Lompat ke isi

Carmen de Hastingae Proelio

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Carmen de Hastingae Proelio (Tembang Palagan Hastings) adalah nama ciptaan abad ke-20 untuk Carmen Widonis (Tembang Guido), riwayat tertua dalam bahasa Latin tentang serbuan bangsa Norman ke Inggris yang berlangsung dari bulan September sampai bulan Desember 1066, yang dinisbatkan kepada Guido, Uskup Amiens. Guido adalah menak asal Ponthieu yang menjadi uskup dan administrator dengan latar belakang lingkungan biara. Ia dekat dengan kalangan istana Prancis, dan kemudian hari menjadi kapelan Matilda menak Flandria, permaisuri William Penakluk. Guido adalah paman dari Guido I, Bupati Ponthieu, tokoh yang ditonjolkan pada Tapestri Bayeux sebagai anak buah Adipati William yang menangkap Harold Godwinson, tokoh yang kelak dinobatkan menjadi Raja Inggris pada tahun 1064.

Sejarah dan latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Carmen ini sudah jamak diterima sebagai riwayat tertulis tertua yang sintas tentang peristiwa penaklukan bangsa Norman. Isi pokoknya adalah Pertempuran Hastings dan kesudahannya, kendati juga memuat keterangan tentang navigasi, tata laksana perkotaan, peritiwa pengepungan kota London, dan budaya gerejawi. Riwayat ini dikarang dalam bentuk puisi, terdiri atas 835 larik heksameter dan syair elegi dua kerat, yang terlestarikan hanya di dalam dua salinan abad ke-12 dari Biara Santo Ekarius-Matias di Trier, yaitu Bibliothèque royale de Belgique MS 10615-729, folio 227v-230v, dan Bibliothèque royale de Belgique MS 9799-809 (naskah yang kedua hanya berisi 66 larik terakhir).[1]

Diduga kuat carmen ini dianggit tidak lama sesudah William Penakluk dinobatkan menjadi Raja Inggris pada hari Natal tahun 1066, kemungkinan besar pada tahun 1067, seawal-awalnya pada hari raya Paskah tahun 1067, untuk dipertunjukkan di dalam pesta-pesta kerajaan di Normandia, tempat Raja William bermastautin. Motivasi yang melatarbelakangi pembuatan dan pertunjukan puisi ini masih terbuka untuk diperdebatkan. Mungkin saja Permaisuri Matilda memerintahkan pembuatan carmen ini sebagai materi hiburan sekaligus untuk mengenang keberhasilan suaminya menaklukkan Inggris, karena para permaisuri biasanya memerintahkan para rohaniwan untuk menulis sastra sejarah, dan Uskup Guido adalah orang yang terkenal di lingkungan istana ayah Matilda, Bupati Flandria. Di istana Bupati Flandria pula Uskup Guido menjadi saksi lahirnya sebuah piagam pada tahun 1056 bersama Bupati (kelak menjadi Raja) Harold, Bupati Guido, dan Bupati Eustace. Teori yang demikian muncul lantaran karya sastra ini mengagung-agungkan para sekutu dari Prancis, Boulogne, Ponthieu, Bretanye, Maine, dan kerajaan bangsa Norman yang baru berdiri di Apulia, Kalabria dan Sisilia. Semua sekutu tersebut mungkin sekali menghadiri perayaan Paskah supaya kebagian rampasan perang. Pada tahun 1066, mungkin saja Uskup Guido sedang berusaha memulihkan nama baiknya, yang mungkin sekali tercemar akibat keterlibatan kakak tirinya, Hugo, Bupati Ponthieu, dalam kematian Raja Harold, juga usaha para sesepuh keluarganya untuk membunuh sang adipati muda saat masih kanak-kanak. Uskup Guido sendiri sudah tidak disenangi Sri Paus, dan diduga ingin mendongkrak pamornya lewat dukungan orang Norman dengan cara menganggit carmen ini untuk menghormati William, serta mengundang Lanfranc dari Pavia, Abas Biara Saint-Étienne di Caen yang kelak menjadi Uskup Agung Canterbury (prakata puisi ini dipersembahkan kepada Lanfranc) untuk mengunakan pengaruhnya terhadap raja dan Sri Paus. Kemungkinan berikutnya (meskipun kedua kemungkinan tersebut tidak eksklusif satu sama lain) adalah Uskup Guido menganggit carmen ini untuk membagus-baguskan citra Eustace, Bupati Boulogne, di mata Raja William, supaya William berkenan membatalkan hukuman buang yang dijatuhkannya kepada Bupati Eustace menyusul kegagalannya menginvasi Inggris pada musim gugur tahun 1067 (nyatanya Eustace masih tidak disukai raja sampai menjelang akhir dasawarsa 1070-an).

