Interniran Belanda di Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

'''Interniran''' adalah sebutan bagi sekelompok orang dalam jumlah besar yang biasanya terdiri dari suatu suku bangsa, etnis, atau kewarganegaraan tertentu yang ditahan di sebuah penjara yang sangat luas, mirip kompleks atau kamp tahanan militer, namun isinya adalah warga sipil. Selama Perang Dunia II, banyak sekali kamp-kamp interniran yang dibuat oleh negara-negara yang berkonflik, seperti Nazi Jerman, Uni Soviet, Amerika Serikat, dan Jepang. Khusus dalam wilayah kekuasaan Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II, yang menjadi interniran kebanyakan adalah warga negara Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda. Untuk di Indonesia sendiri, karena wilayah ini dahulu adalah wilayah jajahan Belanda, maka Kekaisaran Jepang membangun kamp interniran di Indonesia kebanyak berisi orang-orang Belanda.[1]

Selama masa pendudukan Kekaisaran Jepang di Indonesia, sedikitnya ada 100.000 orang sipil Belanda yang menjadi tahanan atau interniran yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama Sumatra dan Jawa. Secara umum tentara Kekaisaran Jepang memperlakukan para interniran dengancara-cara buruk, karena memang kebijakan Tokyo untuk memperlakukan warga negara musuh dengan keji. Nasib para interniran ini tergantung pada komandan kamp, yang karakterisktiknya berbeda-beda, karena mereka memiliki kekuasaan yang abolut, seperti sipir tapi berpangkat.[2]

Biasanya para interniran Belanda dibiarkan mengurus diri sendiri seperti hidup biasanya, namun hanya dibawah pengawasasn ketat militer Kekaisaran Jepang. Biasanya para interniran juga mengalami kekerasan fisik, seksual, psikologis, dan tak jarang juga terserang penyakit-penyakit, seperti diare, disentri, dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah kebersihan dan kualitas makanan. Setelah Kekaisaran Jepang kalah dalam Perang Dunia II para interniran Belanda menghadapi ketidakpastian, karena kebanyakan dari mereka menjadi tahanan orang Indonesia,[3] seperti yang dilakukan oleh Kolonel Sabarudin di Sidoarjo, Jawa Timur.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Nino Oktorino, Ensiklopedia Pendudukan Jepang di Indonesia, (Jakarta, Elex Media Komputindo, 2013) hal. 44
  2. ^ Nino Oktorino, Ensiklopedia Pendudukan Jepang di Indonesia, (Jakarta, Elex Media Komputindo, 2013) hal. 57
  3. ^ Nino Oktorino, Ensiklopedia Pendudukan Jepang di Indonesia, (Jakarta, Elex Media Komputindo, 2013) hal. 56