El Niño–Osilasi Selatan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{tanpa_referensi|date=Desember 2010}}
{{tanpa_referensi|date=Desember 2010}}

{{Ilmu atmosfer}}
{{Ilmu atmosfer}}


'''El Niño–Osilasi Selatan''', atau '''ENSO''', adalah gejala penyimpangan (anomali) pada suhu permukaan [[Samudra Pasifik]] di pantai Barat [[Ekuador]] dan [[Peru]] yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Gejala ini lebih umum dikenal di kalangan awam dengan nama '''El Niño''' ([[bahasa Spanyol]], dibaca: "El Ninyo" yang berarti "anak laki-laki kecil"). Gejala penyimpangan di tempat yang sama tetapi berupa penurunan suhu dikenal sebagai ''La Niña'' (dibaca "La Ninya"). Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menamakan arus laut hangat yang kadang-kadang mengalir dari Utara ke Selatan antara [[pelabuhan]] Paita dan Pacasmayo di daerah Peru yang terjadi pada bulan Desember. Kejadian ini kemudian semakin sering muncul yaitu setiap tiga hingga tujuh tahun serta dapat memengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun.
'''El Niño–Osilasi Selatan''' ({{lang-en|El Niño–Southern Oscillation}} atau '''ENSO'''), adalah gejala penyimpangan (anomali) pada suhu permukaan [[Samudra Pasifik]] di pantai Barat [[Ekuador]] dan [[Peru]] yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Gejala ini lebih umum dikenal di kalangan awam dengan nama '''El Niño''' ([[bahasa Spanyol]], dibaca: "El Ninyo", yang berarti "anak laki-laki"). Gejala penyimpangan di tempat yang sama tetapi berupa penurunan suhu dikenal sebagai ''La Niña'' (dibaca "La Ninya", yang berarti "anak perempuan"). Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menamakan arus laut hangat yang kadang-kadang mengalir dari Utara ke Selatan antara [[pelabuhan]] Paita dan Pacasmayo di daerah Peru yang terjadi pada bulan Desember. Kejadian ini kemudian semakin sering muncul yaitu setiap tiga hingga tujuh tahun serta dapat memengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun.


Nama El Niño diambil dari [[bahasa Spanyol]] yang berarti “anak laki-laki”, merujuk pada bayi [[Yesus Kristus]] dan digunakan karena arus ini biasanya muncul selama musim [[Natal]]; sedangkan La Niña berarti "gadis kecil". Karena fluktuasi dari tekanan udara dan pola angin di Selatan Pasifik yang menyertai El Niño, fenomena ini dikenal dengan nama ''El Niño–Southern Oscillation'' (ENSO). Gejala El Niño tidak selalu diikuti dengan Southern Oscillation, dan tanpa kombinasi keduanya efek global tidak terjadi.
Nama El Niño diambil dari [[bahasa Spanyol]] yang berarti “anak laki-laki”, merujuk pada bayi [[Yesus Kristus]] dan digunakan karena arus ini biasanya muncul selama musim [[Natal]]; sedangkan La Niña berarti "gadis kecil". Karena fluktuasi dari tekanan udara dan pola angin di Selatan Pasifik yang menyertai El Niño, fenomena ini dikenal dengan nama Osilasi Selatan. Gejala El Niño tidak selalu diikuti dengan Osilasi Selatan, dan tanpa kombinasi keduanya efek global tidak terjadi.


El Niño terjadi karena pemanasan di ekuator samudra pasifik dan pemanasan global juga menjadi salah satu unsurnya.
El Niño terjadi karena pemanasan di ekuator samudra pasifik dan pemanasan global juga menjadi salah satu unsurnya.


