Ebulisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ebulisme adalah pembentukan gelembung gas di dalam cairan tubuh akibat tekanan yang rendah (contohnya di ketinggian). Ebulisme terjadi karena titik didih cairan menurun saat tekanan menurun. Dengan tekanan atmosfer di atas permukaan laut, air mendidih pada suhu 100 °C (212 °F). Pada ketinggian 18.900 m, air mendidih pada suhu 37 °C (98.6 °F), dan suhu ini merupakan suhu tubuh manusia pada umumnya. Batas ini disebut batas Armstrong.[1] Pada kenyataannya cairan tubuh tidak mendidih pada ketinggian ini karena kulit dan organ luar dapat menahan tekanan,[2] sehingga tekanan di dalam tubuh menjadi lebih tinggi-namun, pembentukan gelembung masih dapat menjadi masalah.

Gejala-gejala ebulisme[3] meliputi adanya gelembung di membran mulut dan mata, gelembung di dalam darah, dan pembengkakan kulit. Peredaran darah dan pernapasan mungkin terhambat atau terhenti. Jaringan otak tidak dapat menerima cukup oksigen akibat penghambatan arteri, dan paru-paru dapat membengkak dan mengalami pendarahan. Orang yang mengalami hal tersebut akan meninggal kecuali bila rekompresi dilakukan dengan cukup cepat sehingga gelembung dapat dikurangi sebelum kerusakan jaringan terjadi.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Davis, Jeffrey R., Johnson, Robert, and Stepanek,Jan, Fundamentals of Aerospace Medicine, 4th Edition (2008), hlm. 252.
  2. ^ Landis, Geoffrey A., "Human Exposure to Vacuum" (Diakses 2010-02-16).
  3. ^ Czarnik, Tam, "Ebullism at 1 Million Feet" (Diakses 2010-02-16).