Caizi jiaren

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Caizi jiaren adalah genre fiksi Tiongkok yang biasanya menceritakan tentang romansa antara seorang pemuda sarjana dengan seorang gadis cantik, (Hanzi: 才子佳人; Pinyin: cáizǐ jiārén; Wade–Giles: Ts'ai-tzu chia-jen; harfiah: 'pemuda sarjana–gadis cantik'.[1][2]) Fiksi semacam ini sangat populer pada akhir Dinasti Ming dan awal Dinasti Qing.[3]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Tiga karya sastra di zaman Dinasti Tang yang sangat berpengaruh dalam pengembangan model caizi-jiaren adalah Biografi Yingying, Kisah Li Wa, dan "Huo Xiaoyu zhuan" (霍小玉傳, Kisah Huo Xiaoyu). Song Geng adalah sang penulis Yu Jiao Li (Iu-Kiao -Li) yang merupakan salah satu novel caizi-jiaren yang paling terkenal.[4] Profesor Universitas Yale, Chloë F. Starr yang juga seorang sarjana Tiongkok klasik menyatakan bahwa di antara yang paling terkenal adalah Yu Jiao Li, Ping Shan Leng Yan, dan Haoqiu zhuan.[3][5]

Romansa Kamar Barat dan Paviliun Peony adalah contoh umum opera-opera yang menggunakan gaya caizi jiaren dalam naskahnya di zaman dinasti Ming dan Qing. Kedua opera itu berkisah tentang pasangan kawin lari, kencan rahasia, atau pasangan yang sempurna namun tidak disetujui oleh orang tuanya. Tetapi genre ini akhirnya mencapai identitas budaya dan sejarah yang independen di awal Qing, ketika seorang penulis mulai menggunakan istilah "caizi jiaren" untuk novel-novel vernakular yang berisi sekitar dua puluh bab atau lebih yang memiliki karakter dan plot standar.

Novel Impian di Bilik Merah (Impian Paviliun Merah) yang muncul di pertengahan abad ke-18 mengkritik gaya caizi jiaren, namun sastrawan menganggapnya sebagai sesuatu yang bersifat inferior dan cabul. Menjelang abad ke-18, genre ini telah berkembang dari yang awalnya hanya pemuda sarjana-gadis cantik kemudian berkembang ke berbagai elemen lainnya seperti hakim dan ruang sidang, biarawan dan biarawati, rumah bordil, pekerjaan ilegal, dan lain sebagainya.[6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Zito, Angela; Barlow, Tani E. (1994). Body, Subject, and Power in China. University of Chicago Press. hlm. 232. 
  2. ^ Santangelo, Paolo (2006). From Skin to Heart: Perceptions of Emotions and Bodily Sensations in Traditional Chinese Culture. Otto Harrassowitz Verlag. hlm. 205. 
  3. ^ a b Starr, p. 40.
  4. ^ Song, p. 20.
  5. ^ Song, Geng, p. 2324
  6. ^ McMahon (1994), hlm. 231–233.

Bacaan lebih lanjut[sunting | sunting sumber]