Kepayang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Zwobot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: jv:Pucung
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 39: Baris 39:
[[Kategori:Bahan makanan]]
[[Kategori:Bahan makanan]]


[[de:Keluak]]
[[jv:Pucung]]
[[jv:Pucung]]

Revisi per 8 Desember 2007 03.07

Kepayang/keluwek
Tumpukan buah kepayang siap diolah
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
P. edule
Nama binomial
Pangium edule

Kepayang, kluwek, atau keluwek (Pangium edule Reinw. ex Blume; suku Acariaceae, dulu dimasukkan dalam Flacourtiaceae) adalah tumbuhan berbentuk pohon yang tumbuh liar atau setengah liar. Orang Sunda menyebutnya picung atau pucung (begitu pula sebagian orang Jawa Tengah) dan di Toraja disebut panarassan.

Biji keluwek dipakai sebagai bumbu dapur masakan Indonesia yang memberi warna hitam pada rawon, daging bumbu kluwek, brongkos, serta sup konro. Bijinya, yang memiliki salut biji yang bisa dimakan, bila mentah sangat beracun karena mengandung asam sianida dalam konsentrasi tinggi. Bila dimakan dalam jumlah tertentu menyebabkan pusing (mabuk).

Biji kepayang siap dijual di pasar.

Racun pada biji ini dapat dipakai sebagai racun untuk mata panah. Biji ini aman diolah untuk makanan bila telah direbus dan direndam terlebih dahulu.

Kayu tanaman ini juga bernilai ekonomi, dengan berat jenis 450-1000kg.m-3.

Ungkapan "mabuk kepayang" dalam bahasa Melayu/Indonesia digunakan untuk menggambarkan keadaan seseorang yang sedang jatuh cinta sehingga tidak mampu berfikir secara logis.

Pranala luar