Lompat ke isi

Dinasti Kim (Korea Utara)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dinasti Kim
Garis Keturunan Gunung Paektu
Three photos depicting each of the three members of the Kim family: Kim Il Sung, Kim Jong Il, and Kim Jong Un
Dari kiri ke kanan: Kim Il Sung, Kim Jong Il, dan Kim Jong-un
Keluarga indukKlan Kim Jeonju
NegaraKorea Utara
Tempat asalMangyongdae, Pyongyang
Didirikan9 September 1948; 77 tahun lalu (1948-09-09)
PendiriKim Il Sung
Kepala saat iniKim Jong-un
GelarPemimpin Tertinggi Korea Utara
Pemimpin Partai Buruh Korea
Gelar sapaan
  • Pemimpin Besar (Kim Il Sung)
  • Pemimpin Terhormat (Kim Jong Il)
Anggota
Anggota terkait
Istri-istri Kim Il Sung:
Putri-putri Kim Il Sung:

Istri-istri Kim Jong Il:
Putra-putra Kim Jong Il:
Putri-putri Kim Jong Il:

Keluarga Kim Jong-un:
TradisiJuche (Sepuluh Prinsip)
EstatTempat tinggal para pemimpin Korea Utara

Keluarga Kim, secara resmi disebut Garis Keturunan Gunung Paektu (Hangul: 백두혈통), dinamai dari Gunung Paektu, dalam wacana ideologi Partai Buruh Korea (WPK), dan sering disebut sebagai Dinasti Kim setelah berakhirnya Perang Dingin, merupakan garis keturunan kepemimpinan Korea Utara selama tiga generasi, yang berasal dari pendiri dan pemimpin pertama negara tersebut, Kim Il Sung. Kim Il Sung memerintah Korea Utara pada tahun 1948, setelah berakhirnya kekuasaan Jepang yang memecah belah wilayah tersebut pada tahun 1945. Setelah kematiannya pada tahun 1994, peran Kim Il Sung sebagai pemimpin tertinggi diwariskan kepada putranya, Kim Jong Il, dan kemudian pada tahun 2011 kepada cucunya, Kim Jong-un. Ketiganya menjabat sebagai pemimpin WPK, dan sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara sejak negara ini didirikan pada tahun 1948.

Pemerintah Korea Utara menyangkal adanya kultus kepribadian di sekitar keluarga Kim, dan menggambarkan pengabdian rakyat kepada keluarga tersebut sebagai manifestasi pribadi dari dukungan terhadap kepemimpinan negara mereka.[1] Keluarga Kim telah digambarkan sebagai monarki absolut[2][3][4] de facto atau kediktatoran turun-temurun.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. Jason LaBouyer "When friends become enemies — Understanding left-wing hostility to the DPRK" Lodestar. May/June 2005: pp. 7–9. Korea-DPR.com. Retrieved 18 December 2007.
  2. Young W. Kihl, Hong Nack Kim. North Korea: The Politics of Regime Survival. Armonk, New York: M. E. Sharpe, Inc., 2006. p. 56.
  3. Robert A. Scalapino, Chong-Sik Lee. The Society. University of California Press, 1972. p. 689.
  4. Bong Youn Choy. A history of the Korean reunification movement: its issues and prospects. Research Committee on Korean Reunification, Institute of International Studies, Bradley University, 1984. Pp. 117.
  5. Moghaddam, Fathali M. (2018). "The Shark and the Octopus: Two Revolutionary Styles". Dalam Wagoner, Brady; Moghaddam, Fathali M.; Valsiner, Jaan (ed.). The Psychology of Radical Social Change: From Rage to Revolution. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 285. ISBN 978-1-108-38200-7.

Bacaan tambahan

[sunting | sunting sumber]