniwariwirya Anindhita Digjaya Uttunggadewa'''.


==Pemerintahan Sri Kameswara==
== Pemerintahan Sri Kameswara ==
Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Kameswara naik takhta. Peninggalan sejarahnya antara lain prasasti Semanding, 17 Juni 1182, dan prasasti Ceker, 11 September 1185.
Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Kameswara naik takhta. Peninggalan sejarahnya antara lain prasasti Semanding, 17 Juni 1182, dan prasasti Ceker, 11 September 1185.


Selain itu pada masa pemerintahan Sri Kameswara ini seorang pujangga bernama [[Mpu Dharmaja]] menulis ''[[Kakawin Smaradahana]]'', yang berisi kisah kelahiran [[Ganesha]], yaitu dewa berkepala gajah yang menjadi lambang [[Kerajaan Kadiri]] sebagaimana yang tertera pada prasasti-prasasti.
Selain itu pada masa pemerintahan Sri Kameswara ini seorang pujangga bernama [[Mpu Dharmaja]] menulis ''[[Kakawin Smaradahana]]'', yang berisi kisah kelahiran [[Ganesha]], yaitu dewa berkepala gajah yang menjadi lambang [[Kerajaan Kadiri]] sebagaimana yang tertera pada prasasti-prasasti.


''[[Kakawin Smaradahana]]'' juga mengisahkan terbakarnya [[Kamajaya]] dan [[Ratih]], menjelang kelahiran [[Ganesha]]. Pasangan dewa-dewi tersebut kemudian menitis dalam diri Sri Kameswara raja [[Kadiri]] dan permaisurinya yang bernama '''Sri Kirana''', putri [[Janggala]].
''[[Kakawin Smaradahana]]'' juga mengisahkan terbakarnya [[Kamajaya]] dan [[Ratih]], menjelang kelahiran [[Ganesha]]. Pasangan dewa-dewi tersebut kemudian menitis dalam diri Sri Kameswara raja [[Kadiri]] dan permaisurinya yang bernama '''Sri Kirana''', putri [[Janggala]].


Sejak berdiri tahun 1042, [[Kerajaan Kadiri]] dan [[Janggala]] selalu terlibat perang saudara. Pada tahun 1135 [[Sri Jayabhaya]] raja [[Kadiri]] berhasil menaklukkan [[Janggala]], berdasarkan prasasti Ngantang. Ditambah lagi dengan perkawinan Sri Kameswara dengan Sri Kirana membuat persatuan kedua Negara lebih erat lagi.
Sejak berdiri tahun 1042, [[Kerajaan Kadiri]] dan [[Janggala]] selalu terlibat perang saudara. Pada tahun 1135 [[Sri Jayabhaya]] raja [[Kadiri]] berhasil menaklukkan [[Janggala]], berdasarkan prasasti Ngantang. Ditambah lagi dengan perkawinan Sri Kameswara dengan Sri Kirana membuat persatuan kedua Negara lebih erat lagi.
Baris 14: Baris 14:
Tidak diketahui kapan pemerintahan Sri Kameswara berakhir. Raja [[Kadiri]] selanjutnya berdasarkan prasasti Kamulan (1194) adalah [[Kertajaya]].
Tidak diketahui kapan pemerintahan Sri Kameswara berakhir. Raja [[Kadiri]] selanjutnya berdasarkan prasasti Kamulan (1194) adalah [[Kertajaya]].


==Kepustakaan==
== Kepustakaan ==
* Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka.
* Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka.
* [[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara
* [[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara

Revisi per 1 April 2008 02.09

Kamesywara adalah raja Kerajaan Kadiri yang memerintah sekitar tahun 1180-1190-an, dengan bergelar Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawatara Aniwariwirya Anindhita Digjaya Uttunggadewa.

Pemerintahan Sri Kameswara

Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Kameswara naik takhta. Peninggalan sejarahnya antara lain prasasti Semanding, 17 Juni 1182, dan prasasti Ceker, 11 September 1185.

Selain itu pada masa pemerintahan Sri Kameswara ini seorang pujangga bernama Mpu Dharmaja menulis Kakawin Smaradahana, yang berisi kisah kelahiran Ganesha, yaitu dewa berkepala gajah yang menjadi lambang Kerajaan Kadiri sebagaimana yang tertera pada prasasti-prasasti.

Kakawin Smaradahana juga mengisahkan terbakarnya Kamajaya dan Ratih, menjelang kelahiran Ganesha. Pasangan dewa-dewi tersebut kemudian menitis dalam diri Sri Kameswara raja Kadiri dan permaisurinya yang bernama Sri Kirana, putri Janggala.

Sejak berdiri tahun 1042, Kerajaan Kadiri dan Janggala selalu terlibat perang saudara. Pada tahun 1135 Sri Jayabhaya raja Kadiri berhasil menaklukkan Janggala, berdasarkan prasasti Ngantang. Ditambah lagi dengan perkawinan Sri Kameswara dengan Sri Kirana membuat persatuan kedua Negara lebih erat lagi.

Kakawin Smaradahana merupakan cikal bakal kisah-kisah Panji yang populer dalam masyarakat Jawa. Tokoh Panji Inu Kertapati Asmarabangun merupakan pangeran Janggala yang menikah dengan Galuh Candrakirana putri Kadiri. Dalam beberapa pementasan ketoprak, tokoh Panji kemudian menjadi raja Janggala bergelar Kameswara. Hal ini tentu saja kebalikan dari fakta sejarah.

Tidak diketahui kapan pemerintahan Sri Kameswara berakhir. Raja Kadiri selanjutnya berdasarkan prasasti Kamulan (1194) adalah Kertajaya.

Kepustakaan

  • Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara


Didahului oleh:
Sri Gandra
Raja Kadiri
1180-1190-an
Diteruskan oleh:
Kertajaya