El Niño–Osilasi Selatan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
RXerself (bicara | kontrib)
top, konsep
Baris 1: Baris 1:
[[Image:soi.svg|thumb|Grafik ''timeseries'' untuk ''Southern Oscillation Index'' (SOI) tahun 1876–2012.]]
{{tanpa_referensi|date=Desember 2010}}
{{Ilmu atmosfer}}
{{Ilmu atmosfer}}


'''El Niño–Osilasi Selatan''' ({{lang-en|'''El Niño–Southern Oscillation'''}}, '''ENSO''') adalah variasi [[angin]] dan [[suhu permukaan laut]] di wilayah tropis belahan timur Samudra Pasifik yang ireguler dan berkala. ENSO berpengaruh terhadap cuaca di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis Bumi. Periode panasnya disebut sebagai ''[[El Niño]]'' sementara periode dinginnya disebut ''[[La Niña]]''. "Osilasi Selatan" (bahasa Inggris: ''Southern Oscillation'') merupakan fenomena atmosfer yang menyertai perubahan suhu permukaan air laut. Tekanan udara permukaan yang tinggi dan rendah masing-masing menyertai El Niño dan La Niña.<ref name="CPC ENSO">{{cite web | author = [[Climate Prediction Center]] | publisher = [[National Centers for Environmental Prediction]] | title = Frequently Asked Questions about El Niño and La Niña | url = http://www.cpc.noaa.gov/products/analysis_monitoring/ensostuff/ensofaq.shtml#DIFFER | date = 2005-12-19 | accessdate = 2009-07-17}}</ref><ref>{{cite book |title=Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change |editor1-last=Solomon |editor1-first=S. |editor2-first=D. |editor2-last=Qin |editor3-first=M. |editor3-last=Manning |editor4-first=Z. |editor4-last=Chen |editor5-first=M. |editor5-last=Marquis |editor6-first=K.B. |editor6-last=Averyt |editor7-first=M. |editor7-last=Tignor |editor8-first=H.L. |editor8-last=Miller |chapter=Observations: Surface and Atmospheric Climate Change|publisher=Cambridge University Press |location=Cambridge |pages=235–336 |url=http://www.ipcc.ch/publications_and_data/ar4/wg1/en/ch3.html |last1=Trenberth |first1=K. E. |first2=P.D. |last2=Jones |first3=P. |last3=Ambenje |first4=R. |last4=Bojariu |first5=D. |last5=Easterling |first6=A. K. |last6=Tank |first7=D. |last7=Parker |first8=F. |last8=Rahimzadeh |first9=J. A. |last9=Renwick |first10=M. |last10=Rusticucci |first11=B. |last11=Soden |first12=P. |last12=Zhai}}</ref> Periode El Niño dan La Niña masing-masing berlangsung selama beberapa bulan untuk beberapa tahun dengan intensitas yang bervariasi.<ref>{{cite web|url=http://www.metoffice.gov.uk/research/climate/seasonal-to-decadal/gpc-outlooks/el-nino-la-nina/enso-description |title=El Niño, La Niña and the Southern Oscillation |publisher=MetOffice |accessdate=2015-08-18}}</ref>
'''El Niño–Osilasi Selatan''' ({{lang-en|El Niño–Southern Oscillation}} atau '''ENSO'''), adalah gejala penyimpangan (anomali) pada suhu permukaan [[Samudra Pasifik]] di pantai Barat [[Ekuador]] dan [[Peru]] yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Gejala ini lebih umum dikenal di kalangan awam dengan nama '''El Niño''' ([[bahasa Spanyol]], dibaca: "El Ninyo", yang berarti "anak laki-laki"). Gejala penyimpangan di tempat yang sama tetapi berupa penurunan suhu dikenal sebagai ''La Niña'' (dibaca "La Ninya", yang berarti "anak perempuan"). Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menamakan arus laut hangat yang kadang-kadang mengalir dari Utara ke Selatan antara [[pelabuhan]] Paita dan Pacasmayo di daerah Peru yang terjadi pada bulan Desember. Kejadian ini kemudian semakin sering muncul yaitu setiap tiga hingga tujuh tahun serta dapat memengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun.


