Damarsi, Buduran, Sidoarjo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Damarsi
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenSidoarjo
KecamatanBuduran
Kode pos
61252
Kode Kemendagri35.15.15.2009
Luas-
Jumlah penduduk-/+ 4000 jiwa
Kepadatan-

Damarsi adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Di desa ini terdapat lembaga pendidikan dalam naungan NU Ranting Danarsi, diantaranya TK Al-Ihsan, MI Al-Ihsan dan pada tahun 1994 telah berdiri SMP Wahid Hasyim 11. Di bidang olah raga Desa Danarsi yang terkenal mempunyai tim sepak bolanya Yang terkenal dengan Nama PERSADA Damarsi, di tambah lagi dengan Grup musik Tradisional PATROL yang diberi nama UPO YO UPO pernah menjuarai lombah PATROL tingkat kabupaten. Perumahan Eliet pertama yang berdiri adalah GRAHA JUANDA yang terletak diutara yang berbatasan langsung dengan Kwangsan,sedati. mayoritas penduduknya adalah petani dan buruh pabrik

Sejarah Singkat[sunting | sunting sumber]

Damarsi berasal dari kata DAMAR = Lampu dan WESI = Besi, jadi Damarsi berasal dari gabungan dua kata DAMARWESI yang berarti lampu yang terbuat dari besi, sedang kan damarwesi sendiri masih ada hubungannya candi TAWANGALUN yang berada didesa BUNCITAN Kec. SEDATI. DAMARWESI sebagai simbul desa Damarsi secara kasatmata tidak nampak (tidak terlihat oleh mata telanjang). Menurut keterangan yang ada Damarsi secara ghaib dapat dilihat oleh bagi mereka yang mempunyai kemampuan melihatnya. Konon letak Damar/lampu tersebut berada diutara jalan Pahlawan Damarsi dan timur sungai (kalo ) Tembing sisi Utara dan tempat ini dikenal dengan nama BARONGORI.

Adapun Sejarah nya sebagai Berikut: Pada masa kerajaan Mojopahit ada seorang penguasa yang bernama Resi Tawangalun dia adalah penguasa di daerahnya,Raja Mojopahit tidak suka dengan daerah yang di kuasai Resi Tawanggalun karena orang-orang daerah tersebut terkenal kasar-kasar dan mempunyai kebiasaan memakan daging mentah. Resi Tawangalun mempunyai putri yang bernama putri Alun. Suatu ketika putri Alun menyukai Raja Brawijaya yaitu Raja Mojopahit pada masa itu. Putri Alun meminta kepada ayahnya Resi Tawangalun untuk mengubah dirinya menjadi cantik agar Brawijaya tertarik pada dirinya. Suatu ketika karena keegoisan sang raja Brawijaya dia mempersunting putri Alun untuk menjadi selirnya, lama kelamaan sifat asli putri Alun muncul dan terlihat oleh orang istana ketika putri Alun melihat daging yang berada di depannya dan dia memakan menta-menta daging tersebut. Kabar berita kalau putri Alun memakan daging mentah tersebut sampai di telinga Sang Raja, Raja Brawijaya marah dan kesal saat mendengar kabar tersebut, tanpa pikir lagi sang raja mengusir putri Alun dari istana dalam keadaan hamil. Putri Alunpun kembali ke ayahnya dan melahirkan anak yang di beri nama Aryo Damar. Waktu terus berjalan dan Aryo Damar sudah besar awalnya Aryo Damar mengira kalau Resi Tawanggalun adalah ayahnya tetapi dia ada keraguan karena ibunya memanggil Resi Tawangalun dengan sebutan ayah. Ario Damar penasaran dan dia menanyakan kepada ibunya siapa sebenarnya ayah kandungnya, putri Alun pun menjawabnya bahwa raja Brawijaya adalah ayah kandungnya. Ario Damar kemudian meminta restu dari ibu dan kakeknya untuk mencari ayah kandungnya. Ketika Ario Damar sudah sampai di Mojopahit dan bisa menghadap ke raja Brawijaya, Ario Damar mengaku bahwa dia adalah anak raja Brawijaya dari selir putri Alun, Raja Brawijaya tidak mau mengakui dia sebagai anaknya karena masi dendam telah ditipu. Raja pun memberi syarat yang mustahil untukdi penuhi oleh Ario Damar dan jika dia bisa memenuhi syarat tersebut Raja Brawijaya mau mengakui Ario Damar sebagai anaknya. Syarat yang pertama adalah membuat damar (lampu) yang tidak ada gantunganya . karena Ario Damar keturunan orang-orang sakti dia bisa membuat damar dari besi yang tidak ada gantungannya (yang sekarang menjadi nama desa DAMARSI dan lampu itu masih ada hingga sekarang,tapi hanya orang tertentu saja yg dapat melihatnya). Sang Raja belum bisa menerimanya dan memberi syarat yang ke dua kepada Ario Damar, Ario Damar disuruh mencari dan membawa tanah dari tempat asalnya (tanah yang tandus,sedati) yang harus sama dengan tanah yang berada di kerajaan (tanah yang subur, Trowulan) Ario damar berhasil melaksanakan tugas tersebut dengan meminta bantuan kakeknya, Raja Brawijaya makin kesal dengan Resi Tawanggalun karrna dia membantu cucunya, Raja Brawijaya yang sudah terlanjur kesal dengan Resi Tawanggalun, Dia memberikan syarat yang terakir yaitu jika dia bisa membunuh Resi Tawangalun maka Ario Damar akan diakui menjadi anaknya. Sebenarnya Ario Damar bisa melaksanakan tugas tersebut akan tetapi dia bingung harus bagaimana. Putrri Alun prihatin terhadap nasib anaknya dan mendirikan sebuah candi sebagai wujud rasa kasihnya terhadap Ario Damar. Ario Damar masuk kedalam candi yang memang khusus di buat untuk mendekatkan diri kepada tuhan, Ario Damar berpikir tentang makna-makna kehidupan dan juga pilihan-pilihan yang harus dia pilih, karena terlalu lamanya berada di dalam candi sampai-sampai keberadaannya tidak di ketahui lagi.