== Efek di Indonesia ==
Selain memberikan kerugian, El Niño juga memberikan keuntungan pada [[Indonesia]]. Contohnya, ikan tuna di Pasifik bergerak ke timur. Namun, ikan yang berada di [[Samudra Hindia]] bergerak masuk ke selatan Indonesia. Hal itu karena perairan di timur samudera ini mendingin, sedangkan yang berada di barat [[Sumatera]] dan selatan [[Jawa]] menghangat. Hal ini membuat Indonesia mendapat banyak ikan tuna dan ikan tuna pada daerah Indonesia bagian timur memiliki ukuran yang sangat besar jika dibandingkan dengan di daerah lain.
Selain memberikan kerugian<!-- perlu dijelaskan lebih lanjut....-->, El Niño juga memberikan keuntungan pada [[Indonesia]]. Contohnya, ikan tuna di Pasifik bergerak ke timur. Namun, ikan yang berada di [[Samudra Hindia]] bergerak masuk ke selatan Indonesia. Hal itu karena perairan di timur samudera ini mendingin, sedangkan yang berada di barat [[Sumatera]] dan selatan [[Jawa]] menghangat. Hal ini membuat Indonesia mendapat banyak ikan tuna dan ikan tuna pada daerah Indonesia bagian timur memiliki ukuran yang sangat besar jika dibandingkan dengan di daerah lain.{{fact}}


Di sisi lain, terutama di kawasan [[Amerika Selatan]] perubahan temperatur ini mengakibatkan [[kebinasaan ikan]].
Di sisi lain, terutama di kawasan [[Amerika Selatan]] perubahan temperatur ini mengakibatkan [[kebinasaan ikan]].


{{iklim-stub}}
[[Kategori:Perubahan iklim]]
[[Kategori:Perubahan iklim]]


{{iklim-stub}}
[[Kategori:Oseanografi fisik]]
[[Kategori:Oseanografi fisik]]

Revisi per 26 November 2015 17.48

Ilmu atmosfer
Meteorologi
Klimatologi
Fisika atmosfer
Kimia atmosfer

El Niño–Osilasi Selatan (Inggris: El Niño–Southern Oscillation atau ENSO), adalah gejala penyimpangan (anomali) pada suhu permukaan Samudra Pasifik di pantai Barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Gejala ini lebih umum dikenal di kalangan awam dengan nama El Niño (bahasa Spanyol, dibaca: "El Ninyo", yang berarti "anak laki-laki"). Gejala penyimpangan di tempat yang sama tetapi berupa penurunan suhu dikenal sebagai La Niña (dibaca "La Ninya", yang berarti "anak perempuan"). Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menamakan arus laut hangat yang kadang-kadang mengalir dari Utara ke Selatan antara pelabuhan Paita dan Pacasmayo di daerah Peru yang terjadi pada bulan Desember. Kejadian ini kemudian semakin sering muncul yaitu setiap tiga hingga tujuh tahun serta dapat memengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun.

Nama El Niño diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, merujuk pada bayi Yesus Kristus dan digunakan karena arus ini biasanya muncul selama musim Natal; sedangkan La Niña berarti "gadis kecil". Karena fluktuasi dari tekanan udara dan pola angin di Selatan Pasifik yang menyertai El Niño, fenomena ini dikenal dengan nama Osilasi Selatan. Gejala El Niño tidak selalu diikuti dengan Osilasi Selatan, dan tanpa kombinasi keduanya efek global tidak terjadi.

El Niño terjadi karena pemanasan di ekuator samudra pasifik dan pemanasan global juga menjadi salah satu unsurnya.

Efek di Indonesia

Selain memberikan kerugian, El Niño juga memberikan keuntungan pada Indonesia. Contohnya, ikan tuna di Pasifik bergerak ke timur. Namun, ikan yang berada di Samudra Hindia bergerak masuk ke selatan Indonesia. Hal itu karena perairan di timur samudera ini mendingin, sedangkan yang berada di barat Sumatera dan selatan Jawa menghangat. Hal ini membuat Indonesia mendapat banyak ikan tuna dan ikan tuna pada daerah Indonesia bagian timur memiliki ukuran yang sangat besar jika dibandingkan dengan di daerah lain.[butuh rujukan]

Di sisi lain, terutama di kawasan Amerika Selatan perubahan temperatur ini mengakibatkan kebinasaan ikan.