==Konsep==
Nama El Niño diambil dari [[bahasa Spanyol]] yang berarti “anak laki-laki”, merujuk pada bayi [[Yesus Kristus]] dan digunakan karena arus ini biasanya muncul selama musim [[Natal]]; sedangkan La Niña berarti "gadis kecil". Karena fluktuasi dari tekanan udara dan pola angin di Selatan Pasifik yang menyertai El Niño, fenomena ini dikenal dengan nama Osilasi Selatan. Gejala El Niño tidak selalu diikuti dengan Osilasi Selatan, dan tanpa kombinasi keduanya efek global tidak terjadi.
ENSO merupakan sebuah fenomena iklim yang secara berkala berfluktuasi di antara tiga fase yaitu netral, La Niña, dan El Niño.<ref name="ENSO:Nutshell">{{cite web|date=2014-05-05 |title=What is the El Niño–Southern Oscillation (ENSO) in a nutshell? |author=L'Heureux, M. |url=https://www.climate.gov/news-features/blogs/enso/what-el-ni%C3%B1o%E2%80%93southern-oscillation-enso-nutshell |archivedate=10 April 2016 |deadurl=no |publisher=NOAA Climate.gov |archiveurl=https://www.webcitation.org/6gfne7sFA?url=https://www.climate.gov/news-features/blogs/enso/what-el-ni%C3%B1o%E2%80%93southern-oscillation-enso-nutshell }}</ref> El Niño dan La Niña membutuhkan perubahan kondisi baik di samudra maupun di atmosfer untuk terjadi.<ref name="ENSO:Nutshell"/>


[[Arus Humboldt]] bergerak ke arah utara dari [[Samudra Selatan]], umumnya membawa air dengan suhu yang relatif rendah, melewati pesisir barat Benua [[Amerika Selatan]] menuju wilayah tropis di sekitar daerah [[Peru]] tempat terjadinya ''[[upwelling]]''.<ref name="BoM ENSO Factsheet">{{cite web|date=2005-05-06 |title=El Niño, La Niña and Australia's Climate |url=http://www.bom.gov.au/info/leaflets/nino-nina.pdf |archivedate=2016-04-17 |deadurl=no |publisher=Australian Bureau of Meteorology |archiveurl=https://www.webcitation.org/6gq9Il8dd?url=http://www.bom.gov.au/info/leaflets/nino-nina.pdf |df= }}</ref><ref name="BoM Climate Influences:ENSO">{{cite web|date=2008-04-02 |title=El Niño Southern Oscillation (ENSO) |url=http://www.bom.gov.au/climate/about/australian-climate-influences.shtml?bookmark=enso |archivedate=2016-04-17 |deadurl=no |publisher=Australian Bureau of Meteorology |archiveurl=https://www.webcitation.org/6gq9Il8dd?url=http://www.bom.gov.au/info/leaflets/nino-nina.pdf |df= }}</ref> Di sepanjang [[garis khatulistiwa]], [[angin pasat]] menyebabkan arus laut di bagian timur Samudra Pasifik menggerakkan air bersuhu rendah di dalam lautan menuju ke permukaan. Fenomena ini menyebabkan suhu air di permukaan laut menurun.<ref name="BoM Climate Influences:ENSO"/> Dengan pengaruh angin pasat, arus air laut kemudian bergerak ke arah barat di sepanjang khatulistiwa dan perlahan dipanasakan oleh sinar Matahari.<ref name="BoM ENSO Factsheet"/> Akibat itu, suhu permukaan air laut di bagian barat Samudra Pasifik pun menjadi lebih panas sebanyak kurang lebih 8–10 °C daripada air di bagian timur Samudra Pasifik.<ref name="BoM ENSO Factsheet"/> Wilayah samudra yang lebih panas ini menyebabkan terjadinya [[konveksi]] yang menghasilkan awan yang menimbulkan hujan.<ref name="BoM Climate Influences:ENSO"/> Selama periode El Niño, air laut yang dingin hanya sedikit atau bahkan tidak ada seiring air di bagian tengah dan timur Samudra Pasifik memanas bersama dengan air di bagian barat.<ref name="BoM ENSO Factsheet"/>
El Niño terjadi karena pemanasan di ekuator samudra pasifik dan pemanasan global juga menjadi salah satu unsurnya.


== Efek di Indonesia ==
== Efek di Indonesia ==
Baris 12: Baris 13:


Di sisi lain, terutama di kawasan [[Amerika Selatan]] perubahan temperatur ini mengakibatkan [[kebinasaan ikan]].
Di sisi lain, terutama di kawasan [[Amerika Selatan]] perubahan temperatur ini mengakibatkan [[kebinasaan ikan]].

