Akrura: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
new
 
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Akrura.jpg|right|300px|thumb|Ilustrasi adegan Akrura mengundang Kresna dan Baladewa ke [[Mathura]]. Lukisan dari [[Agra]], [[India]]. Dibuat sekitar [[abad ke-16]].]]
[[Berkas:Akrura.jpg|ka|300px|jmpl|Ilustrasi adegan Akrura mengundang Kresna dan Baladewa ke [[Mathura]]. Lukisan dari [[Agra]], [[India]]. Dibuat sekitar [[abad ke-16]].]]
'''Akrura''' {{Sanskerta|अक्रुर|Akrura}} adalah salah satu tokoh dalam [[mitologi Hindu]], seorang kesatria keturunan [[Yadu]], wangsa [[Yadawa]]. Ia merupakan putra Swapalka dan Gandini, bangsawan Yadawa. Ia dikenal sebagai sesepuh yang menjaga permata berharga bernama [[Syamantaka]].
'''Akrura''' {{Sanskerta|अक्रुर|Akrura}} adalah salah satu tokoh dalam [[mitologi Hindu]], seorang kesatria keturunan [[Yadu]], wangsa [[Yadawa]]. Ia merupakan putra Swapalka dan Gandini, bangsawan Yadawa. Ia dikenal sebagai sesepuh yang menjaga permata berharga bernama [[Syamantaka]].



Revisi per 23 November 2017 14.45

Ilustrasi adegan Akrura mengundang Kresna dan Baladewa ke Mathura. Lukisan dari Agra, India. Dibuat sekitar abad ke-16.

Akrura (Dewanagari: अक्रुर; ,IASTAkrura, अक्रुर) adalah salah satu tokoh dalam mitologi Hindu, seorang kesatria keturunan Yadu, wangsa Yadawa. Ia merupakan putra Swapalka dan Gandini, bangsawan Yadawa. Ia dikenal sebagai sesepuh yang menjaga permata berharga bernama Syamantaka.

Legenda

Dalam kitab Bhagawatapurana dan Wisnupurana diceritakan bahwa Akrura ingin menikahi Satyabama, putri Satrajit, bangsawan Yadawa. Sejak Satyabama menikah dengan Kresna, ia merasa cemburu. Selain Akrura, ada dua orang kesatria Yadawa lainnya yang mencintai Satyabama. Mereka adalah Satadanwa dan Kertawarma. Akrura dan Kertawarma menghasut Satadanwa untuk membunuh Satrajit. Satadanwa pun melakukannya. Karena takut akan pembalasan Kresna dan Baladewa, ia kabur dari Kerajaan Dwaraka. Saat kabur, Satadanwa pergi menemui Akrura dan memberikan permata Syamantaka milik Satrajit.

Akrura menyembunyikan permata Syamantaka di tempat yang menurutnya aman. Konon permata tersebut dapat membuat pemiliknya makmur dan kerajaannya dijauhi berbagai penyakit. Selama permata itu tersembunyi, Akrura melakukan berbagai yadnya (ritual suci). Ia melakukannya selama 62 tahun. Selama ia melakukan yadnya, tidak ada penyakit di kerajaan Dwaraka. Ia pun dianggap orang suci oleh para penduduk. Namun petaka terjadi setelah beberapa kerabat Akrura membunuh Yadawa lainnya, kemudian mereka kabur. Maka dari itu Akrura pergi dari Dwaraka. Setelah ia pergi, penduduk kerajaan Dwaraka tidak kebal lagi terhadap penyakit, sebab permata Syamantaka dibawa menjauh dari kerajaan tersebut. Para penduduk menganggap bahwa itu terjadi karena orang suci seperti Akrura telah pergi meninggalkan Dwaraka. Maka dari itu, mereka membawa Akrura kembali ke Dwaraka. Setelah Akrura kembali, penyakit pun lenyap dari Dwaraka.

Kresna berprasangka bahwa ketenangan menyelimuti Dwaraka bukan karena keberadaan Akrura, melainkan karena permata Syamantaka yang dibawa oleh Akrura. Kresna merundingkan hal tersebut bersama para Yadawa lainnya, kemudian Akrura diminta untuk datang ke rapat tersebut. Kresna menyuruhnya untuk mengaku, sebab Baladewa mencurigai Kresna sebagai pembawa permata itu. Akhirnya Akrura mengakui perbuatannya dan menunjukkan permata Syamantaka yang disembunyikannya kepada para Yadawa. Kresna berkata bahwa permata itu akan mendatangkan kedamaian dan ketenangan pada orang yang berhati suci. Bagi orang yang tidak berhati suci, maka permata itu akan mendatangkan kematian. Kresna menyarankan agar Akrura tetap menjaga permata tersebut, sebab tidak ada penyakit di Dwaraka selama Akrura menyimpan permata tersebut. Kresna tidak mau membawanya, sebab ia memiliki 16.000 istri. Sedangkan Baladewa suka minum minuman keras. Para Yadawa pun menyetujui usul Kresna.

Lihat pula

Referensi