Cornelia Razoux Schultz-Metzer
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada November 2022. |
Cornelia Razoux Schultz-Metzer | |
---|---|
Anggota Volksraad | |
Masa jabatan 1935–1940 | |
Pengganti J. Ch. Neuyen-Hakker | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 27 Oktober 1898 Doesburg, Belanda |
Meninggal | 12 Maret 1992 Den Haag, Belanda | (umur 93)
Anak | 1. Jacqueline Florance Razoux Schultz,
2. Charles Razoux Schultz 3. Arie Razoux Schultz |
Sunting kotak info • L • B |
Cornelia Razoux Schultz-Metzer (27 Oktober 1898 – 12 Maret 1992) adalah seorang feminis dan politisi Belanda yang aktif pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Ia tercatat sebagai anggota Dewan Rakyat Hindia Belanda (Volksraad) perempuan pertama sepanjang sejarah setelah terpilih pada 1935.[1][2]
Kehidupan
[sunting | sunting sumber]Cornelia lahir dari pasangan suami istri Jacobus Cornelis Metzer dan Cornelia Hendrika Jansen.[1] Metzer adalah seorang perwira militer sedangkan Jansen adalah seorang manajer kolam renang. Cornelia mencatat rekam pendidikannya dengan mengambil gelar diploma di Kweekschool, Arnhem. Setelah lulus pada 1919, ia melanjutkan kariernya dengan menjadi guru. Ia mengajar di Arnhem selama 2 tahun dan di Den Haag dalam waktu yang lebih singkat.[3]
Pada 20 Mei 1922, ia memutuskan untuk mengakhiri masa lajangnya dengan menikah dengan seorang Indo-Eropa bernama François Marie Razoux Schultz yang saat itu berstatus sebagai mahasiswa jurusan teknik sipil. Usai lulus, pasangan tersebut kemudian pindah dari Belanda ke kota Batavia, Hindia Belanda dan tinggal di Meester Cornelis (sekarang Jatinegara) pada tahun yang sama. Di Batavia, François menjabat sebagai seorang insinyur di Departemen Teknis untuk Urusan Pelabuhan. Dari pernikahan dengan François, Cornelia memiliki 4 orang anak yang lahir dalam rentang 1923 hingga 1930.[3]
Pada tahun-tahun pertama kehidupannya di Batavia, Cornelia merasa kesulitan dalam beradaptasi dengan orang-orang sekitar. Terlebih, pada saat itu wanita-wanita Eropa di Hindia Belanda cenderung pasif. Oleh karena itu ia berusaha beradaptasi dengan cara terlibat aktif di masyarakat.[3]
Pada 1931 ia membantu mendirikan Vereeniging van Huisvrouwen te Batavia atau Asosiasi Ibu Rumah Tangga di Batavia. Pada tahun yang sama ia bersama Ellendt, salah satu pendiri Organisasi Perempuan Indo-Eropa (Indo-Europeesche Vrouwen-Organisatie, IEVO). juga mendirikan Perhimpunan Indo-Eropa (Indo-Europeesche Verbond, IEV). Serupa dengan IEV, IEVO memiliki syarat keanggotan yang terbatas. Keanggotaan IEVO hanya terbuka untuk wanita asli Eropa dan blasteran Indo-Eropa yang tinggal di Hindia Belanda saja. Dengan demikian, wanita asli Indonesia tidak bisa bergabung. Dengan adanya perhimpunan tersebut, IEVO bertujuan untuk mewadahi para perempuan Indo-Eropa di Hindia Belanda.[2]
Adanya semangat yang besar dari Cornelia untuk mengupayakan perjanjian Indo-Eropa dan siap menerima tugas baru untuk memimpin organisasi perempuan, membuat Ellendt mempercayakan IEVO kepadanya. Alhasil, Cornelia pun terpilih sebagai Presiden IEVO. Sejak itulah ia terjun dalam aktivisme perempuan di Hindia-Belanda. Di bawah kepemimpinannya, ia melakukan berbagai program, mulai dari membangun sekolah-sekolah yang mengajarkan keahlian mengasuh, memasak, membuat pakaian dan bahkan hingga pelatihan kilat kepada anak perempuan untuk menjadi pengasuh atau pengurus rumah. Melalui IEVO, Cornelia juga turut mendirikan sekolah dan perpustakaan di berbagai daerah di Jawa, seperti Bandung dan Mojokerto.[2]
Atas kepedulian Cornelia dalam bidang pendidikan, Kerajaan Belanda pun memberinya penghargaan Ksatria Ordo Oranje-Nassau, sebuah penghargaan yang diberikan pada orang yang dianggap berjasa pada masyarakat. Pada 1934 ia kemudian ditunjuk untuk menjadi komisioner pihak kepolisian untuk kelas kedua yang bertanggung jawab dalam menangani masalah wanita dan anak-anak.[2]
Kariernya meningkat setahun kemudian (1935) setelah Gubernur Jenderal Hindia Belanda yakni Bonifacius Cornelis de Jonge mengangkatnya sebagai anggota dewan rakyat perempuan pertama di Volksraad Hindia Belanda. Meskipun terpilih, saat itu perempuan belum bisa menggunakan hak pilih aktifnya. Dengan kata lain, saat itu seorang perempuan tidak bisa mengajukan diri untuk menjadi anggota Volksraad, melainkan harus ditunjuk oleh orang lain.[3]
Pada 1939, Cornelia ditunjuk kembali sebagai anggota Volksraad. Namun lantaran saat itu ia sedang berada di Belanda dan Nazi Jerman sedang melakukan invasi pada Belanda, maka ia tak bisa kembali ke Hindia Belanda. Akhirnya J. Ch. Neuyen-Hakker pun ditunjuk untuk menggantikan posisinya di Volksraad.[4]
Cornelia meninggal dunia di Den Haag pada 1992 saat ia menginjak usia 93 tahun.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Dehne, Han. "Cornelia Hendrika Metzer (1898-1992) » Stamboomgegevens Dehne » Genealogie Online". Genealogie Online (dalam bahasa Belanda). Diakses tanggal 2020-07-06.
- ^ a b c d "Perempuan Pertama di Parlemen Hindia Belanda". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. Diakses tanggal 2020-07-06.
- ^ a b c d e "Cor Razoux Schultz-Metzer | Vrouwelijke pioniers". Atria (dalam bahasa Belanda). 2018-09-03. Diakses tanggal 2020-07-06.
- ^ Susan Franceschet, Mona Lena Krook & Netina Tan (2018). The Palgrave Handbook of Women’s Political Rights. hlm. 231.