==Referensi==
{{reflist}}

{{iklim-stub}}
{{iklim-stub}}



Revisi per 30 September 2017 10.56

Grafik timeseries untuk Southern Oscillation Index (SOI) tahun 1876–2012.
Ilmu atmosfer
Meteorologi
Klimatologi
Fisika atmosfer
Kimia atmosfer

El Niño–Osilasi Selatan (Inggris: El Niño–Southern Oscillation, ENSO) adalah variasi angin dan suhu permukaan laut di wilayah tropis belahan timur Samudra Pasifik yang ireguler dan berkala. ENSO berpengaruh terhadap cuaca di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis Bumi. Periode panasnya disebut sebagai El Niño sementara periode dinginnya disebut La Niña. "Osilasi Selatan" (bahasa Inggris: Southern Oscillation) merupakan fenomena atmosfer yang menyertai perubahan suhu permukaan air laut. Tekanan udara permukaan yang tinggi dan rendah masing-masing menyertai El Niño dan La Niña.[1][2] Periode El Niño dan La Niña masing-masing berlangsung selama beberapa bulan untuk beberapa tahun dengan intensitas yang bervariasi.[3]

Konsep

ENSO merupakan sebuah fenomena iklim yang secara berkala berfluktuasi di antara tiga fase yaitu netral, La Niña, dan El Niño.[4] El Niño dan La Niña membutuhkan perubahan kondisi baik di samudra maupun di atmosfer untuk terjadi.[4]

Arus Humboldt bergerak ke arah utara dari Samudra Selatan, umumnya membawa air dengan suhu yang relatif rendah, melewati pesisir barat Benua Amerika Selatan menuju wilayah tropis di sekitar daerah Peru tempat terjadinya upwelling.[5][6] Di sepanjang garis khatulistiwa, angin pasat menyebabkan arus laut di bagian timur Samudra Pasifik menggerakkan air bersuhu rendah di dalam lautan menuju ke permukaan. Fenomena ini menyebabkan suhu air di permukaan laut menurun.[6] Dengan pengaruh angin pasat, arus air laut kemudian bergerak ke arah barat di sepanjang khatulistiwa dan perlahan dipanasakan oleh sinar Matahari.[5] Akibat itu, suhu permukaan air laut di bagian barat Samudra Pasifik pun menjadi lebih panas sebanyak kurang lebih 8–10 °C daripada air di bagian timur Samudra Pasifik.[5] Wilayah samudra yang lebih panas ini menyebabkan terjadinya konveksi yang menghasilkan awan yang menimbulkan hujan.[6] Selama periode El Niño, air laut yang dingin hanya sedikit atau bahkan tidak ada seiring air di bagian tengah dan timur Samudra Pasifik memanas bersama dengan air di bagian barat.[5]

Efek di Indonesia

Selain memberikan kerugian, El Niño juga memberikan keuntungan pada Indonesia. Contohnya, ikan tuna di Pasifik bergerak ke timur. Namun, ikan yang berada di Samudra Hindia bergerak masuk ke selatan Indonesia. Hal itu karena perairan di timur samudera ini mendingin, sedangkan yang berada di barat Sumatera dan selatan Jawa menghangat. Hal ini membuat Indonesia mendapat banyak ikan tuna dan ikan tuna pada daerah Indonesia bagian timur memiliki ukuran yang sangat besar jika dibandingkan dengan di daerah lain.[butuh rujukan]

Di sisi lain, terutama di kawasan Amerika Selatan perubahan temperatur ini mengakibatkan kebinasaan ikan.

Referensi

  1. ^ Climate Prediction Center (2005-12-19). "Frequently Asked Questions about El Niño and La Niña". National Centers for Environmental Prediction. Diakses tanggal 2009-07-17. 
  2. ^ Trenberth, K. E.; Jones, P.D.; Ambenje, P.; Bojariu, R.; Easterling, D.; Tank, A. K.; Parker, D.; Rahimzadeh, F.; Renwick, J. A.; Rusticucci, M.; Soden, B.; Zhai, P. "Observations: Surface and Atmospheric Climate Change". Dalam Solomon, S.; Qin, D.; Manning, M.; Chen, Z.; Marquis, M.; Averyt, K.B.; Tignor, M.; Miller, H.L. Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 235–336. 
  3. ^ "El Niño, La Niña and the Southern Oscillation". MetOffice. Diakses tanggal 2015-08-18. 
  4. ^ a b L'Heureux, M. (2014-05-05). "What is the El Niño–Southern Oscillation (ENSO) in a nutshell?". NOAA Climate.gov. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 April 2016. 
  5. ^ a b c d "El Niño, La Niña and Australia's Climate" (PDF). Australian Bureau of Meteorology. 2005-05-06. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2016-04-17. 
  6. ^ a b c "El Niño Southern Oscillation (ENSO)". Australian Bureau of Meteorology. 2008-04-02. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2016-04-17.