Gas kota

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gas kota awalnya digunakan sebagai bahan bakar gas untuk pencahayaan pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 Masehi sebelum ditemukannya listrik. Jenis gas yang digunakan sebagai bahan gas kota ialah gas alam. Pembuatan gas kota melalui proses pirolisis, karbonisasi dan gasifikasi. Pada era modern, pemakaian gas kota bersaing sebagai sumber energi dengan berbagai jenis gas minyak cair.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Henry Cavendish, penemu hidrogen yang mengawali pengembangan gas kota.

Abad ke-19 hingga awal abad ke-20 Masehi[sunting | sunting sumber]

Gas kota pertama kali dikembangkan setelah penemuan hidrogen oleh Henry Cavendish pada abad ke-18 Masehi.[1] Gas kota dibuat untuk menggantikan ladang gas alam sejak pertengahan abad ke-19 Masehi.[2] Pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 Masehi, listrik belum ditemukan. Lampu jalan dan lampu ruangan memperoleh sumber pencahayaan dari gas kota. Fungsi gas kota sebagai bahan bakar utama untuk penerangan. Gas kota diproduksi menggunakan batu bara yang dipanaskan dalam suhu tinggi. Setelah gas kota muncul, gas ditangkap dan disimpan ke dalam pipa. Gas kota kemudian dikirim ke pelanggan. Pada periode ini, gas kota menggantikan lentera yang bahan bakar utamanya dari minyak atau lilin. Alasannya adalah harga gas kota yang lebih murah.[3]

Pertengahan abad ke-20 Masehi[sunting | sunting sumber]

Pada periode 1940-an hingga 1970-an, gas kota telah didistribusikan untuk keperluan industri dan rumah tangga. Keberadaan gas kota menjadi tarnsisi energi yang mengarah ke penggunaan energi netral terhadap karbon dioksida. Pembawa energi utama bagi gas kota ialah hidrogen. Gas kota pada periode ini meliputi hidrogen dengan komposisi hingga sebesar 50%. Sisanya meliputi karbon monoksida dab hidrokarbon jenis lain.[4]

Bahan pembuatan[sunting | sunting sumber]

Bahan bakar gas yang dibuat menjadi gas kota dikategorikan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim sebagai bahan bakar padat. Kategori ini ditetapkan karena asal produksi dari bahan bakar gas yang digunakan dalam pembuatan gas kota adalah bahan bakar padat.[5]

Gas alam[sunting | sunting sumber]

Gas kota dapat dibuat menggunakan gas alam tertentu.[6] Kesesuaian ini berkaitan dengan penggunaannya dalam bentuk jaringan. Gas alam yang digunakan sebagai gas kota harus memiliki kualitas yang sesuai untuk konsumsi gas di perumahan maupun industri. Selain itu, gas alam yang dibuat harus memenuhi persyaratan untuk penyaluran oleh perusahaan penyaluran gas kota.[7]

Biogas[sunting | sunting sumber]

Gas kota dapat dibuat menggunakan biogas. Kesetaraan nilai antara biogas untuk menghasilkan gas kota dinyatakan dalam satuan meter kubik dengan nilai kalor sebagai basis. Satu meter kubik biogas menghasilkan gas kota sebanyak 1,5 meter kubik.[8]

Pembuatan[sunting | sunting sumber]

Gas kota dibuat melalui proses bertahap yang bersifat kompleks. Metode pembuatannya bervariasi dari suatu lokasi ke lokasi lainnya.[9] Gas kota yang paling sederhana dapat dibuat menggunakan bahan bakar yang berbentuk padat. Proses pembuatannya melalui pirolisis, karbonisasi dan gasifikasi. Bahan bakar ini dapat berupa batu bara atau sampah dari kawasan perkotaan.[10]

Penyimpanan[sunting | sunting sumber]

Penyimpanan gas kota terbatas pada tempat-tempat tertentu.[11] Gas kota dapat disimpan dalam penyimpanan bawah tanah. Komposisi penyimpanan hidrogen sebelum penggunaan berkisar pada konsentrasi sebesar 20–60%. Hidrogen yang digunakan untuk gas kota ini disimpan di bawah permukaan tanah. Penyimpanannya pada gua-gua buatan yang dibentuk melalui pelarutan garam dengan pemompaan air.[12]

Pemakaian[sunting | sunting sumber]

Gas kota merupakan salah satu bentuk produk energi modern.[13] Gas kota merupakan salah satu bahan bakar pesaing bagi gas minyak cair. Dalam hal pemakaian, gas kota dapat bergantian pemakaiannya dengan gas minyak cair, minyak tanah dan briket batu bara.[14]  Gas kota yang dihasilkan dari gas alam dapat untuk keperluan rumah tangga, hotel dan restoran.[15]