Sebagai keterangan perdana tentang penaklukan bangsa Norman, nilai kesejarahan carmen ini sangat tinggi. Carmen ini adalah riwayat tertulis asli dengan penggambaran yang sangat hidup, dan praktis merupakan satu-satunya karya sastra yang beriwayat dari sudut pandang bangsa Norman secara terperinci. Tapestri Bayeux justru masih bermaslah. Identitas dan maksud pembuatnya tidak diketahui, sekalipun tapestri ini memuat bukti keterlibatan bangsa Inggris (misalnya cara mengeja khas Inggris) di dalam proses pengerjaannya.[2] Pada kenyataannya, justru penggambarannya yang sangat hiduplah yang membuat carmen ini dulu dicerca, baik sebagai karya sastra semu, usaha penipuan, atau sekurang-kurangnya sebagai sumber yang baru muncul belakangan pada abad ke-12. Frank Barlow berpendapat bahwa kemungkinan besar carmen ini berasal dari tahun 1067, dan mengikuti argumen-argumen Elisabeth van Houts di dalam artikelnya, "Latin Poetry and the Anglo-Norman Court 1066-1135: The Carmen de Hastingae Proelio," inilah pendapat ilmiah yang berterima umum.[3] Carmen ini juga menonjol dari segi sastra, karena meriwayatkan penaklukan bangsa Norman dengan istilah-istilah yang dipinjam dari syair wiracarita dan puja-puji zaman Karoling, tetapi dengan cara yang kontras dengan puisi-puisi puja-puji sezaman lainnya. Ironisnya, penggunaan bahasa klasik zaman Karling untuk menyifatkan diri William justru membuat kesetiaan dan ketakwaannya (dua nilai luhur politis yang diutamakan kulawangsa Karling dan kulawangsa Kapet) diragukan. Kenyataan ini mengindikasikan bahwa kontradiksi-kontradiksi dan kelemahan-kelemahan awal dari penaklukan maupun rezim William sudah tampak nyata pada tahun 1067, bahkan pada waktu Guido mengagung-agungkan William karena pencapaiannya.[4]

  • Carmen Widonis - The First History of the Norman Conquest, ditranskripsi, diterjemahkan, dan diulas oleh Kathleen Tyson, Granularity Press 2018.
  • Carmen de Triumpho Normannico - The Song of the Norman Conquest, ditranskripsi dari citra-citra digital naskah dan diterjemahkan oleh Kathleen Tyson, Granularity Press 2014.
  • The Carmen de Hastingae Proelio of Guy Bishop of Amiens, disunting oleh Catherine Morton dan Hope Muntz, Oxford, Clarendon Press 1972.
  • The Carmen de Hastingae Proelio of Guy Bishop of Amiens, disunting dan diterjemahkan oleh Frank Barlow, Clarendon Press 1999.
  1. ^ R. H. C. Davis, "The Carmen de Hastingae Proelio," The English Historical Review 93 (1978): 241-261 (253).
  2. ^ ""Who made the Bayeux Tapestry?"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Februari 2015. Diakses tanggal 02 Februari 2013. 
  3. ^ Elisabeth van Houts, "Latin Poetry and the Anglo-Norman Court 1066-1135: The Carmen de Hastingae Proelio," Journal of Medieval History 15 (1989): 39-62.
  4. ^ Thomas O'Donnell, "The Carmen de Hastingae Proelio and the Poetics of 1067," Anglo-Norman Studies 39 (2017): 151-162.
  • Davis, R. H. C. 1978. 'The Carmen de Hastingae Proelio'. The English Historical Review Jld. 93, No. 367, hlmn. 241–261 (JSTOR).
  • van Houts, Elisabeth. 1989. "Latin Poetry and the Anglo-Norman Court 1066-1135: The Carmen de Hastingae Proelio," Journal of Medieval History 15, hlmn. 39–62.
  • O'Donnell, Thomas. 2017. "The Carmen de Hastingae Proelio and the Poetics of 1067," Anglo-Norman Studies 39, hlmn. 151–162.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]