Dampak lingkungan[sunting | sunting sumber]

Konsumsi terhadap gas kota merupakan salah satu sumber utama bagi emisi gas rumah kaca. Karena  gas kota diperoleh melalui pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi karbon dioksida yang sangat besar.[16]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Secretary of State for Business, Energy & Industrial Strategy (Agustus 2021). UK Hydrogen Strategy (PDF). hlm. 8. ISBN 978-1-5286-2670-5. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-08-19. Diakses tanggal 2023-06-19. 
  2. ^ Budiarto, H., Umam, F., dan Irawan, I. (Desember 2021). Gasifikasi: Teori, Perancangan dan Penerapan. Malang: Media Nusa Creative. hlm. 1. ISBN 978-602-462-814-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-29. Diakses tanggal 2023-06-19. 
  3. ^ Sulistyo, Eko (November 2021). Gautama, C., dan Nusantara, A., ed. Jejak Listrik di Tanah Raja: Listrik dan Kolonialisme di Surakarta 1901-1957. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 2. ISBN 978-602-481-676-6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-29. Diakses tanggal 2023-06-19. 
  4. ^ Boot, H., dan Perez, S. R. (2022). Bernatík, A., dan Fabiano, B., ed. "Why a Hydrogen Fireball should not be Modelled as a BLEVE Event" (PDF). Chemical Engineering Transactions. 90: 49. ISBN 978-88-95608-88-4. ISSN 2283-9216. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-10-12. Diakses tanggal 2023-06-19. 
  5. ^ Juhrich, Kristina (Juni 2016). "CO2 Emission Factors for Fossil Fuels" (PDF). Climate Change. 28: 38. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-03-07. Diakses tanggal 2023-06-19. 
  6. ^ Semin, dkk. (Juli 2022). Nasrudin, Moh., ed. Energi dan Produksi Bahan Bakar Gas. Pekalongan: PT. Nasya Expanding Managament. hlm. 186. ISBN 978-623-423-361-2. 
  7. ^ Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga (PDF). Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. hlm. 8. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-07-19. Diakses tanggal 2023-06-19. 
  8. ^ Pujiati, Dewi, N. K., dan Setiawan, D. (Oktober 2020). Tim Kreatif UNIPMA Press, ed. Produksi Biogas Berbasis Biomassa (PDF). Madiun: UNIPMA Press. hlm. 5. ISBN 978-602-0725-76-5. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-06-19. Diakses tanggal 2023-06-19. 
  9. ^ Information for the Assessment of Former Gasworks Sites (PDF). Sydney: Department of Environment and Conservation NSW. Juli 2005. hlm. 1. ISBN 1-74137-386-7. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-03-29. Diakses tanggal 2023-06-19. 
  10. ^ Khairil (2019). Buku Ajar Bahan Bakar dan Tanur. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. hlm. 34. ISBN 978-602-5679-52-0. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-29. Diakses tanggal 2023-06-19. 
  11. ^ Gaffney Cline (2022). "Underground Hydrogen Storage" (PDF). Gafney Cline. Introduction. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-08-19. Diakses tanggal 1 Mei 2023. 
  12. ^ RISC (2021). Hydrogen Storage Potential of Depleted Oil and Gas in Western Australia: Literature and Scoping Study (PDF). Perth: Geological Survey of Western Australia. hlm. 1. ISBN 978-1-74168-949-5. ISSN 1834-2280. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-10-08. Diakses tanggal 2023-06-19. 
  13. ^ Oktaviani, K., dkk. (Desember 2016). Manajemen Rantai Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Nasional (PDF). Jakarta Pusat: Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. hlm. 30. ISBN 978-602-0836-20-1. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-06-19. Diakses tanggal 2023-06-19. 
  14. ^ Nugroho, Hanan (Februari 2022). Beberapa Pemikiran Mengenai Pembangunan Industri Gas Bumi Indonesia:. Sleman: Penerbit Deepublish. hlm. 77. ISBN 978-623-02-4175-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-29. Diakses tanggal 2023-06-19. 
  15. ^ Chabibah (2019). Mahmud, ed. Ensiklopedia Pendapatan Nasional. Semarang: ALPRIN. hlm. 23. ISBN 978-623-263-388-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-29. Diakses tanggal 2023-06-19. 
  16. ^ Leung, M. K. H., dkk. (Juni 2013). Carbon Footprint Management Toolkit for Sustainable Low-Carbon Living (PDF). School of Energy and Environment City University of Hong Kong. hlm. 18. ISBN 978-962-442-358-7. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-09-03. Diakses tanggal 2023-06-19.